Daifuku adalah sejenis wagashi atau manisan Jepang berupa kue beras ketan dengan isian manis. Kudapan ini belakangan viral di media sosial seperti TikTok. Di Indonesia, orang bisa menyandingkan daifuku dengan mochi karena sama-sama memiliki bentuk bulat dan kenyal saat digigit.
Meski begitu, daifuku berbeda dengan mochi lokal yang kita kenal selama ini. Bahkan, daifuku dan mochi Jepang juga punya perbedaan. Lalu, apa yang bikin daifuku unik dan apa saja perbedaannya dengan mochi Jepang? Simak penjelasan berikut, yuk.
Daifuku, Manisan Bulat Kenyal
Dilansir dari laman Wikipedia, daifuku secara harfiah mempunyai arti keberuntungan besar. Wagashi ini berupa mochi bulat kecil dengan isian di dalamnya. Anko atau pasta kacang merah manis dari kacang azuki, jadi isian paling populer untuk daifuku.
Sebagai kudapan manis, daifuku paling nikmat disantap bersama teh hijau. Rasa manis daifuku bisa ternetralisir begitu kamu meminum teh hijau yang sedikit pahit.
Secara fisik, kulit luar daifuku berwarna putih, hijau pucat, atau pink muda. Diameter daifuku sekitar 4 cm, cukup mudah dihabiskan dalam satu atau dua gigitan.
Photo source: @mitsuki_akasaka_wagashi
Seluruh permukaan daifuku tertutupi lapisan tipis tepung beras, tepung jagung, atau tepung kentang. Ini bertujuan agar kue ini nggak mudah menempel ke jari atau satu sama lain.
Bagian dalamnya diberi isian padat dan banyak. Setiap kali kamu menggigit, hampir pasti kamu bisa menikmati isiannya. Selain anko, daifuku kerap berisi stroberi utuh diselimuti pasta kacang merah, vanila, atau coklat. Banyak juga isian lain yang bikin daifuku digemari banyak orang, seperti mocha, apricot, ubi ungu, cream rasa caramel, dan es krim.
Photo source: @momoteatoronto
Sejarah Daifuku
Mengutip Sakura.co, uzura mochi atau mochi dengan bentuk mirip burung puyuh disebut-sebut sebagai “leluhur” daifuku. Wagashi ini diyakini dikenal saat periode awal Edo (1603-1867).
Kemudian, pada 1875, seorang janda yang tinggal di Koishikawa, Edo membuat camilan berukuran kecil dan menambahkan gula dalam pasta kacang merah. Camilan ini disebut habotai mochi atau kue beras tebal perut lantaran isiannya mengembang dalam balutan kue beras.
Selang beberapa waktu, nama kudapan itu berganti menjadi daifuku mochi atau kue beras perut besar. Nama ini merupakan versi plesetan kata “fuku” yang dapat bermakna perut maupun keberuntungan.
Photo source: @uenoasako
Namun, jika memakai huruf kanji Cina, mochi daifuku bermakna kue beras keberuntungan besar. Karena dipercaya bisa membawa keberuntungan, daifuku kerap dihubungkan dengan perayaan Tahun Baru di Jepang serta festival musim semi lainnya.
Sementara itu, akhir tahun 1700-an daifuku panas populer dan disukai banyak orang. Daifuku panas ini dipanggang sehingga disebut daifuku mochi karena dipanggang. Sedangkan versi yang nggak dipanggang dikenal sebagai nama no anmochi atau kue beras kacang merah anko mentah, alias mochi manju.
Satu hal yang menarik, pasta kacang merah manis baru dikenal pada akhir abad ke-18. Pasalnya, gula masih jadi barang mewah ketika itu. Maka, daifuku mochi lebih sering diisi pasta kacang merah asin dan banyak dijual sepanjang peirode Meiji dan Taisho.
Photo source: @mitsuki_akasaka_wagashi
Perbedaan Daifuku dan Mochi
Lalu, apa perbedaan daifuku dan mochi?
Seperti kita tahu, mochi merupakan kue beras Jepang yang berasal dari beras ketan. Beras ketan digiling, dikukus, dan ditumbuk sampai menjadi gumpalan bola lengket.
Tekstur mochi sangat kenyal dan berwarna putih. Inilah warna alami mochi, sebagaimana beras ketan yang jadi bahan bakunya. Satu lagi, rasa alami mochi cenderung tidak manis. Jadi, salah jika kamu berpikir mochi Jepang selalu manis. Mochi bisa terasa manis karena diberikan bahan tambahan, apakah mau dibuat menjadi makanan ringan ataupun makanan penutup.
Daifuku punya beragam jenis isian yang bikin mochi Jepang ini lebih eye-pleasing.
Photo source: @lamaisondumochi
Jenis-jenis Daifuku
Keunikan daifuku berikutnya adalah isian atau filling yang beragam. Dari anko sampai es krim, ini jenis-jenis daifuku yang bisa kamu jumpai di toko wagashi, restoran, supermarket, hingga minimarket.
1. Daifuku Mochi
Tentu ada daifuku mochi original yang diisi anko. Kadang pewarna makanan ditambahkan untuk memberi warna mochi, tetapi rasanya tetap sama. Kalau kamu penyuka kacang merah, pasti suka sekali dengan daifuku mochi satu ini.
2. Ichigo Daifuku
Saat musim stroberi tiba, Ichigo daifuku ada di mana-mana. Sebuah stroberi utuh dibungkus lapisan tipis pasta kacang merah dan ditutup dengan mochi. Saat digigit, tekstur yang berbeda dari ketiganya justru berpadu sempurna. Selain stroberi, buah-buahan lain seperti melon, blueberry, peach, anggur, dan jeruk juga sering digunakan. Jadi penasaran gimana rasanya.
Photo source: @akane.h.0430
3. Mame Daifuku
Mame atau kacang, biasanya kacang merah atau kacang kedelai, dicampur dengan isian mochi. Hasilnya, mochi terasa lebih bertekstur dan lebih nikmat saat digigit.
4. Yomogi Daifuku
Versi mochi isi ini memakai yomogi atau daun mugwort Jepang yang diremas-remas sampai mengeluarkan warna hijau. Mochi pun berubah jadi hijau.
Tingkat kecerahan warna hijau tergantung dari banyak sedikitnya yomogi yang dipakai. Di beberapa bagian Jepang, daifuku ini disebut kusa daifuku.
5. Shio Daifuku
Nah, shio daifuku memakai kacang merah tanpa pemanis sebagai isian. Dahulu garam dijadikan bumbu pengganti gula, tetapi belakangan keduanya dipakai dalam takaran sempurna sehingga rasanya lebih seimbang.
6. Ume Daifuku
Ume, plum khas Jepang, dibungkus dengan pasta kacang merah, lalu dibungkus lagi dengan mochi. Manisnya mochi dan rasa asam ume berpadu harmonis saat digigit. Namun, ume daifuku cuma bisa dinikmati pada akhir musim dingin dan awal musim semi saat ume sedang mudah didapat.
7. Matcha Daifuku
Matcha daifuku tentu berisi creamy matcha dibungkus dalam mochi hijau. Teksturnya creamy, manis, dan makin enak saat disajikan dengan taburan bubuk matcha di atasnya.
Photo source: @daifuku.jakarta
8. Coffee Daifuku
Pecinta kopi pasti penasaran dengan coffee daifuku, mochi isi krim kopi. Ada daifuku yang pakai fresh cream, atau Café au lait Daifuku. Ada juga yang mencampur mochi dengan kopi dan menghasilkan warna kecoklatan dengan rasa dan aroma kopi yang khas.
9. Pudding Daifuku
Pudding daifuku atau custard daifuku menggabungkan citarasa tradisional Jepang dengan puding Jepang modern. Daifuku diisi dengan creamy custard mengandung karamel, atau isian pasta kacang merah dengan saus karamel sebagai topping. Rasanya? Mirip creme caramel, legit!
10. Nanjakora Daifuku
Kata "nanjakora" mewakili ekspresi aneh atau nggak percaya, seperti berkata, "Apa sih nih?" saat mencicipi daifuku ini. Pasalnya mochi diisi dengan kombinasi aneh berupa chestnut, stroberi, dan cream cheese. Nanjakora daifuku cuma dijumpai di Miyazaki, Kyushu.
11. Yukimi Daifuku
Yukimi daifuku atau mochi es krim secara teknis bukan daifuku. Ternyata ini merk populer mochi es krim yang dijual Lotte di Jepang. Meski dalam kondisi beku, kulit mochi tetap terasa lembut.
Varian rasanya macam-macam, seperti es krim coklat, stroberi, dan green tea. Oya, kata "yukimi" sendiri merujuk pada aktivitas menyaksikan turunnya salju dan parodi tsukimi daifuku yang dimakan sambil mengagumi pesona bulan.
Photo source: @tokyo_experiences
Bagaimana, udah nggak penasaran lagi kan dengan daifuku serta perbedaan daifuku dan mochi? Kamu bisa beli daifuku di supermarket Jepang seperti Papaya Fresh Gallery atau AEON Store lho. Nggak usah jauh-jauh kan buat cicipi mochi Jepang ini?