Kalian yang hobi bereksperimen di dapur mungkin sudah gak asing lagi dengan
heavy cream. Krim yang satu ini biasanya dipakai saat membuat sup, saus, atau dijadikan sebagai
topping untuk
dessert. Selain
heavy, ada juga lho yang dinamakan
whip cream atau
whipping cream.
Karena tekstur dan tampilannya agak mirip, keduanya sering disalah-artikan. Padahal dua-duanya adalah bahan yang berbeda. Nah, biar gak salah lagi, yuk simak apa aja sih perbedaan dari keduanya seperti yang dilansir dari
All Recipes berikut.
Image: Pixabay
-
Kandungan lemak
Meskipun sama-sama termasuk krim berlemak tinggi,
kandungan lemak pada heavy dan whip cream berbeda. Whipping cream mengandung setidaknya 30-35% lemak susu. Sementara kandungan lemak pada krim heavy bisa mencapai 40% per sajian.
Meskipun selisihnya gak begitu jauh, ternyata angka 5% ini pengaruh banget lho ke tekstur si krim itu sendiri. Itulah kenapa whipping cream lebih ringan daripada heavy cream.
-
Perbedaan tekstur dan cita rasa
Kadar lemak dalam masing-masing jenis krim tentunya akan memengaruhi tekstur sekaligus cita rasa masakan yang dibuat menggunakan krim ini, terutama dalam hal kekentalannya. Meskipun bisa saling menggantikan, ternyata gak semua hidangan cocok menggunakan heavy maupun whip cream.
Misalnya untuk
topping pai, kamu bisa menggunakan heavy ataupun whip cream. Sedangkan untuk hidangan yang berkuah seperti sup, pemakaian heavy krim lebih disarankan untuk menambah cita rasa masakan.
Image: Pixabay
-
Penggunaan Saat Memasak
Tekstur yang lebih ringan dan “kopong” disebabkan karena whip cream punya kandungan lemak yang lebih rendah dari krim heavy. Itulah kenapa whip cream lebih cocok dipakai untuk campuran masakan atau makanan penutup karena sifatnya yang gampang meleleh.
Sementara itu, krim heavy dengan tekstur yang lebih tebal dan kental cocok digunakan saat memasak makanan berkuah maupun sebagai
topping pelengkap pada
dessert.
Heavy dan Whipping Cream. Pilih Mana?
Dengan beberapa perbedaan yang gak cukup jauh, sampai sini kamu mungkin masih bingung. Lebih baik beli yang mana sih, heavy atau whipping cream? Toh keduanya sama-sama mirip, baik secara tampilan maupun fungsi?
Jawabannya tentu balik lagi ke kebutuhan masing-masing ya. Tapi, buat kalian yang ingin cari yang paling praktis dan serbaguna, Nibble lebih menyarankan untuk memakai heavy cream karena sifatnya yang lebih fleksibel—baik untuk memasak ataupun membuat kue.
Image: Pixabay
Dari segi fungsi, bisa dibilang krim heavy lebih serbaguna daripada whipping cream. Selain itu, krim heavy juga lebih gampang dicari di supermarket. Adapun dari segi nutrisi, hampir gak ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
Tips Menyimpan Krim Kocok Sisa Baking
Usai memasak atau membuat kue, biasanya masih ada sisa krim kocok (whipped cream) yang gak terpakai. Daripada dibiarkan sampai basi atau terbuang percuma, lebih baik simpan supaya bisa dipakai lagi kapan-kapan. Untuk menyimpannya, pastikan kamu menaruhnya di wadah khusus yang kedap udara. Kamu bisa menggunakan
lunch box dari plastik yang bisa ditutup rapat.
Image: Pixabay
Selanjutnya, letakkan krim ke area paling belakang kulkas supaya suhu tetap terjaga. Suhu ini akan sangat memengaruhi tekstur dan konsistensi krim, lho. Jadi pastikan kamu gak bolak-balik mengeluarkan atau memindah-mindahkannya, ya!
Krim kocok yang sudah disimpan dalam kulkas bisa bertahan selama 5-7 hari. Lebih dari itu, tekstur biasanya akan berubah. Dan ini pastinya akan memengaruhi hasil akhir masakanmu, kan?