Pernah dengar manfaat daun katuk untuk meningkatkan ASI pada ibu menyusui? Daun berwarna hijau pekat ini nyatanya memiliki sejumlah kandungan yang menyehatkan. Makanya, sepertinya olahan katuk harus mulai masuk ke dalam menu sehari-hari, deh.
Daun katuk berasal dari tanaman dengan nama ilmiah Sauropus androgynous. Di dunia barat, banyak yang mengenalnya dengan sweet leaf bush atau star gooseberry. Rasanya sedikit getir tapi akan hilang kalau diolah dengan benar. Yang jelas, rasa pahitnya jauh dari rasa pahit yang dimiliki sayuran lain seperti daun pepaya.Photo source: Flickr
Nutrisi di Dalam Daun Katuk
Manfaat daun katuk nggak lepas dari kandungan nutrisinya. Sayuran berkarbohidrat rendah ini terkenal dengan kandungan vitamin A dan berbagai antioksidan seperti flavonoids, polifenol, dan lutein. Dikutip dari Alodokter, ini adalah kandungan yang ada di dalam 100 gram daun katuk:
- · 5–7 gram protein
- · 1?gram lemak
- · 45 miligram kalium
- · 120?miligram magnesium
- · 170 miligram kalsium
- · 1,8–2 gram serat
- · 250 miligram vitamin C
- · 190 miligram folat
- · 1 miligram zinc
- · 2,7 miligram zat besi
Dengan nutrisi tersebut, manfaat daun katuk yang bisa dirasakan dengan mengonsumsinya adalah:
-
Menyembuhkan luka
Meski terjadi secara nggak langsung, kandungan antioksidan dan antiradang yang ada dalam katuk membuat tubuh memiliki reaksi yang baik dalam menyembuhkan luka. Jaringan baru terbentuk lebih cepat ketika kita mengalami luka.
Photo source: Pixabay
2. Meningkatkan daya tahan tubuh
Kandungan vitamin A dan C membuat daun katuk baik bagi daya tahan tubuh. Sifat antibakteri dan antijamur yang dimiliki sayuran ini juga membantu tubuh menghalau berbagai jenis penyakit.
3. Membantu menurunkan berat badan
Katuk memiliki kalori dan lemak yang sangat sedikit. Sebaliknya, ia memiliki banyak serat yang bisa membantu kita kenyang lebih lama. Nah, cocok banget nih untuk kamu yang lagi diet!
Photo source: Pixabay
4. Menambah produksi ASI
Untuk yang satu ini, manfaat daun katuk emang nggak diragukan lagi. Ia memiliki galactogogue dan bisa memancing produksi prolaktin dan oksitosin yang berpengaruh langsung terhadap produksi ASI. Ibu menyusui yang memakan katuk untuk memancing ASI harus mengimbanginya dengan air putih yang banyak.
Photo source: Pixabay
Inspirasi Olahan Daun Katuk
Orang Indonesia sebenarnya sudah tidak asing lagi dengan olahan daun katuk. Tapi, terkadang mungkin bingung mau bikin masakan apa dengan daun yang bertekstur sedikit tebal ini. Popularitasnya tidak seluas bayam atau kangkung kalau bicara soal masakan sehari-hari. Mungkin, kamu perlu sedikit inspirasi untuk membuat olahan daun katuk.
Salah satu yang paling sering dibuat adalah sayur bening daun katuk. Cara membuatnya cukup mirip sama sayur bayam, menggunakan bawang merah sebagai bumbu dan sayur lain sebagai pelengkap. Jagung manis dan labu siam biasanya jadi teman sayur bening ini.Photo source: Pixabay
Selain sayur bening, memasaknya jadi sayur lodeh bersantan juga bisa jadi pilihan. Bumbunya pun mirip lodeh dengan lengkuas dan daun salam sebagai rempahnya. Beberapa kreasi lain yang nggak boleh kamu lewatkan adalah daun katuk goreng tepung, rolade katuk, dan tumis katuk pedas.
Sebenarnya, bumbu yang digunakan mirip dengan masakan pada umumnya, tapi dengan tambahan daun katuk. Tanpa diolah, daun katuk juga bisa dikonsumsi mentah atau direbus biasa sebagai lalap. Tapi sepertinya akan lebih lengkap kalau didampingi dengan sambal dan lauk lainnya, ya Nibblers!
Sebelum mengolahnya, pastikan kamu membersihkan sayur dengan benar ya, supaya manfaat daun katuk pun bisa lebih maksimal terserap oleh tubuh.