Kalau kamu adalah pencinta dimsum dan siomay, harus banget tahu yang namanya gyoza. Salah satu jenis dimsum ini berisi daging cincang yang biasanya dimasak dengan cara pan fried. Namun, nggak jarang juga gyoza dikukus atau digoreng. Dengan cita rasa yang khas, gyoza ini jadi favorit cukup banyak orang.
Sejarah Gyoza
Photo source: Flickr
Melansir dari Japan Guide, gyoza adalah makanan yang berasal dari daratan Tiongkok dengan nama jiaozi. Konon katanya, jiaozi dibuat oleh seorang Zhang Zhongjing yang merupakan seorang ahli obat-obatan tradisional. Isian jiaozi dibuat penuh protein dan rempah yang membuat tubuh menjadi hangat.
Memakan jiaozi pada saat musim dingin menjadi sesuatu yang menghangatkan dan menenangkan. Namun, di negara asalnya, jiaozi dibuat dengan cara dikukus. Kulitnya yang terbuat dari adonan tepung terasa lembut dan menjadi tekstur yang menarik dalam jiaozi.
Masuk ke Jepang dan Berubah Menjadi Gyoza
Photo source: Pixabay
Berbeda dengan jiaozi, gyoza memiliki aroma yang lebih kencang dan cara masak yang berbeda. Gyoza lebih sering dimasak dengan teknik pan fried yang cukup unik. Gyoza dipanggang terlebih dahulu di wajan datar hingga dasarnya sedikit kecokelatan. Kemudian, bagian bawah wajan disiram dengan campuran air dan tepung maizena. Wajan lalu ditutup hingga air habis dan gyoza matang.
Dengan cara masak tersebut, makanan yang juga bisa jadi camilan ini lembut di bagian atas tapi crispy di bagian bawah. Aroma terpanggang juga menambah kenikmatannya. Dalam bahasa Inggris, teknik memasak ini sering disebut juga dengan potstickers yang berarti lengket ke wajan tempat memasaknya.
Isian Gyoza
Photo source: Pixabay
Secara tradisional, isian gyoza adalah daging babi cincang, kubis, daun bawang, bawang putih, jahe, kecap asin, dan minyak wijen. Satu lagi yang bikin gyoza punya aroma khas adalah daun kucai yang juga dikenal sebagai garlic chives atau nira chives.
Daun yang satu ini memang mirip dengan campuran antara daun bawang dan bawang putih yang cukup aromatik. Namun, daun kucai juga yang bikin rasa gyoza menjadi khas.
Begitu masuk ke Indonesia dan negara dengan populasi muslim lainnya, gyoza diadaptasi dengan baik terutama di bagian isiannya. Daging babi diganti dengan daging ayam atau sapi cincang.
Nggak jarang juga, gyoza dibikin vegan dengan isian sayuran saja di dalamnya. Biasanya, makanan khas Jepang ini dijadikan side dish atau camilan dan mudah ditemukan di restoran Chinese, Japanese, atau kedai dimsum.
Tiga Jenis Gyoza
Photo source: Pixabay
Walaupun masak gyoza yang paling umum adalah pan fried, tapi ada dua jenis lain yang juga sama enaknya. Yang pertama adalah Sui Gyoza yang dimasak dengan cara direbus.
Gyoza yang sudah matang direbus di dalam kaldu bening yang segar, jadi sedikit mirip dengan bakso isi pangsit. Rasanya gurih dan sering disajikan di musim dingin.
Sementara itu, ada lagi Age Gyoza yang agak jarang ditemui. Gyoza jenis ini dimasak dengan cara digoreng dalam minyak panas hingga terendam seluruhnya.
Hasilnya adalah makanan yang renyah di luar dan penuh rasa dan moist di dalam. Gyoza goreng ini biasanya lebih sering ditemukan di rumah-rumah, dimasak oleh mereka yang ingin makan gyoza dengan cara yang lebih praktis.
Cara Makan Gyoza, Kamu Suka yang Mana?
Photo source: Pixabay
Kalau kamu lebih sering lihat gyoza di menu dimsum, sebenarnya ada beberapa cara lain untuk makan makanan ini. Kalau dimakan sebagai camilan, dumpling Jepang ini biasanya dimakan bersama saus yang terbuat dari kecap asin dan cuka serta minyak cabai. Satu porsi umumnya terdiri dari enam buah gyoza dan semangkuk kecil saus.
Sering juga, makanan ini disajikan bersama ramen atau makanan berkuah lainnya sebagai side dish. Biasanya, disajikan tiga hingga empat buah gyoza untuk menemani ramen. Di beberapa daerah di Jepang, ada sajian yang disebut dengan Hamamatsu Gyoza yaitu gyoza yang disajikan bersama tauge yang diblansir sehingga teksturnya terasa crunchy.
Jadi gimana, jadi pengen makan gyoza nggak sekarang? Baik sebagai camilan atau side dish, gyoza memang enak untuk dinikmati kapan saja.