Bisnis co-working space dalam beberapa tahun belakangan semakin menggurita di Indonesia. Pihak developer gedung-gedung baru yang bermunculan pun mengadopsi konsep yang satu ini agar mampu lebih menjual ruang yang ada di dalamnya.Melonjaknya permintaan akan co-working space ini tidak lepas dari banyaknya start-up baru yang juga bermunculan. Start-up yang juga banyak merupakan UMKM ini memilih co-working space sebagai kantor karena banyak manfaat yang bisa didapat. Manfaat tersebut diantaranya adalah waktu sewa ruangan yang fleksibel hingga fasilitas yang cenderung lengkap.Bisnis co-working space ini tentunya akan terus berkembang. Saat ini tercatat ada lebih dari 60 juta unit UKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Jika 10% saja dari UMKM tersebut membutuhkan ruang kerja seperti co-working space, tentunya dibutuhkan setidaknya 6 juta ruang kerja dalam waktu dekat.Satu yang tidak diketahui banyak orang, ternyata saat ini ada sebuah co-working space yang secara khusus pada industri kuliner. Sesuai dengan misinya, Accelerice Indonesia hadir untuk mendukung ekonomi Indonesia lewat pengembangan bisnis kuliner.
Nasi Sebagai Nama Accelerice Indonesia
Accelerice secara resmi meluncurkan food innovation and knowledge hub pada tanggal 25 Maret 2019 berlokasi di daerah Kuningan, Jakarta. Nama Accelerice merupakan gabungan dari kata “Accelerator” dan “rice” (nasi), yang merupakan makanan pokok Indonesia. Nasi dipilih sebagai nama karena merupakan elemen utama dari Indonesia. Accelerice food innovation and knowledge hub mencakup gedung empat lantai dengan total area 1,300 meter persegi. Gedung ini dilengkapi dengan fasilitas seperti dapur, fasilitas research and development (R&D), cafe yang dapat digunakan untuk uji coba produk, area berkumpul, co-working space, event space, reference room untuk foto produk, dan referensi kemasan produk yang disponsori oleh Toko Kemasan Kita. Tidak hanya itu, Accelerice Indonesia juga menyediakan fasilitas bernama Toko Sebelah yang diperuntukan bagi para food startup menjual produk-produk mereka. Semua fasilitas ini disediakan Accelerice untuk menyambut para food startup yang membutuhkan dukungan secara lengkap. Nama nasi dipilih Accelerice karena mereka juga ingin setiap binaan bisa tumbuh seperti nasi. Keinginan besar dari Accelerice ini tergambar di dinding sebelah tangga lantai satu hingga empat. Dari lantai satu terdapat gambar ketika padi mulai ditanam. Di lantai empat, padi itu telah tumbuh dan dipanen menjadi beras yang kemudian dimasak menjadi nasi.
Food Startup Indonesia Accelerator (FSIA) Program
Sebagai food accelerator, Accelerice Indonesia berkolaborasi dengan Ultimate Robust Accelerator (Ultra) mengajak para food startup bergabung dalam Food Standup Indonesia Accelerator (FSIA) Program. Di dalam program ini food startup akan mendapatkan edukasi untuk dapat meningkatkan usahanya. FSIA diadakan beberapa kali dalam setahun dengan jumlah maksimum 30 startup pada setiap sesinya dan berlangsung selama 3.5 bulan. Sebagai persyaratan, food startup yang hendak bergabung dalam FSIA harus telah menjalankan usahanya setidaknya selama 6 (enam) bulan. Selama dua minggu pertama, food startup akan mendapatkan pengalaman langsung di fasilitas Accelerice food innovation and knowledge hub. Food startup juga mendapatkan berbagi ilmu dasar bisnis, seperti marketing, financial, food safety, dan workshop. Untuk 3 bulan sisa, food startup mendapatkan bimbingan melalui kursus online yang dimentori Iangsung oleh expert dalam bidang kuliner. Pada akhirnya, di akhir FSIA akan dipilih 10 food startup terbaik yang akan ikut dalam demo day. Demo day sendiri adalah hari di mana food startup akan dihubungkan dengan investor dan food brand besar. Pemilihan 10 besar food startup akan dinilai dari performa mereka berkembang dan berinovasi selama FSIA berlangsung.
Fasilitas Level Atas di Accelerice Indonesia
Beragam fasilitas ditawarkan oleh Accelerice di dalam gedung. Kerjasama mereka dengan Bekraf selaku pemerintah seakan membuka jalan bagi Accelerice untuk mendapatkan beragam sponsor terbaik lainnya.Di lantai satu, tersedia dapur serta sarana R&D dan product development. Semua fasilitas ini dibangun karena Accelerice ingin binaan mereka untuk terus berinovasi. Semua member yang bergabung dengan Accelerice mendapatkan kesempatan satu kali dalam seminggu untuk menggunakan dapur secara cuma-cuma.Untuk peralatan memasak di dapur, seperti panci dan oven, Accelerice dibantu oleh Welbilt dalam pengadaan barangnya. Produk dari Welbilt sendiri sudah sangat dikenal sebagai produk yang baik untu dapur modern.Yang menarik, di ruang product development ini tersedia beraneka macam produk memasak yang bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma oleh para member. Selain itu, di lantai satu juga tersedia Toko Sebelah. Di sini produk-produk dari binaan Accelerice dijual secara online dan offline sebelum akhirnya dinilai siap untuk dijual di retail besar. 50% dari total produk yang dijual oleh Toko Sebelah adalah produk yang dihasilkan oleh peserta FSIA batch 1.Beberapa produk dari peserta FSIA batch 1 saat ini sudah mulai dikenal di industri kuliner. Misalnya saja Kokumi yang saat ini tengah digemari karena minumannya yang memiliki warna unicorn dan Matchamu yang sudah dibantu sejak tahun 2017 hingga saat ini bisa produksi sendiri di Yogyakarta.
Siapkan Semua untuk Binaan
Lantai kedua dari gedung Accelerice merupakan sebuah ruangan besar yang bisa digunakan sebagai event space. Ada 2 ruang yang bisa disatukan hingga memiliki kapasitas 150 orang dalam satu kegiatan. Event space terbuka untuk digunakan bagi siapa saja yang ingin menyelenggarakan acara, meskipun yang menjadi prioritas adalah acara yang berhubungan dengan dunia kuliner.Google Indonesia adalah salah satu brand yang memang ruting menyelenggarakan acara di event space tersebut. Event “Google Membangun Negeri”, yakni sebuah acara yang meningkatkan awareness setiap pebisnis dari segi digital marketing, sangat selaras dengan misi dari Accelerice itu sendiri.Untuk lantai tiga, tersedia co-working space yang digunakan oleh berbagai perusahaan yang bergerak di bidang kuliner. Selain itu, beberapa peserta FSIA yang berasal dari Jakarta juga memanfaatkan lantai ini sebagai kantor mereka. Meskipun begitu, food start-up berbeda dengan start-up bidang lain, karena mereka tidak bisa hanya diam di kantor. Mereka harus melakukan eksplorasi ke luar untuk food tasting dan datang ke pameran-pameran dalam rangka research and development. Yang menarik, di lantai tiga ini tersedia sebuah ruangan khusus yang diberi nama Library Packaging Room dan Photography Room.Untuk Library Packaging Room, peserta FSIA bisa berkonsultasi dengan partner mengenai kemasan mana yang paling tepat untuk produk mereka. Accelerice bekerjasama dengan Toko Kemasan Kita untuk menyediakan berbagai kemasan yang dibutuhkan oleh binaan dari Accelerice sehingga mereka bisa melakukan trial & error.Sedangkan dalam Photography Room, disediakan jasa untuk melakukan pemotretan produk dari peserta FSIA. Tentunya pemotretan akan dilakukan oleh Fotografer yang sudah begitu mengenal dunia food photography.Lantai keempat merupakan private office yang digunakan oleh Accelerice. Di lantai terakhir ini juga dilakukan kurasi terhadap produk yang akan masuk untuk dijual di Toko Sebelah. Kurasi ini terutama dilakukan dari aspek legalisasi.
Tidak Lupakan UMKM
Pada awalnya, Accelerice menargetkan bisnis kuliner yang sudah ready to scale up. Namun, dalam perjalanannya, ternyata ada juga UMKM yang ingin ikut masuk ke dalam Accelerice. Adanya program membership merupakan sarana dari Accelerice untuk mengakomodir UMKM ini. Bahkan, peminatnya sungguh luar biasa besar. Salah satu keuntungan dari membership adalah UMKM ini juga bisa memanfaatkan fasilitas di lantai satu seperti perusahaan lain binaan Accelerice. Selain itu, Accelerice juga memberikan bantuan legalisasi hukum dan menghubungkan UMKM dengan rekan yang mereka butuhkan.Accelerice Indonesia juga memiliki program Payday Pop Up Lunch. Program ini adalah kesempatan bagi UMKM untuk menjual produk mereka di dalam lingkup gedung Accelerice saat waktu gajian tiba. Selama seminggu penuh UMKM ini dibolehkan untuk berjualan. Setiap bulannya ada 6 UMKM yang berpartisipasi dan selalu berganti tiap bulan.Ada beberapa rencana ke depan dari Accelerice yang akan dilakukan. Salah satunya Accelerice sedang mempersiapkan food tech incubator. Ini dikarenakan Accelerice melihat ada banyak food tech yang dimiliki Indonesia, tetapi mereka belum memiliki skill untuk menjual. Selain itu, Accelerice juga tengah menyiapkan cloud kitchen, sebuah konsep yang tentunya akan segera booming dalam waktu dekat.