Bagi penikmat drama Korea atau drakor, pasti familier dengan banchan. Setiap kali bersantap, meja makan bukan cuma diisi dengan hidangan utama, tetapi piring-piring kecil banchan yang tertata rapi. Berbagai jenis banchan inilah yang membuat sesi makan orang Korea terlihat meriah.
Sebenarnya apa itu banchan? Ada berapa macam-macam banchan khas Korea yang biasa disajikan? Yuk, simak hasil penelusuran Nibble dari berbagai sumber berikut ini.
Apa Itu Banchan
Mengutip laman Wikipedia, banchan (반찬) adalah lauk pauk sampingan yang dihidangkan bersama nasi dalam masakan Korea. Jika di tengah meja diletakkan hidangan utama seperti bulgogi atau galbi, serta sepanci jjigae, maka banchan berada di sekitarnya. Sementara itu, mangkuk nasi dan guk atau sup dihidangkan terpisah per orang.
Bukan tanpa alasan mengapa banchan disajikan dalam porsi kecil. Hal ini dilakukan agar side dish tersebut langsung dihabiskan setiap waktu makan. Kalau banchan sudah habis sebelum selesai bersantap, lauk pauk ini bisa diisi ulang.
Uniknya, makin formal acara makan tersebut, makin banyak banchan yang disajikan di meja. Di Korea Selatan kebiasaan menyajikan berbagai jenis banchan hanya dalam satu kali makan bisa dijumpai di Provinsi Jeolla.
Photo source: @honeyfine2007
Sejak Kapan Banchan Dikonsumsi?
Ada kemungkinan banchan muncul sebagai hasil pengaruh agama Buddha pada pertengahan periode Three Kingdom, terkait adanya larangan makan daging oleh para raja di kerajaan-kerajaan itu. Ini menjelaskan mengapa hidangan berbahan dasar sayuran lebih menonjol dan tampil sebagai fokus utama kuliner Korea.
Invasi bangsa Mongol ke Korea mengakhiri larangan menyantap daging. Namun, melahap masakan sayuran dalam rupa banchan sudah tertanam dalam kebiasaan orang Korea.
Demikian pula dengan teknik memasak banchan yang sebagian besar melibatkan proses fermentasi secara tradisional. Cara ini dipilih lantaran persediaan minyak goreng terbatas. Lagipula orang Korea membutuhkan stok bahan makanan aman sepanjang tahun, termasuk saat musim dingin dan musim panas yang kerap mencapai suhu ekstrem.
Di sisi lain, sebagian besar wilayah Semenanjung Korea terisolasi pegunungan. Maka, mengawetkan biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan ikan dapat menjaga nutrisi makanan sekaligus mengamankan stok bahan makanan di setiap rumah tangga.
Biasanya banchan dibumbui dengan produk kedelai yang difermentasi, minyak wijen, atau perilla. Salah satu paling umum adalah penggunaan gochujang atau jang (saus) lainnya yang bertujuan meningkatkan profil rasa makanan tersebut.
Photo source: @busboy
Jenis Banchan Khas Korea
Lalu, apa saja jenis banchan Korea yang biasa disajikan di meja makan?
Kimchi
Inilah banchan populer yang mendunia: kimchi. Berupa sayuran yang difermentasi, khususnya baechu (kubis Napa) yang dibumbui cabai dan garam. Katanya, makan hidangan Korea belum lengkap tanpa kimchi. Bahan utama kimchi bisa diganti sayuran lain, seperti lobak, daun bawang, dan daun sawi.
Photo source: @koreanbapsang
Namul
Istilah namul merujuk pada sayuran yang dikukus, diasinkan, atau ditumis. Bumbu yang ditambahkan pun simpel, berupa bawang putih cincang, daun bawang cincang, minyak wijen, cuka, cabai kering, atau kecap. Beberapa namul yang belakangan seliweran di media sosial antara lain sigeumchi namul (bayam rebus), kongnamul (kecambah/tauge rebus), dan miyeok muchim (wakame/rumput laut).
Photo source: @koreanbapsang
Bokkeum
Bokkeum adalah masakan yang ditumis bersama saus. Di Korea bokkeum rata-rata menggunakan protein, seperti cumi-cumi kering suwir (ojingeochae bokkeum), daging babi goreng (jeyook bokkeum), dan bayi gurita goreng (nakji bokkeum). Ada juga yang memakai sayuran, misalnya gaji bokkeum alias tumis terong.
Photo source: @koreanbapsang
Jorim
Jorim merujuk pada masakan rebusan dalam kaldu berbumbu. Misalnya, dubu-jorim atau tahu rebus dan jang-jorim atau daging sapi rebus.
Photo source: @kippysnacks
Jjim
Sementara itu, jjim mengacu pada makanan yang dikukus. Gyeran-jjim atau telur kukus dibumbui dan dikukus dalam panci panas jadi banchan yang cukup populer. Ada juga saengseon jjim alias ikan kukus untuk melengkapi hidangan.
Photo source: @anakjajan
Jeon
Jeon menampilkan hidangan yang digoreng di wajan seperti panekuk. Pajeon–pancake tipis dengan daun bawang, adalah varian banchan paling dikenal dari kelompok ini.
Photo source: @charmly_recipes
Telur mayak
Telur mayak merupakan telur rebus yang direndam bersama kecap asin, biji wijen sangrai, cabai iris, serta cincangan bawang putih dan daun bawang. Proses marinasi telur dilakukan semalaman di lemari es hingga telur tampak lebih coklat dan meresap semua bumbu.
Photo source: @tastytwistrecipes
Muchim
Muchim berupa sayuran yang dibumbui dengan bumbu khas Korea. Contoh muchim antara lain daun perilla pedas dan salad timun pedas.
Photo source: @koreanbapsang
Gyeran-mari
Telur dadar gulung ini biasa diiris dalam ukuran yang mudah disantap.
Photo source: @koreanbapsang
Danmuji
Adalah acar lobak berwarna kuning yang jadi pelengkap mayoritas hidangan Korea. Danmuji juga salah satu isian kunci dalam kimbap serta teman makan Chinese Korean food seperti Jjajangmyeon.
Photo source: @cookwithcarmen
Banchan Tahan Berapa Lama?
Banchan memang biasa dibuat atau dimasak dalam jumlah banyak untuk kemudian disimpan di lemari es. Maka, penyajian banchan pun sengaja dalam porsi kecil sehingga stok lauk pauk pendamping ini bisa bertahan beberapa waktu.
Meskipun begitu, masa penyimpanannya bergantung pada jenis banchan itu sendiri. Beberapa macam banchan berbahan dasar sayuran hanya tahan beberapa hari saja. Namun, kimchi dapat tahan hingga berbulan-bulan.
Kebanyakan side dish ini dapat langsung disajikan dan disantap langsung dalam keadaan dingin. Sementara itu, beberapa jenis makanan pendamping lain perlu dipanaskan sebentar, seperti sup atau tumisan.
Photo source: @mistyyoon
Menarik juga ya mencari tahu jenis banchan dalam masakan Korea. Kalau kamu penikmat masakan Negeri Ginseng, tak ada salahnya coba membuat sendiri di rumah. Praktis dan lebih menghemat waktu sekaligus memberi tambahan nutrisi setiap kali makan.
Jadi, apa jenis banchan kesukaan kamu?
