Bahaya Lemak Trans
Photo source: Pixabay
Apa bahayanya? Banyak makanan yang mengandung kolesterol, tetapi punya sedikit lemak trans. Beberapa makanan meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL) bersamaan, tetapi tidak pada trans fat. Trans fat tidak memberikan keseimbangan sehingga LDL akan selalu melesat tinggi setelah memakannya. Dengan kolesterol dan lemak trans yang tinggi, berbagai risiko penyakit bisa datang seperti risiko serangan jantung dan diabetes tipe 2. Kalau cuma sesekali dengan porsi yang terkontrol, mengonsumsi makanan berlemak trans tidak akan menyebabkan masalah serius, tapi ini juga berarti kamu sudah mulai harus memperhatikan apa saja makanan yang mengandung asam lemak ini.Makanan yang Mengandung Lemak Trans
Photo source: Pixabay
Pertama dalam daftar adalah mentega putih yang digunakan pada hampir seluruh makanan siap saji yang digoreng. Kalau kamu penasaran kenapa ayam goreng di resto fast food bisa nggak berminyak, mentega putihlah jawabannya. Titik lelehnya lebih tinggi dan lebih padat dibandingkan minyak atau mentega lainnya. Penggunaannya bisa membuat makanan renyah dalam waktu yang lebih lama, tetapi juga membuatnya sulit terurai dalam tubuh. Kedua adalah margarin. Margarin terbuat dari tanaman tetapi tetap mengandung lemak trans yang cukup tinggi. Banyak minyak nabati seperti minyak kanola, kedelai, dan jagung mengandung antara 0,4% – 4,2% trans fat di dalamnya. Untungnya, saat ini sudah terdapat merek margarin dengan kandungan trans fat yang rendah. Untuk pilihan yang lebih sehat, mungkin kamu mau menggantinya dengan minyak zaitun atau minyak kelapa yang sudah diproses khusus untuk memasak. Ketiga yang harus dihindari adalah roti. Sebagian besar resep roti membutuhkan margarin, mentega, atau minyak untuk membantu roti menjadi lebih bertekstur dan mudah diuleni ketika masih jadi adonan. Kalau kamu mau menghindarinya, sebaiknya baca label yang ada pada kemasan untuk memastikan bahwa kamu jauh dari risiko mengonsumsi lemak trans tersebut.Photo sourc: Pixabay
Last but not least, keripik dan makanan beku. Kedua makanan kemasan tersebut sering kali melalui proses hidrogenasi agar lebih awet. Ketika nanti dihangatkan dengan cara digoreng atau dipanggang, teksturnya akan jadi lebih renyah karena asupan airnya sudah terbuang saat proses memasak. Yuk, mulai sekarang, hindari makanan yang tidak mencantumkan ‘tanpa lemak tambahan’ untuk menentukan pilihan. Atau, kalau memungkinkan, buat sendiri makanan di rumah sehingga tidak melalui proses hidrogenasi seperti yang dialami makanan kemasan. Untuk menghindari itu semua, hal yang paling mungkin dilakukan adalah dengan cara membaca detail informasi yang ada di kemasan. Perhatikan masa simpan, tanggal kedaluwarsa, hingga tanggal pembuatannya. Kalau memungkinkan, pilih produk dengan tulisan ‘tanpa lemak tambahan’. Meski harganya sering kali sedikit lebih mahal, tapi tentu lebih berharga kesehatanmu kan, Nibblers!