Terinspirasi Dengan Jepang

Beras Premium Jadi Andalan

Photo source: Pexels
Masyarakat Indonesia sampai saat ini masih terkesan masa bodoh dengan kualitas beras yang mereka konsumsi setiap harinya. Yang terpenting bagi mereka adalah beras tersebut memiliki kualitas yang baik dan rasa yang cocok untuk lidah mereka dengan harga yang relatif murah. Pada tahun 2017 tercatat pangsa pasar beras premium di Indonesia hanya 2% dari keseluruhan pasar. Sisa 98% masih dikuasai oleh beras medium. Perbedaan terbesar antara beras premium dan beras medium terdapat pada tingkat terlepasnya biji ari pada kulit beras. Pada beras premium, tingkat terlepasnya mencapai 100%, sedangkan pada beras medium hanya berkisar antara 80-95%. Selain itu, warna beras premium juga lebih cerah dibandingkan beras medium. Edukasi mengenai beras premium bagi masyarakat dan konsumen adalah hal yang terus dilakukan oleh beras SUMO. Selain dari kualitas beras premium yang disebutkan di atas, beras SUMO juga memiliki kelebihan dari sisi kebersihannya. Tanpa perlu dicuci terlebih dulu, beras ini dijamin dapat langsung diolah menjadi nasi. Ini dikarenakan beras SUMO sudah melalui proses CEBI, yaitu pencucian hingga 3 kali dengan air kualitas terbaik. Selain itu, di setiap kemasan beras SUMO, selalu dicantumkan kode produksi dan tanggal kedaluwarsa. Selain untuk mengikuti peraturan yang dikeluarkan pemerintah, kode dan tanggal ini dicantumkan agar pembeli bisa memperkirakan waktu terbaik untuk mengonsumsi beras tersebut. Maklum, beras SUMO dianjurkan untuk dikonsumsi paling lama 3 bulan setelah diproduksi agar mendapatkan kualitas standar yang terbaik. Beras SUMO sendiri telah mendapatkan sertifikasi halal grade A dalam sisi produksi dari gabah hingga dikemas dalam kemasan. Kegiatan produksi ini dilakukan secara modern demi menjamin kualitasnya. Selain itu, setiap 3 bulan sekali beras ini juga selalu diuji ke lab milik Sucofindo agar lebih meyakinkan masyarakat bahwa benar diproduksi tanpa bahan kimia.Produk Andalan di Atas Kompetitor

Photo source: Pixabay
Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017 menjelaskan bahwa dalam setiap kemasan beras premium maksimal ditemukan 15% beras yang patah. Beras SUMO, melalui salah satu kemasannya, yakni kemasan merah, bahkan hanya ditemukan 5% beras patahan. Ini merupakan jumlah yang jauh lebih baik dibandingkan standar yang telah ditetapkan pemerintah. Beras dalam kemasan merah ini memiliki tekstur pulen halus dan bisa dimanfaatkan untuk membuat sushi tanpa campuran apapun. Kemasan lain dari SUMO, yaitu kemasan kuning, memiliki patahan maksimal 15% atau sesuai dengan peraturan pemerintah. Teksturnya mirip dengan beras di kemasan merah, tetapi tidak terlalu lengket. Ini sesuai dengan keinginan sebagian besar masyarakat Indonesia yang menyukai nasi yang tidak terlalu lengket dan pulen. Kelebihan lain dari beras SUMO dibandingkan dengan beras dari produsen lain adalah setiap beras yang dikirimkan selalu dilampirkan Certification of Analysist (COA). Ini dilakukan agar setiap pembeli dapat percaya bahwa beras yang mereka konsumsi telah melalui proses analisis mendetail sehingga dapat dijamin kualitasnya. Bagaimana, tertarik untuk mencoba beras lokal berasa beras Jepang?