Sejarah Kyaraben
Tentunya banyak yang bertanya, sejak kapan fenomena membentuk karakter dalam bento kyaraben ini mulai ramai dibicarakan dan menjadi salah satu fenomena. Budaya menghias bent? diawali dengan praktik umum menambahkan hidangan sampingan bernama "Sosis Tuan Gurita" berupa sosis yang dibelah pada bagian bawahnya agar menyerupai gurita.Photo source: Playworld
Seiring berjalannya waktu, bento yang dibentuk sebagai karakter animasi ini pertama kali terlihat dalam buku "Kodomo no Kawa? O-bent?" yang diterbitkan oleh kelompok peneliti masakan, Furutani Masae, pada bulan Mei 1997. Kemudian, pada bulan Maret 2003, seorang perancang makanan bernama Yukiko Bureneku yang tinggal di Amerika Serikat juga menerbitkan sebuah buku yang berjudul "Kyarakut?-ippai no O-bent?".Evolusi Kyaraben
Sejak kemunculannya di beberapa buku tersebut, bento kyaraben mulai menjadi primadona. Dari yang awalnya hanya sebagai pematik anak-anak, kyaraben tumbuh menjadi sebuah kompetisi. Ibu-ibu di Jepang akan bangun lebih pagi untuk menyiapkan kyaraben terbaik agar bisa dijadikan bekal oleh anak-anak mereka.Photo source: Imgur
Pada tahun 2014, pemerintah Jepang bahkan membuat kompetisi khusus di Jepang yang bertujuan untuk semakin mempopulerkan salah satu bentuk makanan ini. Kompetisi semacam ini semakin banyak setiap tahunnya, dan tentunya semakin banyak pula pesertanya. Lahirnya kompetisi khusus ini secara tidak langsung membuat kreatifitas dalam membuat kyaraben semakin tinggi. Bahkan, karena terlalu lucu, tentu kita tidak akan tega untuk memakannya. Terlebih, jika kita ingat bahwa untuk membentuk kyaraben ini diperlukan cetakan khusus.Hype Kyaraben
Berangkat dari niat awal untuk menumbuhkan minat anak agar mau membawa dan memakan bekal, tentunya pemerintah Jepang sendiri tidak pernah menyangka bento kyaraben akan sangat mendunia seperti saat ini. Kesuksesan besar dari program pemerintah Jepang ini tidak terlepas dari campur tangan Food Blogger pemula di Jepang. Kemudahan dalam berbagai foto melalui smartphone dan media lainnya membuat fenomena kyaraben lebih mudah untuk meluas. Bahkan, menurut beberapa media, kinerja dari Food Blogger pemula ini dalam mempopulerkan bento kyaraben jauh lebih baik dibandingkan Chef profesional dan Kritikus makanan.Photo source: The Georgia Straight
Saat ini tercatat setidaknya sudah lebih dari 100 karakter yang digunakan dalam bento kyaraben dan masuk di beberapa buku resep masakan Jumlah yang luar biasa dan pastinya akan semakin bertambah, karena semakin banyak pula karakter animasi yang terus bermunculan setiap saatnya. Tidak menutup kemungkinan, di kemudian hari bukan hanya tokoh animasi Jepang yang menghiasi kyaraben. Bisa saja tokoh superhero Amerika Serikat atau bahkan Indonesia akan muncul, tergantung dari kreatifitas pembuat bento kyaraben.Sisi Gelap Kyaraben
Dibalik semua sisi positif dari kyaraben, ternyata bento kyaraben ini memiliki sisi gelap yang bahkan mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kompetisi antar Ibu dalam menyajikan bento kyaraben ini membuat semuanya berubah. Banyak Ibu yang harus bangun lebih awal, bahkan dari pukul 04:00, hanya untuk menyiapkan bento kyaraben terbaik. Banyak anggapan bahwa semakin baik orang tua dalam mengerjakan tugasnya, seperti menyiapkan bento, maka akan lebih terbuka pula kesempatan bagi anaknya untuk diterima di sekolah yang terbaik.Photo source: Feast
Setelah kyaraben selesai dibuat, masalah tidak hanya berhenti sampai di sana. Sesampainya di sekolah, terkadang seorang anak pun bisa mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari teman-temannya jika bento kyaraben yang dibawa tidak memiliki bentuk yang bagus. Bahkan, tidak sedikit anak yang direndahkan dan dikucilkan hanya karena bento kyaraben yang mereka bawa ke sekolah hanya menggunakan lauk yang sedikit. Banyak anggapan bahwa semakin banyak lauk yang digunakan dalam bento kyaraben seorang anak, maka berarti semakin makmur pula keluarga anak tersebut. Ternyata, selalu ada cerita di balik sebuah fenomena. Sekarang mungkin sudah waktunya kompetisi antar Ibu di sekolah disudahi. Kyaraben sudah seharusnya hanyalah sebuah bekal yang dibawa untuk dimakan, bukan untuk berkompetisi.