Food

Granulated Sugar, Sehat Gak Sih Dikonsumsi?

by Wahyu Panca Handayani | January 24, 2022

Granulated Sugar, Sehat Gak Sih Dikonsumsi?

Granulated sugar atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama gula pasir ini pasti selalu ada dong di dapur rumahmu? Di kehidupan sehari-hari, kita cukup bergantung pada bahan pokok satu ini dalam banyak hal, entah itu membuat minuman, masak, atau bikin kue. Kehabisan stok gula di dapur saja sudah bikin kita pusing dan merasa ada yang kurang.

Tapi, kamu sudah tahu belum apa itu gula granulated, bagaimana gula putih tersebut dibikin, dan efek sampingnya pemakaian gula ini dalam jangka panjang? Demi kesehatan, kamu tentu wajib tahu semua asupan yang masuk ke dalam tubuhmu, apalagi kalau dikonsumsi tiap hari. Nah, di sini Nibble udah nyiapin penjelasan yang kamu perluin tentang gula satu ini, lho!

Mengenal Granulated Sugar

Source: Freepik

Gula pasir yang berwarna putih inilah yang dinamakan dengan gula granulated. Selain itu, gula ini juga bisa disebut refined sugar alias gula rafinasi karena dibuat dengan mengolah dan menyaring gula mentah yang masih belum bisa dikonsumsi hingga berulang-ulang.
Gula ini berbentuk butiran-butiran yang agak kasar tapi gak terlalu besar. 

Untuk warnanya, ada gula pasir yang masih berwarna kuning keemasan karena kadar molasesnya yang masih tinggi dan ada juga gula berwarna putih bersih karena sudah diolah ulang.

Nah, untuk menghasilkan gula seperti itu, prosesnya ternyata gak mudah, lho. Melansir dari Sugar.org, ada sembilan tahapan dalam proses pengolahan gula tebu sebelum akhirnya bisa konsumsi, mulai dari panen tebu sampai pengemasan gula pasir yang akan didistribusikan.

Proses Pembuatan Granulated Sugar

Source: Freepik

Seperti yang sudah dijelasin di atas, gula pasir ini harus melewatin proses yang panjang sebelum akhirnya tiba di gelas minuman yang akan kamu seduh. Bahkan, gula itu harus dikristalkan dan disaring beberapa kali sebelum siap dikonsumsi.

Langkah awal yang harus dilakukan tentu saja panen tebu lalu membersihkannya sebelum masuk ke dalam mesin pengolah. Tebu-tebu ini nantinya bakal dihancurin, direndam, dan diperas untuk diambil saripatinya atau yang disebut nira. Baru deh setelah itu nira yang berupa cairan itu direbus hingga mengental dan mengkristal yang disebut sebagai gula mentah.

Gula mentah ini masih belum bisa dikonsumsi lho, Nibblers. Para produsen tebu masih harus membuang kotoran-kotoran yang ada di dalamnya melalui beberapa proses pemurnian. Gak cukup diendapkan saja, gula mentah itu juga harus disaring dan ditambahkan beberapa enzim untuk memisahkan kotoran tersebut dan meningkatkan kadar manisnya.

Begitu gula tersebut sudah bersih dan kembali dikristalkan, masih ada lagi lho proses yang harus dilalui. Gula-gula itu kemudian diproses lebih lanjut untuk mengurangi jumlah molasses di dalamnya yang menyebabkan gula berwarna kuning keruh. Apalagi, banyak konsumen zaman sekarang yang lebih memilih menggunakan gula berwarna putih bersih. Setelah semua proses di atas, baru deh gula siap diedarkan dan dikonsumsi.

Efek Samping Konsumsi Gula Rafinasi

Dilansir dari Sehatq, gula rafinasi ini ternyata cukup berbahaya kalau terlalu banyak dikonsumsi. Pasalnya, gula olahan ini mengandung kalori kosong dan gak ada kandungan zat yang dibutuhin oleh tubuh. Apalagi, proses pengolahan yang berulang-ulang tersebut tentu saja bakal mengikis habis mineral, serat, dan vitamin yang ada di dalam tanaman tebu.

Gak hanya itu saja, gula pasir ini justru mengandung banyak garam dan lemak tambahan yang sebenarnya gak ada gunanya untuk tubuh kita, lho. Jadi, wajar saja kalau konsumsi gula rafinasi dalam jumlah banyak bisa berbahaya bagi kesehatan. Ini dia beberapa risiko yang dipicu oleh efek samping konsumsi gula pasir:

1. Obesitas

Seperti yang dijelasin di atas, gula itu tinggi banget kandungan kalorinya tanpa diimbangi oleh zat-zat lain yang dibutuhin oleh tubuh. Jadi, meskipun gula yang kamu konsumsi ini cuma sedikit, hal itu tetap saja nyumbangin banyak kalori yang nggak bisa dibakar di dalam tubuh. 

Nah, kelebihan kalori kosong ini akhirnya hanya menumpuk dalam bentuk lemak. Itulah kenapa berat badanmu bisa cepat naik meskipun kamu nggak banyak makan berat. Kalau dibiarkan terus-menerus, kamu bakal punya risiko terkena obesitas, lho.

2. Diabetes

Source: Freepik

Sudah bukan rahasia lagi kalau gula bisa ningkatin risiko diabetes. Penyebabnya, gula rafinasi yang kamu konsumsi itu akan ngehasilin banyak molekul fruktosa dan glukosa yang diserap ke dalam aliran darah. 

Meskipun pankreas akhirnya ngeluarin banyak insulin untuk netralin kadar gula darah itu, tubuh lama-lama akan jadi kebal dan gak lagi merespons insulin dengan baik. Akibatnya, kadar gula itu akhirnya menumpuk di dalam darah tanpa bisa diserap oleh sel-sel tubuh. Jika dibiarkan lama-lama, kamu pun akan berisiko kena diabetes jadinya.

3. Penyakit Jantung

Kalau kamu terlalu banyak mengonsumsi gula, apalagi gula granulated ini, risiko kamu terkena penyakit juga akan lebih tinggi. Bukan tanpa alasan, seperti yang sudah dijelasin, gula rafinasi ini mengandung banyak kalori kosong yang akhirnya akan jadi lemak lalu ningkatin kadar trigliserida dalam tubuh.

Apa yang terjadi kalau kadar trigliserida ini meningkat? Tingginya kadar trigliserida yang nggak diimbangi dengan jumlah HDL atau kolesterol baik yang cukup tentu akan ningkatin kolesterol jahat dalam darah. Lama-kelamaan, hati hingga jantung pun akan dilapisi lemak jenuh yang bisa berpotensi bikin kamu kena penyakit jantung.

Source: Freepik

Nah Nibblers, itulah hal-hal yang perlu kamu tahu tentang granulated sugar. Memang, gula olahan ini bikin makanan dan minuman kita terasa lebih nikmat, tapi risiko yang disebabkan oleh konsumsi gula ini juga besar, lho. 

Ada baiknya kamu mulai mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis yang mengandung banyak gula, terutama gula rafinasi. Kalau pengen yang manis-manis, banyak kok pemanis alami yang bisa kamu konsumsi, misalnya saja buah-buahan.