-
Pembuatannya Sangat Rumit
Photo source: Instagram @susan0803_
Jika kalian membeli lapis legit dengan ukuran original, maka akan kaget dengan harganya yang bisa dibilang cukup mahal. Di toko-toko kue, harga satu kotaknya mencapai Rp300 ribu sampai di atas Rp500 ribuan. Meskipun kalian bisa juga membeli dalam ukuran kecil, kurang lebih sepertiga dari ukuran originalnya, dengan harga sekitar Rp90 ribu hingga Rp100 ribuan. Apa sih yang membuat harga kue ini bisa cukup mahal dibanding kue lainnya? Salah satu jawabannya adalah proses pembuatannya yang sangat rumit. Bagaimana nggak rumit, kue yang umumnya memiliki lapisan berjumlah 18 ini harus dimasak secara bertahap. Pembuatnya harus mengontrol terus kue ini selama proses pembuatannya yang bisa berlangsung hingga 4-6 jam, lho. Ketelitian luar biasa juga sangat dibutuhkan ketika memanggang lapis legit ini. Bila muncul gelembung dalam lapisannya, sang pembuat harus mengeluarkan terlebih dulu dari oven. Kemudian gelembung itu harus dihilangkan satu per satu dengan cara ditusuk agar menghasilkan kue yang sempurna.-
Merupakan Kue Peninggalan Zaman Kolonial
Photo source: 24kitchen.nl
Kue lapis legit memiliki nama lain kue spiku atau spekuk. Nama tersebut berasal kata dari bahasa Belanda yakni Spekkoek. Berdasarkan sejarahnya, kue ini sudah berkembang di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda. Kata Spek dalam bahasa Belanda memiliki arti bacon atau lemak babi. Konon, pada zaman dulu resep-resep kue menggunakan lemak babi sebelum diganti butter atau mentega. Ada juga yang mengatakan istilah spek tersebut karena bentuknya yang berlapis menyerupai irisan daging bagian perut babi. Sejarawan lain, seperti dikutip dari Keasberry, mengungkapkan bahwa istilah spek berasal dari kata specu yang merupakan kependekan dari kata specerijen yang memiliki arti rempah-rempah. Istilah specu sendiri karena kue lapis legit menggunakan campuran rempah-rempah di dalamnya.-
Sering Tertukar dengan Lapis Surabaya
Photo source: harvestcake
Fakta menarik lainnya dari lapis legit ini adalah seringnya ia tertukar dengan kue lapis Surabaya. Padahal keduanya banyak sekali perbedaan yang bisa langsung dilihat, mulai dari bentuk hingga rasanya. Memang sih, keduanya merupakan jenis bolu tinggi lemak dan sama-sama mempunyai lapisan, tapi secara tekstur sangat berbeda. Tekstur lapis legit lebih kokoh dan padat dibanding lapis Surabaya yang lembut dan empuk. Lapisannya pun juga jauh berbeda jumlahnya di mana lapis Surabaya hanya terdiri atas tiga lapisan dengan ukuran tebal. Teknik dan proses pembuatan keduanya juga sangat berbeda. Chef Ismayani yang dikutip dari Kompas, mengungkapkan tiap lapisan dari lapis legit harus dioven satu per satu dalam satu loyang, sedangkan pada lapis Surabaya harus menggunakan tiga loyang berbeda. Nantinya ketiga lapisan dari lapis Surabaya akan direkatkan menggunakan krim atau selai.4. Lambang Kemakmuran
Photo source: harpersbazaar
Bagi kalangan masyarakat Tionghoa, kue lapis legit menjadi kudapan 'sakti' yang wajib hadir saat perayaan tahun baru Imlek. Kue klasik ini juga menjadi kuliner wajib yang biasa dihidangkan sebagai simbol doa terbaik. Banyaknya lapisan pada kue klasik ini diibaratkan sebagai rezeki yang berlapis-lapis dan gak ada habisnya. Harganya yang relatif mahal karena proses pembuatannya memakan waktu lama disertai kecermatan tinggi, membuat kue ini semakin sahih dianggap sebagai sebuah simbol kemakmuran.-
Menjadi Salah Satu Kue Terenak di Dunia
Photo source: Freepik
Kalian sudah tau belum bahwa lapis legit juga termasuk kuliner khas Indonesia yang mendunia lho. Bentuknya yang unik berlapis-lapis ditambah dengan cita rasa yang kaya akan rempah-rempah membuatnya layak untuk dikenal dunia. Oleh CNN, kue dengan 18 lapisan khas dari Indonesia ini dinobatkan sebagai salah satu dari 17 kue nasional terlezat di dunia. Gak tanggung-tanggung, lapis legit juga bersanding dengan kue terkenal dunia lainnya seperti Pavlova dari Selandia Baru, Swedish Prince Cake dari Swedia, dan Tiramisu dari Italia. Itu tadi deretan fakta lapis legit yang menarik untuk diketahui. Ternyata kue klasik ini sudah mendunia ya, gak nyangka kan? Lestarikan terus kekayaan kuliner bangsa kita, yuk!