Saat musim semi tiba dan bunga-bunga cantik mulai bermekaran, terdapat tradisi membuat sajian bernama hwajeon di Korea. Mengangkat spirit atau semangat musim semi, sajian serupa pancake tradisional ini juga disajikan cantik dengan bunga warna-warni. Bagaikan sebuah karya seni, kue pipih yang terbuat dari adonan tepung beras putih ini diberi topping bunga cantik yang bisa dimakan.
Penasaran nggak nih kalian dengan kue pancake tradisional Korea yang sangat cantik untuk menyambut musim semi? Supaya lebih kenal lagi dengan hwajeon yang bukan hanya cantik tapi juga menggugah selera, yuk simak artikelnya berikut ini!
Apa Itu Hwajeon?
Source: @yejin__m
Hwajeon merupakan kue bercita-rasa manis tradisional yang berbahan dasar jeon atau tteok (kue beras) yang kenyal. Caranya dengan menumbuk beras ketan yang ditambah sedikit garam hingga lumat menjadi tepung. Setelah menjadi tepung beras ketan, adonannya diremas-remas sambil dicampur air panas.
Adonan kue beras ketan yang sangat kenyal tersebut akan diolah di atas beoncheol (wajan cakram tradisional) dan digoreng menggunakan minyak wijen. Selanjutnya bagian atasnya diberikan bunga-bunga cantik yang umumnya adalah kelopak bunga azalea yang mempunyai tampilan cantik dan aroma harum lembut. Kue beras ketan yang cantik berbunga ini selanjutnya akan direndam di air gula atau madu supaya rasanya manis. Beberapa juga ditaburkan bubuk kayu manis untuk menambah aroma harum legit.
Tradisi Musim Semi
Karena memakai topping kelopak bunga yang cantik berwarna-warni, hwajeon memang dikenal sebagai sajian yang mengiringi festival musim semi di Korea. Dilansir dari TasteAtlas dan HapsKorea, kue tradisional ini umumnya disajian di Hwajeon Nori, sebuah tradisi yang ada sejak era Goryeo (918-1392).
Source: @joeunlife
Secara etimologi bahasa, dessert ini berasal dari bahasa Sino-Korea (Chinese-Korea) yakni “hwa” dan “jeon” yang mempunyai arti harafiah kue bunga. Tapi dalam bahasa asli Korea sendiri, kue berbunga ini juga bisa disebut sebagai kkeot bukumi, kkeot jijimi, kkeot darim.
Ya, tradisi membuat dan menikmati hwajeon disebut juga sebagai “Kkeot Darim”, yang berlangsung pada hari “Samjinal” atau bisa juga saat hari ulang tahun Buddha. Samjinnal sendiri yaitu hari ketiga pada bulan ketiga dalam kalender Lunar yang dipakai di Tiongkok dan Korea. Tanggal tersebut selain cantik, juga menandai awal musim semi di mana bunga-bunga cantik bermekaran.
Biasanya pada perayaan tersebut, para perempuan akan pergi bertamasya ke pinggiran sungai maupun pegunungan dengan membawa peralatan masak. Gak lupa, mereka pun sudah sekalian membawa adonan tepung beras ketan yang siap untuk diolah menjadi kue cantik ini. Kemudian mereka saling bersenda gurau dan memetik bunga musim semi yang tumbuh bermekaran serta membuat kue hwajeon.
Bunga-bunga yang dipilih bukan hanya yang sekedar punya warna-warni cantik, tapi juga yang bisa dimakan tentunya. Kue-kue yang sudah dihias bunga ini juga akan direndam air gula, madu, ataupun menggunakan buah omija, semacam buah beri khas Korea dan Tiongkok. Setelah kuenya matang, mereka akan bersama-sama memakan hwajeon sambil menikmati panorama gunung yang ditumbuhi bunga bermekaran di musim semi.
Jenis-Jenis Hwajeon
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, hwajeon merupakan kue tradisional yang memakai topping kelopak bunga yang bisa dimakan. Pada umumnya kelopak bunga yang dipakai adalah dari jenis azalea (Rhododendron mucronulatum) yang memang tumbuh subur dari mulai Mongolia sampai Semenanjung Korea. Jenis yang memakai topping bunga azalea ini dikenal juga sebagai Jindallae-hwajeon atau Dugyeonhwa-jeon.
Source: @nanays.kitchen
Tapi selain azalea, bunga musiman apapun selama bisa dimakan akan bisa dijadikan topping kue pancake tradisional yang cantik ini. Beberapa jenis populer lainnya ada Ihwajeon yang terbuat dari bunga pir Korea, Beotkkot-hwajeon dari bunga sakura atau cherry blossom, serta Jebikkot atau bunga violet. Selain bunga-bunga musiman yang tumbuh di kala musim semi, terdapat juga beberapa bunga lain yang tersedia di musim lainnya.
Hwajeon yang menggunakan bunga mawar atau disebut Jangmi-hwajeon, juga dijumpai saat awal memasuki musim panas yang terik. Ada juga variasi lainnya yakni Gukhwajeon yang dibuat dari bunga beserta daun krisan (Chrysanthemum) saat musim gugur tiba. Bahkan Gukhwajeon ini juga jadi sajian khusus di festival tanggal 9 bulan 9 pada kalender Lunar yang terjadi untuk menyambut musim gugur.
Kue Cantik Tradisional Korea Lainnya
Gak hanya hwajeon saja lho yang terkenal sebagai kue tradisional Korea yang punya tampilan cantik menggugah selera. Ada beberapa jenis kue tradisional lainnya yang juga sangat cantik secara tampilan maupun rasanya. Berikut ini beberapa kue cantik khas Korea lainnya:
1. Chapssaltteok
Source: @subtleasian.cooking
Chapssaltteok merupakan kue tradisional Korea Selatan yang juga dibuat memakai adonan tepung beras ketan. Jika dilihat dari bentuknya, kue ini memang sangat mirip mochi tradisional Jepang. Oleh karena itu, chapssaltteok ini juga sering disebut mochinya Korea.
Ciri khasnya adalah tekstur yang padat, kenyal, serta diberi warna-warni cantik, serta isian berupa pasta azuki (kacang merah). Kue ini cukup populer untuk disiapkan di rumah sebagai teman minum teh dan camilan anak-anak. Bahkan chapssaltteok juga diberikan kepada siswa yang akan menghadapi ujian penting dengan harapan membawa keberuntungan bagi mereka.
2. Songpyeon
Source: @_songyoungjoo
Kue tradisional Korea yang juga punya tampilan lucu menggemaskan serta terbuat dari tepung beras ketan ada songpyeon. Biasanya songpyeon dibuat dalam bentuk bulat, setengan bulan (half moon), maupun aneka buah-buahan dan bunga cantik.
Makanan manis kenyal ini adalah sajian wajib di rumah selama perayaan Chuseok di Korea untuk merayakan hasil panen yang melimpah. Isiannya terbuat dari kacang merah, kedelai, biji wijen, jujube, dan madu, lalu dimasak dengan cara dikukus.
3. Dasik
Source: @kimchimari
Berikutnya ada dasik yang jadi sajian kue untuk menemani pesta minum the, serta punya tampilan yang cantik dekoratif. Dahulunya sajian ini memang diperuntukkan hanya pada para bangsawan atau kelas atas saja.
Dikutip dari Maangchi, kue ini terbuat dari bahan dasar tepung beras, tepung chestnut, wijen hitam, dan kacang-kacangan lainnya. Supaya lebih artistik dan dekoratif, dasik selalu dibuat dengan cetakan khusus serta tambahan berbagai warna yang cantik. Ada 4 warna tradisional yakni pink (rasa omija), hijau (kacang polong), kuning (kacang pohon pinus), dan hitam (wijen hitam).