Bagi kamu yang gemar berburu dessert atau kudapan manis kekinian pasti gak asing lagi dengan kombinasi Lotus Biscoff di dalamnya. Mulai dari donat, cake, dessert box, bread, hingga sajian kopi kekinian, banyak yang menambahkan biskuit ini di dalam resepnya. Ya, semenjak beberapa tahun belakangan, popularitas biskuit yang punya tampilan klasik ini semakin naik daun di Indonesia.
Jika menilik secara bentuk tampilannya, biskuit ini memang sangat klasik seperti layaknya kue kering tradisional tempo dulu yang berwarna cokelat. Teksturnya cukup renyah lembut dengan cita-rasa manis khas karamel ditambah rasa dan aroma rempah di dalamnya. Kalau kamu familiar dengan kue jahe atau gingerbread dan speculaas, maka biskuit Lotus ini sangat mirip dengan itu.
Source: Istockphoto
Cita-rasa manis berempah itulah yang menjadikannya pilihan tambahan favorit untuk beragam dessert kekinian. Ditambah kesan klasik dan vintage dari tampilan biskuitnya, membuatnya makin estetik untuk mempercantik tampilan kue. Popularitasnya saat ini memang menyusul matcha, oreo hingga ovomaltine sebagai tambahan dessert kekinian.
Sebetulnya bagaimana sih sejarah asal-usul biskuit klasik yang satu ini? Yuk simak artikel di bawah ini supaya lebih kenal lagi sama biskuit klasik tapi kekinian ini.
Sejarah Awal Biskuit Lotus
Bukan hanya tampilannya saja yang klasik dan kemasannya vintage, biskuit ini memang sudah eksis sejak puluhan tahun lalu. Pertama kali dibuat di Belgia tahun 1932, biskuit ini terbuat dari karamel dan selai rempah yang disebut speculoos atau speculaus. Kayu manis yang jadi rasa rempah paling terasa, berpadu sempurna dengan gula karamelnya sehingga menjadikannya favorit.
Source: Lotusbakeries
Sejarahnya, dikutip dari Lotusbakeries, biskuit ini pertama kali dibuat oleh pembuat roti asal Belgia bernama Jan Boone Sr. pada 1932. Jan bersama dua saudaranya Emiel, dan Henri Boone membuat usaha pembuatan roti dan kue bernama Lotus Bakery di kota Lembeke, Kaprijke, Belgia. Dinamai Lotus sesuai dengan arti bunga teratai sebagai simbol kemurnian sesuai bahan baku yang digunakan sekaligus sebagai harapan baik ke depannya.
Sebetulnya biskuit rempah yang bernama speculoos adalah makanan tradisional yang banyak dikonsumsi masyarakat Belgia, Belanda dan Jerman saat perayaan hari St Nicholas. Hari peringatan tersebut dirayakan pada setiap tanggal 5 Desember di Belanda dan 6 Desember di Belgia. Oleh karena itu, biskuit berempah sudah sangat akrab dikonsumsi di negara-negara ini saat Desember hingga Natal tiba.
Nah, perusahaan Lotus Bakery ini akhirnya turut memproduksi aneka biskuit dan speculoos yang dijual untuk perayaan hari St Nicholas tersebut. Namun, gak hanya dibuat sebagai salah satu menu perayaan saja, mereka pun menjualnya sebagai pilihan menu sarapan yang praktis. Terlebih biskuit ini sangat cocok menemani minum kopi maupun teh yang hangat.
Lotus Speculoos Mulai Dipasarkan
Seperti yang sudah disebut sebelumnya, perusahaan dari Jan Boone ini gak hanya menyediakan biskuit speculoosnya untuk perayaan St Nicholas Day saja. Ternyata rasa manis berempahnya cukup nikmat dan diterima lidah masyarakat sebagai sajian sarapan atau teman ngopi. Namun usaha pemasaran secara cukup masif tersebut baru dilakukan tahun 1950.
Source: Lotusbakeries
Pada tahun 1950 tersebut, Boone akhirnya mengemas biskuit-biskuit speculoos produksinya dan memasarkannya. Namun kemasan pembungkusnya masih per satuan biskuit, bukan seperti kemasan yang umum kita kenal seperti saat ini.
Target awalnya adalah restoran dan juga kedai kopi di seantero Belgia sebagai pilihan biskuit asyik sambil minum secangkir kopi hangat. Benar saja, biskuitnya langsung jadi favorit kala itu karena dianggap serasi dan menyatu sempurna dengan beragam racikan kopi.
Seiring berjalannya waktu, biskuit Lotus produksinya gak cuma meraih popularitas di seantero Belgia saja, tapi juga sampai ke beberapa negara tetangga. Biskuit ini akhirnya mulai disukai di banyak negara tetangga Belgia seperti Belanda, Jerman, dan Inggris. Sehingga pada tahun 1960 an, sudah berkembang banyak cafe di penjuru benua biru yang menyajikan kopi dengan biskuit Lotus berempah ini.
Semakin Mendunia dan Mendapat Nama “Biscoff”
Semakin populernya biskuit speculoos dari Lotus ini di Eropa, sampai-sampai biskuit ini diberi julukan "Biskuit favorit Eropa yang diminum dengan kopi". Selanjutnya pada pertengahan 1980-an, Lotus memperluas pangsa pasarnya ke Amerika Serikat dan juga Asia.
Salah satu caranya dengan memberikan sampel biskuit kepada para penumpang maskapai penerbangan Amerika Serikat. Ternyata biskuit inipun sangat disukai penumpang pesawat. Bahkan sampai tiga dekade kemudian alias saat ini, biskuit Lotus tetap ada dalam penerbangan dalam dan luar negeri Amerika Serikat.
Source: Lotusbakeries
Akan tetapi saat itu produk ini hanya dinamai biskuit Lotus saja dan belum ada penyematan nama “Biscoff” di dalamnya. Barulah pada tahun 1986, nama Biscoff tersebut mulai disematkan pada produk ini. Istilah tersebut berasal dari singkatan biscuit and coffee. Akhirnya hingga saat ini secara resmi produk ini diberi nama Lotus Biscoff.
Berkembang Gak Hanya Biskuit
Selain biskuit, produk varian lainnya yang pertama diproduksi oleh Lotus Biscoff ini adalah selai. Produk selai ini didapat dari sebuah acara televisi Belgia bernama De Bedenkers alias ‘si penemu’ di tahun 2008. Saat itu, salah satu peserta bernama Els Scheppers mengubah biskuit Lotus Biscoff jadi selai yang nikmat.
Source: Lotusbakeries
Inovasinya tersebut membuat Scheppers memenangkan kompetisi tersebut sekaligus diajak kerjasama oleh keluarga Boone. Dan saat produk selai ini dirilis ke pasaran, cuma butuh waktu tiga jam saja untuk seluruh stoknya habis. Jadilah baik biskuit maupun selai dari Lotus Biscoff ini jadi fenomena makanan baru yang populer hingga saat ini.
Gak hanya berhenti di sana, produk ini juga melebarkan inovasinya menjadi produk es krim, biskuit sandwich, cokelat, dan juga pop corn biscoff. Dan selain Eropa, Amerika Serikat adalah konsumen terbesar dari ragam varian perusahaan asal Belgia ini.
Nah, itu dia sejarah panjang dari produk Lotus Biscoff yang fenomenal hingga saat ini. Kamu sendiri termasuk penggemar biskuit klasik asal Eropa ini bukan nih?