Bicara soal warisan kuliner Belanda di Indonesia, roti dan kue jelas salah satunya. Jauh sebelum roti kekinian booming di Jakarta, ada toko roti tertua di Jakarta yang sukses bertahan melintasi zaman.
Maison Weiner Cake Shop namanya, toko roti yang masih berdiri tegak hingga kini di bilangan Kwitang, Jakarta Pusat. Jika kamu penasaran seperti apa sejarah bakery tertua di Jakarta ini, simak hasil penelusuran Nibble berikut, yuk.
Lokasi dan Jam Operasional
Dikenal juga dengan nama Bengkel Koewe, Maison Weiner berlokasi di Jl. Kramat II No. 2, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. Kesan klasik sudah terlihat pada bagian fasad toko yang didominasi warna merah dan putih.
Menempati bangunan kuno, interior Maison Weiner pun sederhana. Selain etalase aneka kue dan roti, terdapat beberapa meja untuk dine-in yang ditutupi taplak merah kotak-kotak. Area toko nggak begitu besar, tetapi bagian belakang toko cukup luas dan dijadikan tempat produksi roti dan kue.
Maison Weiner Cake Shop selalu menyajikan roti-roti baru dan tanpa pengawet. Bakery tertua di Jakarta ini buka setiap Senin–Sabtu pukul 07.00–18.00 dan tutup pada hari Minggu.
Selain di Kwitang, Maison Weiner juga membuka cabang pertama di Pantjoran PIK. Jadi, jika kamu lagi di area PIK dan ingin makan roti jadul, mampir ke Maison Weiner bisa lho.
Photo source: @liesdahani
Toko Roti Tertua di Jakarta
Di tengah kehadiran toko roti modern maupun toko kue milik selebriti, Maison Weiner masih bertahan dan melayani pelanggan setia sejak 1936. Dilansir dari laman Kompas.com, semula toko ini hanya menjual kue kering dan cake.
Lee Liang Mey, pendiri Maison Weiner Cake Shop, sudah lama membantu seorang Belanda membuat kue. Saat ia mulai terampil membuat kue, orang Belanda tersebut menyarankannya untuk mendirikan usaha kue. Bahkan, hingga mengusulkan nama toko bakery yang pas: Weiner.
Dengan peralatan membuat kue yang dicicil perlahan, Lee Liang Mey membuka toko roti di sebuah rumah yang berlokasi di daerah Kwitang. Rumah tersebut sudah dihuni sejak 1930 dan dibeli dari orang Belanda.
Photo source: @maisonweinercakeshop
Menurut Heru Laksana, cucu Lee Liang Mey yang kini mengelola Maison Weiner, produk pertama toko tersebut justru kue kering. Dahulu kue kering dijual per satu blek alias kaleng yang biasa dipakai untuk kerupuk.
Beberapa produk cake juga sempat rutin mengisi etalase kue Maison Weiner Cake Shop pada 1970 sampai 1980-an. Terlebih kebiasaan memberikan hantaran atau parsel saat hari raya sedang tren pada masa itu.
Sekarang Maison Weiner lebih banyak memproduksi roti ketimbang cake. Pasalnya, roti lebih cocok jadi santapan sehari-hari, sedangkan kue identik dengan pesta atau hari besar saja. Namun, toko roti ini tetap menerima pesanan cake dari pelanggan.
Photo source: @iknowhowtoeat
Resep Jadul yang Bikin Nostalgia
Tongkat estafet pengelolaan Maison Weiner berpindah ke Heru pada 1980-an. Setelah nenek dan ayahnya, giliran Heru yang berusaha keras mempertahankan eksistensi toko roti tertua di Jakarta ini.
Kebetulan Heru menemukan passion dalam membuat kue. Ia pun sempat menjalani pendidikan khusus baker di Jerman. Sekembalinya ke Indonesia, ia meneruskan usaha keluarga Maison Weiner sampai saat ini.
Keinginan Heru mengembangkan dunia bakery Indonesia ditunjukkan dengan tekad mempertahankan Maison Weiner melintasi zaman. Seluruh roti dan kue yang dijual di toko ini masih menggunakan resep jadul alias resep warisan keluarga tanpa perubahan apa pun.
Photo source: @santiromarantika
Setiap hari dapur Maison Weiner aktif memproduksi sekitar 80 sampai 100 resep roti dan kue. Untuk roti saja setidaknya ada 50 macam. Ada pula resep yang dibuat pada hari tertentu atau berdasarkan pesanan.
Bagaimana dengan rasanya?
Rasa roti Maison Weiner jelas tipikal roti asal Eropa. Bagian dalamnya cenderung padat, sedikit kasar, dan nggak mudah kempes. Kadar gandum lebih banyak sehingga makan roti di sini cukup bikin perut kenyang.
Kalau beli roti isi, isiannya melimpah lho. Setiap gigit pasti ada isinya. Oya, meski tanpa bahan pengawet, rata-rata roti ini bisa tahan sampai tiga hari pada suhu ruangan. Citarasa roti dan kue yang disajikan pun terbilang autentik, khas resep-resep peninggalan Belanda.
Photo source: @iknowhowtoeat
Bertahan Melintasi Zaman
Heru memang tidak mengubah resep peninggalan neneknya. Ia ingin apa yang disantap orang saat ini masih sama dengan yang dimakan puluhan tahun silam. Namun, ia tetap jeli mengikuti permintaan pasar dengan melahirkan varian roti dan kue baru.
Berbekal ilmu bakery yang ia dalami di Jerman, Heru menambahkan roti sourdough berbagai macam rasa pada etalase Maison Weiner. Seperti diketahui, sourdough termasuk roti sehat karena mengandalkan ragi alami yang terfermentasi selama 2 hari.
Jika kamu berkesempatan mampir ke Maison Weiner, wajib cobain dan bawa pulang roti berikut.
Varian roti dan kue klasik Maison Weiner
Dari sekian banyak varian roti dan kue yang disajikan di Maison Weiner Cake Shop, kamu mesti coba yang ini.
1. Saucijsbrood
Roti sosis ala Belanda dengan aroma daging sapi asli berempah.
2. Ontbijtkoek
Kue klasik dengan rasa kayu manis kuat ditambah kacang dan kismis yang memberi aroma harum.
3. Roemhoren
Pastry klasik yang digulung seperti terompet dengan isian vla vanila legit.
4. Dreidkortbrod
Roti dengan pumpkin seed yang cocok untuk dimakan bersama cream soup.
5. Chicken pie
Pastry gurih dengan isian ragout ayam.
Photo source: @sabilanurazahra
Sourdough
Sourdough diketahui mempunyai indeks glikemik rendah sehingga lebih mudah dicerna tubuh. Roti ini kerap jadi pilihan mereka yang sedang berdiet atau ingin mengubah pola makan lebih sehat.
Maison Weiner sudah lama dikenal karena roti sourdough, roti yang jarang kamu jumpai di toko roti dan kue kekinian. Terdapat beberapa varian rasa sourdough, seperti Walnut Cranberry, Chocolate Almond, dan Cheese & Smoked beef.
Ukuran sourdough terbilang besar dengan bagian luar terlihat kering dan keras, khas roti-roti Eropa. Kamu bisa minta diiris-iris lebih dulu agar mudah disantap.
Surprisingly, bagian dalam sourdough cukup empuk. Disantap begitu saja sudah enak, di-toast lagi bersama butter pun makin nikmat. Apalagi, isiannya juga melimpah dan merata di semua bagian roti.
Sourdough Maison Weiner dibuat tanpa gula, telur, lemak, dan bahan pengawet. Namun, rasanya tetap enak, sehat, dan bikin kenyang lebih lama.
Photo source: @iknowhowtoeat
Masih berdiri selama lebih dari delapan dekade membuktikan eksistensi Maison Weiner Cake Shop dalam dunia kuliner. Harga roti dan kue yang disajikan di sini pun cukup terjangkau, mulai dari belasan hingga ratusan ribu khusus menu spesial.
Waktu terbaik berkunjung ke Maison Weiner adalah pukul 9 pagi. Saat itu roti dan kue di etalase sudah tersedia lengkap sehingga kamu bisa puas memilih untuk makan di tempat maupun bawa pulang.
Bagi orang tua dan kakek nenek kita, Maison Weiner menghadirkan nostalgia dalam setiap gigitan. Bagi kita, Maison Weiner menjanjikan pengalaman bersantap baru yang menarik dijelajahi.
Kamu punya cerita apa dengan Maison Weiner Cake Shop?