Healthy Foodie

Kertas Minyak untuk Bungkus Makanan. Bahaya Gak Sih?

by Danang Lukmana | October 18, 2021

Kertas Minyak untuk Bungkus Makanan. Bahaya Gak Sih?
Nibblers, tentu kalian sering melihat makanan yang dibungkus kertas minyak berwarna cokelat kan? Kertas pembungkus ini sering kali dijumpai untuk membungkus nasi Padang, warteg, nasi uduk, hingga gorengan. Nah, ada kabar kurang menyenangkan karena kertas minyak tersebut memiliki efek samping untuk kesehatan tubuh kita. Dahulu, mayoritas pedagang makanan membungkusnya menggunakan daun pisang yang lebih alami, namun saat ini kertas ini jauh lebih banyak dipakai. Dari sisi pedagang, harga kertas pembungkus ini memang jauh lebih murah, praktis dan mudah didapat. Apalagi saat ini daun pisang sudah semakin susah ditemukan di pasaran, terutama di kota-kota besar. Tentang kabar bahayanya efek samping dari kertas minyak pembungkus makanan ini, perlukah kita risau? Serta bagaimana sih cara meminimalisir efek buruk yang bisa saja ditimbulkan? Berikut penjelasannya di bawah ini.

Temuan BPA Dalam Kertas Minyak

Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa kertas minyak berwarna cokelat yang dilapisi plastik untuk pembungkus makanan mengandung BPA dan Petalite yang berbahaya bagi kesehatan. Selain pada kertas pembungkus makanan, BPA juga sering ditemukan pada tisu toilet, kertas koran, kertas struk belanja, maupun tiket. kertas minyak bungkus

source: Instagram @masmasbuncit

BPA (bisphenol A) merupakan sejenis bahan kimia yang sering dipakai untuk bahan pembuatan wadah makanan, bukan cuma yang dari plastik, tetapi juga kertas. Padahal awalnya BPA dipakai untuk melapisi kaleng makanan kemasan supaya nggak mudah berkarat. Sedangkan petalite berfungsi membuat plastik tersebut menjadi elastis Melansir dari LIPI Media, Kurunthachalam Kannan, Ph.D, seorang peneliti dari New York State Department of Health, menuturkan bahwa konsentrasi bisphenol A sangat tinggi dalam produk kertas pembungkus makanan yang merupakan hasil daur ulang. Peneliti dari LIPI, Lisman Suryanagara, juga pernah mengeluarkan peringatan agar masyarakat lebih waspada dalam menggunakan kertas pembungkus makanan tersebut. Kertas kemasan tersebut banyak yang kurang layak dipakai untuk mengemas makanan.

Risiko Kesehatan dari BPA

Bisphenol A secara kimiawi mirip seperti hormon estrogen, yang berhubungan dengan masalah-masalah perkembangan reproduksi dan seksual. Selain itu zat ini juga bisa menyebabkan masalah perkembangan perilaku pada anak-anak serta beberapa jenis kanker. BPA mungkin juga memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan reseptor hormon lainnya, seperti reseptor hormon tiroid.

source: istockphoto

Ketika zat tersebut masuk ke tubuh, bisphenol A akan memengaruhi pertumbuhan sel, perkembangan janin, menyebabkan risiko keguguran, serta kesehatan reproduksi. Perempuan hamil yang bekerja sebagai kasir contohnya, memiliki tingkat paparan bisphenol A, 30% lebih tinggi dan risiko keguguran dibanding perempuan hamil dengan pekerjaan lain. Efek yang dirasakan tubuh ketika terpapar senyawa-senyawa tersebut memang nggak akan secara langsung. Butuh waktu 5-20 tahun sampai tubuh merasakan efek samping dari kertas minyak berwarna cokelat tersebut jika dipakai rutin terus menerus.

Gunakan Kertas Pembungkus yang “Food Grade”

Untuk saat ini, kalian gak perlu terlalu khawatir berlebihan kok. Kementerian Perindustrian sudah bekerja sama dengan instansi terkait untuk merumuskan standar khusus untuk produksi kertas pembungkus yang aman. Masyarakat bisa kok memilih jenis kertas yang food grade atau sudah masuk standar SNI. Secara umum kertas kemasan yang food grade terbuat dari virgin fiber (bukan terbuat dari recycle fiber), cirinya berwarna putih atau cerah. Solusi lainnya adalah mengurangi penggunaan kertas minyak untuk membungkus makanan, apalagi jika dalam keadaan panas atau sedikit basah (berkuah). Kandungan BPA dan Petallite akan semakin bereaksi dan tertransfer ke makanan jika dalam keadaan panas. Namun, kalau terpaksa, kalian bisa segera pulang dan pindahkan makanan tersebut ke atas piring dari kaca.

source: istockphoto

Pembungkus alami seperti pembungkus dari daun pisang dan daun jati juga bisa dijadikan pilihan yang jauh lebih aman. Meski begitu, kebanyakan studi mengenai keamanan dan dampak BPA untuk tubuh belum benar-benar meyakinkan. Masih dibutuhkan lebih banyak penelitian terhadap manusia untuk bisa mendapat hasil yang pasti. Tapi tetap saja, lebih baik mencegah daripada mengobati kan, Nibblers?