Photo source: Pixabay
Menurut Cleveland Clinic, sekitar 68% populasi dunia mengalami kondisi ini. Saat ini, ditemukan bahwa kondisi ini cukup umum karena tubuh manusia dewasa biasanya berhenti memproduksi enzim laktase di usia tertentu. Pada sebagian orang, sensitivitas terhadap laktosa dimulai sejak lahir. Tahu nggak, ternyata mereka yang berasal dari etnis Amerika Latin, Asia, Eropa Timur, dan Timur Tengah memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami intoleransi laktosa.Apakah Kamu Lactose Intolerant?
Berbeda dari sekadar alergi, orang yang nggak memiliki toleransi terhadap susu bisa merasakan sensasi yang tidak menyenangkan sekitar 30 menit hingga dua jam setelah mengonsumsi produk susu dan turunannya. Beberapa efek yang dirasakan adalah:- Sakit perut atau kembung
- Kram perut
- Diare
- Sakit kepala
- Lemas
- Muntah
- Perut berbunyi (pada anak kecil)
Photo source: Pixabay
Jika dirasa mengganggu dan butuh kepastian, kamu bisa pergi ke dokter dan menjalani tes. Tes yang paling umum untuk mendeteksi kondisi ini adalah tes hidrogen. Pertama, kamu akan diminta untuk menghindari produk berlaktosa selama satu hingga dua minggu. Kemudian, kamu akan diberikan sekitar 50 ml minuman berlaktosa dan diminta membuang napas ke dalam sebuah kantong sekitar setengah jam setelahnya. Jika napas mengandung hidrogen, dapat dipastikan kalau kamu emang memiliki intoleransi terhadap laktosa.Menghindari Efek Mengganggu dari Intoleransi Laktosa
Meski tidak mematikan, kondisi lactose intolerant bisa sangat mengganggu kegiatan sehari-hari. Salah satu cara paling efektif untuk menghindari efeknya adalah dengan menghindari susu, yoghurt, keju, dan sejenisnya. Selain itu, kamu juga perlu tahu makanan apa saja yang mungkin mengandung laktosa meski tidak berbentuk susu dan turunannya. Makanan yang perlu kamu waspadai adalah:- Roti
- Krimer kopi
- Biskuit rasa susu atau keju
- Sereal
- Permen cokelat susu
- Saus
- Makanan instan
Photo source: Pixabay
Kabar gembiranya, kadar laktosa yang ada pada makanan siap santap biasanya memang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan secangkir susu sehingga efeknya sering kali tidak terasa. Alternatif lain supaya kamu masih bisa makan dengan bebas adalah dengan meminum tablet enzim laktase yang akan membantu kamu mencerna laktosa. Cara terakhir yang bisa kamu coba adalah dengan diet laktosa ketat selama beberapa minggu. Nanti, mulai masukkan lagi produk susu dan turunannya dalam konsumsi harian secara bertahap untuk membantu tubuh beradaptasi lagi. Tapi, kalau sensasi nggak nyamannya timbul, sebaiknya kamu kurangi lagi konsumsi laktosanya.Mendapatkan Nutrisi dari Sumber Lain
Photo source: Pixabay
Memang, banyak kebaikan susu yang bisa kamu dapatkan. Tapi sebenarnya kamu juga bisa mendapat kandungannya dari bahan makanan lain. Misalnya saja protein nabati dari tahu atau susu kedelai, zat besi dari bayam, dan kalsium dari sayuran kale. Yang jelas, kamu harus mulai peka terhadap reaksi tubuh terhadap bahan makanan tertentu. Kalau ternyata efek sampingnya lebih mengganggu, coba perbaiki dietmu mulai dari sekarang!