Merek biskuit Khong Guan memiliki banyak kisah di baliknya. Di Indonesia, suasana hari raya lebaran sering dihiasi dengan suguhan biskuit yang memiliki ciri khas kaleng berwarna merah ini. Sudah sejak lama, si kaleng merah bersanding dengan deretan kue lebaran lainnya. Soal rasa, mungkin biasa aja seperti biskuit-biskuit sejenis yang lain, tapi memori di dalamnya sudah mengakar kuat di masyarakat kita.
Nah, kalian sudah tahu belum kisah Khong Guan dan sejarah di baliknya sampai bisa jadi merek biskuit se-legendaris ini? Yuk kita simak kisah menarik apa saja di balik biskuit yang memiliki merek dagang Khong Guan Red Assorted ini.
Sejarah Awal dan Kisah Khong Guan
Meski dianggap bagian dari sajian legendaris hari raya lebaran di Indonesia, Khong Guan sebenarnya bukan merek Indonesia lho, melainkan dari negara tetangga Singapura. Perusahaan biskuit dan wafer ini sendiri sudah berdiri sejak 1947, bahkan sebelum Singapura merdeka tahun 1965.-
Didirikan oleh Imigran Asal Fujian

Photo source: Brilio
Setelah perang selesai dan Jepang angkat kaki, mereka berdua kembali ke pulau Singapura untuk membangun usaha kembali. Berbekal pengalaman sebelumnya yang bekerja di pabrik biskuit, mereka akhirnya mulai membangun pabrik biskuit yang baru. Memanfaatkan mesin-mesin sisa perang, mereka berinovasi membuat teknik pembuatan biskuitnya menjadi semi-otomatis. Akhirnya, pada tahun 1947, Khong Guan Biscuit Factory Limited resmi berdiri di Singapura.-
Masuk ke Indonesia Tahun 1970
- Ciri Khas Lukisan pada Kalengnya

Photo source: Pinterest
Hal yang unik adalah dalam lukisannya tersebut adalah gak adanya gambar sosok ayah. Absennya sosok ayah di gambar tersebut sempat ramai menjadi perbincangan netizen, bahkan banyak yang membuat meme-meme bercandaan mengenai hal itu. Akhirnya alasan gak adanya sosok ayah dalam lukisan tersebut dijelaskan oleh sang pelukisnya langsung yakni Bernardus Prasodjo. Dalam wawancara dengan Antara yang dikutip dari Kumparan, pria kelahiran Salatiga ini menuturkan bahwa ia mengerjakan lukisan di kaleng Khong Guan itu pada tahun 70-an. Pak Bernardus mendapatkan order melukis kaleng itu gak langsung dari perusahaan, melainkan lewat perantara perusahaan separasi warna.
Photo source: @dokterprasadja
Soal pertanyaan di mana sosok ayah dalam lukisan tersebut, Pak Bernardus hanya menuturkan bahwa itu hanya untuk mempengaruhi ibu rumah tangga saja supaya beli. Umumnya kan para ibu yang melakukan kegiatan belanja makanan termasuk cemilan ringan untuk keluarganya. Namun sebetulnya, ia cuma mengikuti saja arahan yang diberikan pihak pemesan soal gambar yang mereka inginkan. Bukan hanya lukisan di kaleng Khong Guan saja lho. Bapak Bernardus Prasodjo ini juga ternyata adalah orang di balik lukisan pada kaleng Monde dan Nissin. Hebat ya, Nibblers?