Saat sedang dalam penerbangan jarak jauh, sering kan merasa bahwa kenapa ya makanan di pesawat tidak enak. Jika pada penerbangan jarak pendek umumnya penumpang hanya disuguhkan air mineral dan roti, berbeda dengan penerbangan jarak jauh. Pada penerbangan jarak jauh, penumpang akan disuguhkan beragam menu makanan berat dari mulai nasi, pasta, mie, salad, sandwich, dan menu nikmat lainnya.
Akan tetapi biarpun makanannya cukup mewah dan menggugah selera, justru acap kali makanan yang disuguhkan dalam pesawat ini terasa lebih hambar dan kurang enak di lidah. Padahal bagi traveler jarak jauh, makanan yang disediakan di pesawat menjadi solusi untuk mengisi tenaga selama dalam penerbangan.
Sering jadi pertanyaan, hambarnya makanan tersebut memang disengaja oleh koki dan maskapai penerbangan untuk mengurangi biaya bahan baku bumbu, atau ada faktor lain.
Nah daripada berspekulasi aneh-aneh, yuk simak jawaban logis kenapa makanan yang disuguhkan di pesawat ini sering terasa tidak enak dan hambar.
1. Pengaruh Perbedaan Tekanan Udara
Source: Istockphoto
Alasan pertama kenapa makanan yang disuguhkan di pesawat seringkali terasa tidak enak karena adanya pengaruh perbedaan tekanan udara. Dikutip dari CNTraveller, di ketinggian 6.000 sampai 8.000 kaki, sensitivitas indera pengecap yang dimiliki manusia pada umumnya akan berkurang. Sedangkan pesawat dalam penerbangan jarak jauh bisa terbang setinggi 31.000 sampai 40.000 kaki di atas permukaan laut.
Perbedaan ketinggian yang dilalui pesawat juga bisa membuat kadar oksigen dalam darah menurun tergantung kondisi. Hal ini akhirnya memicu sistem saraf menjadi kurang responsif terhadap bau dan menurunkan kualitas indera penciuman. Kualitas indera penciuman yang memburuk ini akhirnya mengurangi kemampuan indera pengecap dalam mencecap rasa makanan.
Di atas ketinggian tersebut pun suasana dalam kabin pesawat akan menjadi sangat dingin dan kering akibat menurunnya tingkat kelembapan. Keadaan seperti ini mempengaruhi kualitas kemampuan indera pengecap dan penciuman penumpang menjadi kurang peka bahkan mati rasa. Hal ini mirip seperti seseorang yang sedang terkena flu atau selesma, di mana ketika indera penciuman bermasalah maka indera pengecapan pun akan ikut terpengaruh.
2. Suara Bising dari Mesin Pesawat
Source: Istockphoto
Selain perbedaan tekanan udara yang mempengaruhi kelembapan kabin, ternyata suara mesin pesawat juga berpengaruh dalam mempengaruhi indera pengecapan. Sebuah studi dari Lufthansa mengungkapkan bahwa suara menggelegar seperti dari mesin pesawat bisa mengurangi sensitivitas terhadap rasa. Kemampuan dalam mengecap rasa manis ataupun asin bisa terpengaruh jika dalam keadaan terganggu oleh suara bising mesin ini.
Menurut penelitian lanjutan, rasa asinnya garam bisa berkurang sekitar 20 hingga 30 persen lebih rendah. Sedangkan gula yang memberi cita rasa manis akan menjadi kurang kuat sekitar 15 sampai 20 persen. Tentunya hal ini akhirnya mempengaruhi penilaian kita mengenai cita rasa makanan yang disuguhkan.
3. Akibat Cara Mempersiapkan Makanan Itu Sendiri
Source: Istockphoto
Alasan selanjutnya terkait kenapa makanan di pesawat terasa kurang enak adalah karena proses mempersiapkan makanan itu sendiri. Kabin pesawat yang punya ruang dapur dan peralatan masak terbatas membuat makanan harus dipersiapkan dengan cara yang lain. Pada umumnya makanan dalam pesawat sudah dipersiapkan dan dimasak terlebih dahulu di darat sebelum lepas landas.
Makanan yang sudah masak tersebut selanjutnya akan disimpan dalam rak atau pendingin hingga menunggu pemesanan makanan yang dilakukan oleh penumpang. Jangka waktu penyimpanan makanan yang bisa tergolong cukup lama, tentunya mempengaruhi kualitas cita rasanya. Meskipun makanan pesawat tersebut akan dipanaskan kembali hingga seperti makanan hangat yang segar, tapi kualitasnya sudah tidak sebaik makanan yang benar-benar baru dimasak.
4. Diberi Tambahan Garam dan Gula Berlebih
Source: Istockphoto
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, kualitas rasa makanan di dalam pesawat memang bisa menurun akibat beberapa faktor. Dahulu seringkali banyak koki maskapai sering menambahkan garam, gula, ataupun rempah-rempah berlebih. Tujuan awalnya memang untuk mengantisipasi rasa hambar dari makanan, akan tetapi sering juga malah merusak kualitas makanan itu sendiri.
Tidak semua makanan dan cita rasa makanan jadi menurun akibat terlebih dahulu disimpan atau didinginkan. Akibatnya karena sudah terlanjur diberi tambahan bumbu berlebih, cita-rasanya jadi terlalu asin atau bahkan makin tidak jelas.
5. Upaya Menanggulangi Cita Rasa yang Berkurang
Source: Istockphoto
Selepas mengetahui beberapa alasan kenapa makanan di pesawat jadi tidak enak, kali ini akan dibahas cara menanggulanginya. Upaya menanggulangi rasa hambar dari makanan pesawat bisa dilakukan baik dari pihak maskapai maupun penumpang sendiri. Dikutip dari Travel Kompas, beberapa maskapai sudah banyak melakukan inovasi menu supaya tetap terasa enak saat dinikmati di atas udara.
Sebut saja maskapai Lufthansa dan Delta, yang lebih memberikan banyak variasi menu dengan cita rasa umami alias gurih alami. Selain itu juga diberi tambahan variasi minyak, rempah-rempah, dan bumbu yang nikmat. Sedankan maskapai British Airways asal Inggris juga mengganti pilihan jenis kejunya dengan yang lebih bercita-rasa kuat seperti keju kambing.
Dari sisi penumpang, ada saran bahwa lebih baik kamu memesan menu bercita rasa kuat seperti semur, kari, gulai, dan lainnya yang rasanya cukup konsisten. Hindari memesan menu pasta, gorengan, seafood, dan ayam yang cita rasanya mudah berubah atau rusak. Kamu juga bisa memakai headphone untuk sedikit mengurangi bising akibat suara mesin pesawat mengganggu.
Nah itu dia alasan logis kenapa makanan yang kamu makan di pesawat seringkali terasa tidak enak. Kamu pernah merasakan hal yang seperti itu tidak nih? Semoga informasi tersebut bisa sedikit memberikan pengetahuan yang logis.