Bagi kamu yang kurang familier dengan minuman beralkohol, boleh jadi memandang semua minuman itu sama. Mari kerucutkan pada tiga minuman beralkohol yang paling populer: bir, wine, dan whiskey. Jika kamu pemula soal minuman ini, mungkin sulit membedakan ketiganya. Biar kamu nggak penasaran, begini bedanya bir, wine, dan whiskey.
Perbedaan Utama
Photo source: Pexels/cottonbro
Pertama, kamu perlu tau dari mana sih sebetulnya alkohol itu? Jenis alkohol yang biasa diminum berasal dari gula. Saat gula bertemu ragi, maka ragi akan “memakan” gula dan merilis alkohol serta karbon dioksida.
Begitu semua gula itu hilang, cairan alkohol dasar yang sudah terbentuk tetap tertinggal. Cairan alkohol inilah yang mempunyai citarasa unik saat diminum. Nah, produksi minuman keras tidak bersumber dari input atau bahan yang berbeda, baik itu biji-bijian, anggur, maupun buah lainnya. Namun, perbedaan itu ada pada susunan kimiawi bahan-bahan tadi.
Lantaran semua alkohol berasal dari gula, faktor pembeda utama yang akan menentukan jenis minuman yang diproduksi ada pada bagaimana gula tersebut diproses oleh koloni ragi sekaligus konsentrasi atau kadarnya.
Bir Si Paling Populer
Photo source: Pexels/ELEVATE
Bir berawal dari biji-bijian. Sebagian besar bir berasal dari malted barley, tetapi ada juga yang memakai beras, gandum, dan jagung untuk menciptakan bir bersoda maupun bir putih.
Serupa dengan gandum dan barley yang dimakan, biji-bijian tersebut berupa molekul karbohidrat, bukan gula. Mengadopsi cara tubuh manusia mencerna karbohidrat untuk diubah menjadi energi, produsen bir pun membuat gula dari karbohidrat dalam biji-bijian lalu difermentasikan sampai menjadi bir enak yang memabukkan.
Sejarah Bir
Bir adalah minuman populer ketiga dunia setelah air dan teh. Diyakini bir sudah ada sejak era Neolitik atau sekitar 9.500 SM saat penanaman gandum mulai dilakukan. Catatan sejarah pertama tentang bir ditemukan pada naskah Mesir Kuno dan Mesopotamia. Para arkeolog pun sependapat bahwa bir menjadi instrumen penting dalam membangun peradaban.
Bir modern yang dinikmati saat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1516 saat Duke of Bavaria, William IV memberlakukan regulasi makanan bernama Reinheitsgebot. Peraturan itu hanya mengizinkan penggunaan air, hop, dan malted barley pada bir. Brewing menjadi istilah yang ditujukan pada produksi bir, sedangkan breweries adalah tempat pembuatan bir. Memproduksi bir pun bisa dilakukan dalam jumlah kecil atau di rumah, dikenal sebagai homebrewing.
Karakteristik Bir
Dibandingkan wine dan whiskey, bir lebih mudah dijumpai di Indonesia. Ciri khas bir cukup jelas sebetulnya, yaitu berwarna kuning keemasan dengan buih-buih atau busa putih di bagian permukaannya.
Bir mempunyai perpaduan rasa pahit dan asam. Hal ini terjadi karena bahan dasar pati yang difermentasi dalam waktu cukup lama. Namun, kadar alkohol bir terbilang rendah, rata-rata cuma 4-6% aja.
Wine Si Paling Mewah
Photo source: Pexels/Torsten Dettlaff
Wine identik dengan suasana fine dining yang elegan. Kehadiran wine dianggap bisa memberi sensasi bersantap istimewa dan mewah. Tak heran jika wine selalu hadir dalam momen-momen khusus atau perayaan hari spesial.
Wine adalah minuman alkohol yang dibuat dari hasil fermentasi buah anggur (wine grapes). Dalam pembuatan wine, ragi akan mengkonsumsi gula dalam anggur untuk kemudian diubah menjadi etanol dan karbon dioksida, serta merilis panas dalam prosesnya.
Varietas anggur dan jenis ragi berbeda akan menghasilkan wine yang berbeda pula. Perbedaan itu timbul akibat interaksi kompleks antara susunan kimiawi anggur, reaksi yang muncul saat fermentasi, lingkungan pertumbuhan anggur (terroir), dan proses produksi anggur.
Sejarah Wine
Wine juga sudah diproduksi lebih dari ribuan tahun lamanya. Catatan sejarah pertama anggur diketahui berasal dari kawasan Kaukasus di Georgia pada 6000 SM, Persia pada 5000 SM, serta Italia dan Armenia pada 4000 SM.
Dalam ritual keagamaan, wine memiliki peranan penting. Orang Mesir Kuno mengaitkan wine merah dengan darah, demikian pula dalam peradaban Yunani dan Romawi. Sementara, orang Katolik melibatkan anggur merah dalam perayaan Ekaristi.
Uniknya, viticulture atau winegrowing, alias penanaman anggur khusus wine di barat daya Amerika Serikat baru dirintis saat biarawan Katolik memproduksi wine di California dan New Mexico. Saat ini ada lima negara yang menjadi penghasil wine terbesar dunia, yaitu Italia, Spanyol, Prancis, Amerika Serikat, dan Cina.
Karakteristik Wine
Lantaran terbuat dari buah yang difermentasi, wine memiliki rasa agak asam dengan after taste pahit dan sedikit manis. Kandungan alkohol wine rata-rata mulai 6-21%. Ada banyak jenis wine yang bisa dinikmati, tergantung jenis buah yang dipakai. Misalnya, red wine, rose wine, atau white wine. Sedangkan anggur putih menghasilkan orange wine.
Lalu, ada juga sparkling wine yang melewati proses fermentasi sekunder untuk membentuk gelembung. Terakhir, ada wine dessert yang memiliki cita rasa manis dengan kandungan gula tinggi.
Whiskey Si Paling Bikin Mabuk
Photo source: Pexels/Pixabay
Whiskey atau wiski merupakan minuman beralkohol suling yang berasal dari hasil fermentasi tumbukan biji-bijian. Aneka biji-bijian dapat digunakan untuk membuat varian wiski berbeda, antara lain rye, jagung, barley, dan gandum.
Umumnya penyimpanan wiski dilakukan dalam tong kayu yang memakai kayu ek putih hangus. Dibandingkan dua saudara jauhnya, wiski memiliki lebih banyak kelas dan jenis. Semua dibedakan oleh fermentasi biji-bijian, distilasi, dan penuaan wiski dalam tong kayu.
Sejarah Whiskey
Proses penyulingan bisa kita telusuri lagi ke zaman Yunani di Alexandria, tepatnya pada abad ke-3 Masehi. Proses ini pun diwariskan berabad-abad kemudian ke Italia. Pada abad ke-13 Masehi terjadi proses penyulingan alkohol pertama dari anggur.
Seni penyulingan ini pun menyebar sampai Skotlandia dan Irlandia pada abad ke-15. Namun, alkohol semula lebih ditujukan untuk pengobatan alih-alih sebagai minuman. Dari Skotlandia pula wiski kemudian dikonsumsi sebagai minuman dan meluas sampai ke negeri tetangganya.
Karakteristik Whiskey
Wiski harus dibiarkan “menua” dan diperkuat dengan penyimpanan dalam tong. Minuman beralkohol ini tidak akan matang dalam botol sekalipun disimpan dalam waktu lama.
Kandungan alkohol wiski bervariasi, tetapi terbilang tinggi dengan kisaran sekitar 40%. Karena melalui proses aging, wiski memiliki warna kuning dan coklat keemasan. Beberapa varian wiski memiliki warna tambahan atau rasa yang memberi citarasa berbeda.
Bagaimana dengan Vodka?
Photo source: Pexels/Maor Attias
Perbedaan bir, wine, wiski, vodka ada pada proses penyulingan yang berasal dari air dan etanol. Air itu dibuat dengan menyaring jus beberapa bahan yang difermentasi, seperti gula, buah, biji-bijian, dan kentang.
Vodka mulai populer tahun 1940-an di Amerika Serikat, sampai kemudian didistribusikan di negara-negara Eropa Timur. Vodka tradisional mengandung 40% alkohol, sedangkan vodka di Uni Eropa minimum memiliki 37,5% alkohol dan di Amerika Serikat minimal 30%.
Vodka memiliki warna jernih dan dapat dikonsumsi tanpa bahan tambahan apa pun. Hal ini umum terjadi di negara Eropa Timur. Namun, vodka juga kerap dijadikan bahan campuran koktail, seperti White Russian, Bloody Mary, dan Moscow Mule.
Nah, sekarang sudah tau kan bedanya bir, wine, dan whiskey? Sesekali menikmatinya boleh-boleh aja, tetapi tetap konsumsi dengan bijak dan bertanggung jawab ya, Nibblers!