Belum lama harga gas naik, harga BBM juga ikutan naik. Mau nggak mau harga barang dan jasa jadi lebih mahal sebagai imbas kenaikan harga keduanya. Belakangan, muncul imbauan untuk mengganti kompor di rumah ke kompor listrik, terutama bagi pengguna kompor gas LPG 3 kg. Namun, rencana itu bikin banyak orang ragu.
Benar nggak sih pakai kompor listrik lebih menguntungkan? Apa saja kelebihan dan kekurangan kompor listrik? Yuk, simak hasil penelusuran Nibble berikut ini.
Kompor Listrik Seperti Apa?
Ada banyak jenis kompor listrik yang beredar di pasaran, dari yang portabel sampai kompor besar lengkap dengan oven. Untuk satu tungku kompor listrik portabel, harga jualnya cukup murah di kisaran ratusan ribu rupiah dengan daya 300 - 800 watt. Biasanya kompor listrik portabel seperti ini jadi andalan anak kos.
Namun, kompor listrik model terbaru dengan dua tungku rata-rata dibanderol mulai Rp1 jutaan per unit. Makin banyak tungku makin besar pula daya listrik yang dibutuhkan, dan makin tinggi juga harganya.
Hmm… melihat jenis kompor listrik tersebut, nggak heran kalau masyarakat pun mikir-mikir lagi. Apalagi, masakan Indonesia kebanyakan membutuhkan waktu masak cukup lama. Salah-salah malah boros listrik kan?
Photo source: @everythng105__
Beda Kompor Listrik dan Kompor Induksi
Nah, ada jenis kompor listrik yang memiliki karakteristik berbeda dibandingkan kompor listrik biasa, yaitu kompor induksi. Meski sama-sama memakai energi listrik untuk menghasilkan panas, kedua jenis kompor ini punya banyak perbedaan. Apa aja bedanya?
Kompor listrik
Panas pada permukaan kompor dihasilkan dari kumparan logam yang berada tepat di bawahnya. Ketika kumparan itu memanas dan bersinar, panas akan ditransfer ke permukaan kompor dengan energi inframerah.
Energi inilah yang akan memanaskan permukaan kompor dan menciptakan panas merata ketika kamu mulai memasak. Panas pun berpindah ke alat masak yang dipakai, seperti panci atau wajan. Proses perpindahan panas ini disebut konduksi termal.
Sayangnya, sisa panas pada permukaan kompor listrik lebih tahan lama, meski arus listrik sudah dihentikan. Alhasil, kompor listrik jenis ini lebih berbahaya digunakan di rumah tangga dengan anggota keluarga anak-anak. Plus, kompor listrik memerlukan waktu lebih lama sampai bisa memanas sempurna.
Photo source: @kelontongand
Kompor induksi
Perbedaan terbesar kompor listrik dan induksi adalah pada cara memanaskan permukaannya. Kumparan tembaga yang tertanam pada kompor induksi menghasilkan panas yang kemudian memproduksi arus magnet dengan wajan atau panci yang ditaruh di permukaannya.
Kompor induksi bekerja dengan langsung memanaskan peralatan masak. Jadi, bukan dengan meneruskan panas dari permukaan ke peralatan masak lalu ke makanan. Pengaturan suhunya pun terbilang mudah, bisa disesuaikan dengan jenis masakan.
Kompor induksi tidak menyisakan energi panas pada permukaannya sebab udara antara kompor dan peralatan masak tidak berubah menjadi panas. Maka, kompor induksi hanya membutuhkan sedikit energi untuk memanaskan. Ini membuat kompor induksi mampu meminimalkan energi yang hilang saat proses memasak berlangsung.
Namun, harga kompor induksi jauh lebih mahal daripada jenis kompor lain, baik kompor listrik konvensional maupun kompor gas. Bisa dibilang, kompor induksi cenderung segmented alias hanya segelintir kalangan aja yang akan memilih kompor jenis ini.
Photo source: @shanklyhouse
Kelebihan Kompor Listrik
Sekarang, mari kita bandingkan kompor listrik dan kompor gas. Dilansir dari Kontan.co.id, berikut beberapa kelebihan kompor listrik.
1. Biaya masak lebih murah
Dari perhitungan PLN, memasak dengan kompor listrik justru lebih mudah daripada kompor gas. Besar penghematannya bisa menembus angka Rp8.000 per kilogram LPG lho.
Untuk pemakaian kompor induksi, kita bisa menghemat 10-15% daripada memakai kompor gas. Kalau dikonversi ke biaya, biaya energi gas per 1 kg setara dengan Rp5.250 per kg. Sedangkan saat memakai kompor listrik, kamu cukup merogoh uang Rp4.530 per kg.
2. Memasak lebih cepat
Berdasarkan hasil pengujian Balitbang Kementerian ESDM dan Puslitbang PLN, kompor listrik dapat memanaskan air 2,5 L lebih cepat daripada kompor biasa.
Dengan kompor listrik bertenaga 1.800 watt, hanya butuh waktu 8 menit 47 detik untuk memanaskan air. Bandingkan dengan kompor gas yang butuh waktu 10 menit 29 detik.
3. Lebih aman
Kompor induksi dikenal sebagai jenis kompor listrik yang aman karena cuma memproduksi panas. Tidak ada api dari permukaan seperti kompor gas. Lebih minim polusi kan?
Kompor listrik pun relatif mudah dibersihkan dan lebih praktis. Kamu cukup sambungkan kabel kompor ke stop kontak aja.
4. Permukaan sekitar kompor tetap dingin
Khusus kompor induksi, permukaan di sekitar kompor tetap dingin. Setelah selesai dipakai pun tidak menghasilkan sisa panas di permukaannya. Jadi, relatif lebih aman dibandingkan kompor gas.
5. Perpindahan energi panas hanya ke peralatan masak
Pada pemakaian kompor induksi, energi listrik akan menghantarkan panas elektromagnetik menuju peralatan memasak yang ditaruh di atasnya saja. Ini sebabnya permukaan sekitar kompor tetap dingin meski proses memasak sedang berlangsung.
Begitu panci atau wajan diangkat, transfer energi segera berhenti. Permukaan kompor pun langsung dingin dalam hitungan detik.
Photo source: @rumahcaca
Kekurangan Kompor Listrik
Meski terlihat lebih praktis, ramah lingkungan, dan mudah digunakan, kompor listrik juga punya beberapa kekurangan.
1. Nggak semua alat masak bisa dipakai
Kompor listrik cenderung “pilih kasih”, Nibblers, alias cuma bisa dipakai bersama alat masak tertentu. Kompor listrik induksi lebih efektif pada peralatan masak yang berbahan besi atau baja tahan karat.
Bagian bawah peralatan masak juga harus datar supaya panasnya menyebar lebih merata. Bayangkan kalau kamu pakai wajan cekung, bisa jadi panasnya cuma ngumpul di bagian bawah aja.
2. Harga kompor cenderung lebih mahal
Kekurangan kompor listrik selanjutnya adalah harga yang cenderung lebih mahal dibandingkan kompor gas. Untuk kompor induksi dua tungku berkualitas tinggi dari merek ternama rata-rata dijual mulai Rp1 jutaan.
Namun, kompor listrik biasa satu tungku atau portabel relatif lebih murah di kisaran harga Rp160 ribuan untuk kompor berdaya 300 watt. Sementara, kompor induksi 1.000 watt kualitas standar dibanderol mulai Rp400 ribuan. Jadi, tinggal sesuaikan aja dengan bujet kamu.
3. Daya listrik terbilang besar
Kekurangan kompor listrik satu ini emang nggak bisa dihindari sih. Apalagi, jika memakai kompor listrik lebih dari dua tungku. Otomatis pemakaian listrik juga bakal meningkat. Untuk pemakaian rumah tangga, kompor induksi dua tungku yang ideal membutuhkan daya listrik rata-rata 1.000 watt sampai 1.200 watt.
Ini artinya, paling tidak daya listrik di rumah juga harus besar, minimal 2.200 VA supaya aman. Mustahil rasanya menggunakan kompor induksi di rumah dengan daya listrik hanya 900 VA. Bisa-bisa byar pet terus deh setiap kali masak.
Alternatif lain, ya pilih kompor listrik satu tungku dengan daya lebih kecil. Namun, alternatif ini belum tentu cocok untuk semua kalangan.
Photo source: @grosirahza
Membaca kelebihan dan kekurangan kompor listrik di atas tentu bisa jadi bahan pertimbangan kalian sebelum ganti kompor gas. Meski terlihat menguntungkan, pada akhirnya, keputusan beralih ke kompor listrik bergantung dari gaya hidup, ketersediaan bujet, dan kesiapan sumber daya di rumah. Jadi, kamu lebih pilih yang mana nih?