Pernah dengar Impossible Foods? Ia, Impossible Foods adalah sebuah perusahaan berbasis sains yang fokus pada ketersediaan makanan berkelanjutan. Maksudnya, perusahaan ini melakukan riset dan pengembangan teknologi untuk membantu peradaban manusia menemukan makanan terbaik dengan sumber yang efisien dan terbarukan.
Didirikan oleh seorang professor di bidang biokimia dari Universitas Stanford,
Patrick O. Brown, pada tahun 2011
. Impossible Foods yang bermarkas di Bermarkas di California, AS, membuat produksi daging sapi menjadi jauh lebih efisien dengan daging imitasi berbahan dasar tumbuhan. Ide dasarnya begitu sederhana, dan sudah sejak lama diimpikan oleh banyak orang di dunia, namun, eksekusinya ternyata tidak sesederhana itu.
HEME
Dari riset yang telah dilakukan oleh perusahaan ini ditemukan bahwa apa yang membuat daging begitu lezat bagi manusia adalah Heme. Heme adalah sebuah molekul sederhana yang mengikat zat besi dan begitu melimpah jumlahnya pada daging. Warna-nya yang merah tua, persis seperti darah. Heme inilah yang membuat sebuah daging memiliki rasa dan aroma daging, bisa dibilang tanpa Heme ini, daging tidak akan pernah menjadi daging.
Beruntungnya Heme juga ada di tumbuhan, secara umum bahkan hampir seluruh organisme hidup memiliki Heme. Pada tumbuhan sendiri Heme bisa didapatkan dari tumbuhan kacang-kacangan, polong-polongan dan kedelai. Dengan reaksi kimia tertentu, akar kedelai bisa menghasilkan Heme dari leghemoglobin. Dasar fakta ini akhirnya menjadi kunci utama lahirnya daging imitasi berbahan tumbuhan.
Menanam kedelai dalam jumlah besar untuk mendapatkan Heme dirasa menjadi jalan yang tidak
sustainable. Impossible Foods pun akhirnya menemukan cara memproduksi Heme dari tumbuhan dalam jumlah besar. Lewat modifikasi genetik ragi dengan DNA dari kedelai leghemoglobin, perusahaan ini akhirnya bisa menghasilkan Heme yang berlimpah lewat proses fermentasi.
Impossible Burger
Setelah sukses mendapatkan Heme, pekerjaan paling penting berikutnya adalah mendapatakan tekstur daging yang tepat. Pada tahun 2016 Impossible Foods berhasi meluncurkan produk pertamanya, Impossible Burger. Perusahaan ini berhasil mendapatkan tekstur yang sangat identik dengan daging berkat kombinasi yang tepat dari protein gandum, kentang, konjac, dan minyak kelapa.
Pada Januari, tahun 2019, perusahaan ini meluncurkan versi lebih sempurnanya yakni Impossible Burger 2.0. Dijelaskan kalau versi revisi ini lebih lezat, juicy, dan bernutrisi dengan 30% sodium yang lebih rendah, dan 40% lemak lebih rendah. Belum lagi versi ini sudah bebas gluten karena subtitusi protein gandum menjadi protein kedelai.
Di tahun ini pula Impossible Foods menyatakan kalau mereka sedang mengembangkan produk baru berupa bentuk daging utuh, termasuk daging steak. Bayangkan potongan daging sapi utuh yang lezat dan sehat namun sepenuhnya dibuat dari
plant-based. Jika pada saatnya Impossible Foods berhasil membuat daging utuh, banyak ahli berpendapat hal ini akan menjadi sebuah kemajuan baru umat manusia dalam mengolah pangan.
Kenapa Harus Repot Bikin Impossible Meat?
Banyak dari kalian mungkin berpikir daging berbahan dasar tumbuhan adalah untuk mengejar kesehatan dari konsumsi daging itu sendiri. Repotnya membuat burger vegetarian sudah pernah kami jelaskan di
Sulitnya Membuat Patty Sayur. Impossible Foods melihat lebih jauh, karena dengan bentuk produksi daging imitasi mereka banyak sekali keuntungan yang didapatkan.
Minim Lahan
Dengan membuat daging berbasis rekayasa ragi seperti yang dilakukan Impossible Foods, lahan yang digunakan 96% lebih sedikit. Sapi membutuhkan lokasi pembesaran yang tidak sedikit, sedangkan dengan pabrik yang tidak membutuhkan banyak lahan produksi daging yang dibutuhkan bisa tercapai.
Minim Air
Air yang digunakan untuk memproduksi impossible meat ternyata 87% lebih sedikit daripada yang dibutuhkan untuk memproduksi daging sapi biasa. Masuk akal, karena daging yang dibuat oleh Impossible Meat bukan dari sapi yang membutuhkan banyak minum dan makanan.
Minim Emisi Gas
Beragam gas buangan bisa dihasilkan oleh produksi daging biasa. Impossible Foods mengklaim produknya lebih minim gas emisi hingga 89%.
Dari angka-angka tersebut jelas sudah tujuan Impossible Foods memproduksi daging berbasis tumbuhan adalah untuk menjaga bumi tetap dalam kondisi yang baik. Satu yang masih menjadi masalah sekarang adalah biaya produksi yang cenderung lebih mahal daripada daging biasa. Hal ini dikarenakan produksinya yang masih belum massal, karena jika pada saatnya semua orang sudah memakan daging dari Impossible Foods biaya produksi akan bisa ditekan.
Untuk hari ini beberapa merek fast food terkenal sudah menjadi pelanggan Impossible Foods seperti Burger King dan White Castle. Selain itu di luar negeri khususnya AS, daging-daging imitasi karya Impossible Foods bisa ditemukan di toko-toko swalayan. Sayangnya ekspansi mereka belum sampai ke sini guys. Jadi, sambil nunggu daging imitasi ini masuk Indonesia, kalian tetap bisa
hunting burger enak di
11 Burger Enak Porsi Monster di Jakarta.