Sama seperti masakan lain pada umumnya, bumbu khas Jepang memainkan peranan penting dalam kelezatan makanan asal Negeri Sakura. Jika kamu ketagihan dengan kuliner asal Jepang, wajib juga nih buat mengetahui macam-macam bumbu khasnya.
Sedikit berbeda nih sama kuliner Indonesia yang punya banyak bumbu dan rempah, masakan asal negeri Sakura tergolong minimalis dalam hal bumbu. Meskipun cukup minimalis, tapi bisa menghasilkan bermacam rasa yang masuk di lidah bermacam kalangan. Terbukti dengan kelezatan makanan Jepang yang tersebar luas dan diterima di banyak negara.
Nah biar kamu makin paham tentang bumbu khas apa saja dalam sajian makanan Jepang, kali ini Nibble kasih infonya. Simak ya!
1. Miso
Salah satu bumbu khas Jepang yang paling populer dalam beragam sajian makanan adalah miso. Penggunaannya bisa beragam, dari mulai membuat kaldu sup, kuah ramen dan udon, bahan marinasi daging serta ikan, hingga saus salad.
Dilansir dari TasteAtlas dan TsunaguJapan, miso adalah semacam pasta yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai, garam, dan koji. Koji sendiri merupakan sejenis beras yang difermentasi, namun sering juga diganti barley, gandum, dan biji-bijian lainnya.
Ada banyak jenis miso yang berbeda-beda rasanya tergantung lamanya proses fermentasi dan bahan baku pembuatannya. Rasanya dari mulai manis yang ringan, asin dan penuh rasa, serta sangat gurih. Tiga jenis miso paling umum yakni yang berbasis beras alias kome, miso dari barley alias mugi, dan miso mame yang berasal dari kedelai.
Source: Istockphoto
2. Shoyu atau Kecap Asin
Bentuknya yang cair membuat soyu bisa digolongkan juga sebagai jenis saus khas Jepang. Tapi dalam masakan, perannya juga merangkap sebagai bumbu yang khas, karena hampir selalu ada. Masakan Jepang sangat lazim mendapatkan ekstra rasa asin dari kecap hasil fermentasi kedelai ini.
Sama seperti kecap di Indonesia ataupun Tiongkok, bahan baku utamanya adalah kedelai yang difermentasi. Rasa shoyu cukup asin, namun pas dikombinasikan dengan beragam makanan, aneka saus cocolan, dan bumbu lainnya. Paling umum, kecap asin ini digunakan untuk cocolan sushi, sashimi, dan juga tempura.
Source: Freepik
3. Su (Cuka Beras)
Bumbu khas Jepang berikutnya adalah Su alias cuka beras atau yang dalam bahasa Inggris disebut rice vinegar. Cita-rasanya memang asam, tapi bisa memperkuat rasa segar suatu makanan. Cuka beras ini sering dijadikan bahan penyedap nasi terutama pada olahan sushi dan nasi kepal onigiri.
Dua cuka berdasarkan bahannya yang paling umum digunakan dalam masakan Jepang adalah cuka beras (kome-su) dan cuka gandum (kokumotsu-su). Ada dua jenis cuka beras berdasarkan campurannya. Yakni nihaizu yang ditambahkan kecap asin atau garam, dan sanbaizu (ditambahkan kecap dan gula).
Source: Istockphoto
4. Mirin
Selain cuka, bahan fermentasi beras lainnya yang sering digunakan dalam masakan Jepang adalah mirin. Sebagai minuman fermentasi beras, mirin sangat mirip dengan sake tapi kandungan alkoholnya lebih rendah dan rasanya lebih manis. Awalnya memang ditujukan sebagai minuman beralkohol, tapi saat ini lebih lazim digunakan sebagai bumbu masakan.
Warna mirin pada umumnya emas terang hingga kuning gelap, dan bentuknya dari mulai cair sampai agak kental. Mirin sendiri sering dikelompokkan jadi tiga varietas berbeda berdasarkan kandungan alkoholnya. Hon mirin jadi yang punya persentase alkohol tertinggi, lalu shio mirin sekitar 1,5%, dan shin mirin yang kurang dari satu persen.
Source:Istockphoto
5. Shichimi dan Ichimi Togarashi
Bumbu khas masakan Jepang lainnya adalah shichimi togarashi dan ichimi yang sepintas cukup mirip. Shichimi secara makna bahasa yaitu “tujuh rasa” yang merupakan bubuk rempah dari tujuh bahan berbeda. Ketujuh bahan tersebut bervariasi, tetapi yang paling umum adalah cabai, biji wijen, lada sansho Jepang, biji rami, dan kulit jeruk.
Shichimi punya rasa pedas dan harum yang bisa menjadi tambahan rasa yang lezat untuk bermacam hidangan sederhana. Paling umum adalah menaburkan shichimi adalah pada hidangan mie seperti udon, soba, sup miso babi (tonjiru) dan beberapa hidangan donburi.
Sedangkan ichimi berasal dari kata “ichi” yang artinya satu karena memang hanya menggunakan satu bahan yakni cabai. Cabai yang dibentuk menjadi bubuk ini pastinya cocok untuk penggila kuliner pedas tanpa aroma harum rempah-rempah. Bahkan penggemar pedas sering mencampurkannya dengan rayu alias minyak cabai.
Source:Istockphoto
6. Gomashio
Taburan dalam masakan Jepang lainnya yang khas adalah goma atau gomashio. Goma sendiri punya arti biji wijen, sedangkan shio artinya garam, jadi biji wijennya dipanggang lalu dicampur garam dan digiling kasar. Bubuk bumbu ini bisa ditaburkan di atas gorengan ataupun kuah rebusan seperti pada goma ramen.
Jenis wijen yang paling umum digunakan adalah wijen putih (shiro goma), wijen hitam (kuro goma), dan wijen kuning keemasan (kin goma). Semuanya mengandung lemak serta vitamin yang sehat, menjadikannya bumbu yang cukup bergizi tinggi dan lezat. Bahkan wijen hitam sering juga digunakan dalam manisan, topping mochi, dan makanan panggang.
Source:Istockphoto
7. Kosho dan Sansho
Lada atau dalam bahasa Jepang disebut kosho, merupakan bumbu paling umum digunakan di seluruh dunia. Di Jepang sendiri juga mengenal lada sebagai bumbu masakan yang terbagi jadi dua jenis yaitu lada hitam dan putih.
Lada putih umumnya dijumpai dalam masakan Chinese atau makanan yang dipengaruhi budaya makan negeri Tiongkok tersebut. Sedangkan lada hitam yang umumnya digiling kasar, lebih dipengaruhi kuliner Barat semisal memarinasi daging panggang atau ikan.
Selain kosho, Jepang punya varietas ladanya sendiri yang diberi nama sansho. Ukurannya kecil dengan rasa yang sedikit pedas dan aromatik, serta sering digunakan untuk membumbui belut unagi. Sansho dalam bentuk bubuk kering juga sering dijadikan bumbu shichimi togarashi.
Source:Istockphoto
8. Yuzukosho
Berikutnya adalah yuzukosho yang merupakan bumbu tradisional Jepang yang menjadi makanan khas daerah Kyushu. Berbentuk pasta, bumbu ini dibuat dengan kombinasi fermentasi kulit yuzu cincang, garam, dan cabai hijau. Pasta berwarna kehijauan ini mempunyai rasa yang agak asam, harum, dan juga pedas.
Banyak hidangan daerah Kyushu yang memasukkan yuzukosho dalam resep mereka dan menikmati sensasi pedasnya. Umumnya pasta ini ditambahkan dalam hidangan seperti yakiniku, hot pot, sup miso, sushi dan sashimi. Bahkan yakitori, hingga ramen juga pas ditambahkan bumbu ini.
Source:Japan-glutenfree.com
9. Katsuobushi
Berikutnya ini pasti sudah kamu kenal jika sering menikmati sajian okonomiyaki atau takoyaki. Berbentuk seperti serutan yang halus, katsuobushi terbuat dari daging ikan bonito atau sejenis cakalang yang diasap hingga kering.
Kegunaan utama dari serutan ikan ini adalah untuk membuat sup kaldu atau dashi karena memberikan rasa umami yang alami. Rasa umami khas Katsuobushi berasal dari kandungan asam inosinatnya yang tinggi.
Source:Istockphoto
10. Konbu
Konbu merupakan sejenis ganggang laut, berwarna hijau gelap kehitaman yang biasanya berupa lembaran panjang dan kering. Di Jepang, konbu lebih umum dipakai dalam masakan berbahan dasar kaldu.
Lembaran kering ini sering dicampurkan dengan serutan katsuobushi untuk membuat dashi alias kaldu yang gurih. Cita-rasa umaminya memang sangat khas untuk jadi komponen utama dalam setiap masakan Jepang. Selain itu, bahan ini juga bisa dimasak langsung bersama sayuran dan daging.
Source:Istockphoto
Bumbu khas Jepang memang cukup minimalis jika dibandingkan bumbu masakan Indonesia, Chinese, atau bahkan India. Akan tetapi bumbu-bumbu tersebut mampu menciptakan rasa gurih sedap bahkan umami yang bikin nagih. Tertarik untuk langsung mengolah sajian makanan khas Jepang sendiri di rumah?