Chicago-nya Tiongkok
Photo source: heneedsfood.com
Wuhan merupakan sebuah kota yang menjadi ibu kota dari provinsi Hubei. Kota Wuhan sendiri merupakan kota terbesar di Hubei dan memiliki jumlah penduduk yang terbesar ketujuh di Tiongkok. Nama Wuhan diambil dari tiga wilayah yang menjadi inti dari Wuan, yaitu Wuchang, Hankou, dan Hanyang. Kota ini bahkan sempat menjadi ibu kota Tiongkok pada tahun 1927, tepat setelah terjadinya Pemberontakan Wuchang yang meruntuhkan dinasti Qing. Pada masa ini, Wuhan sering disebut sebagai miniatur dari kota Chicago di Amerika Serikat. Ini dikarenakan Wuhan menjadi pusat dari transportasi dalam negeri Tiongkok, di mana puluhan rute kereta api, jalan raya, dan jalan tol yang melewati kota ini. Selain itu, meskipun tetap menjaga nilai tradisionalnya, Wuhan mampu mengombinasikan teknologi terbaru dengan tradisional untuk mengembangkan sektor industrinya.Pasar Serba Ada
Photo source: Getty
Kuliner di provinsi Hubei merupakan salah satu dari 10 gaya memasak asli Tiongkok. Memiliki sejarah lebih dari 2.000 tahun, kuliner yang mengadopsi masakan Chu ini mampu melahirkan beragam makanan unik, salah satunya dicai zhu jidan yang merupakan makanan dengan bahan dasar telur yang dimakan pada hari ketiga di bulan ketiga kalender Tiongkok. Sebagai salah satu pusat transportasi darat di Tiongkok, banyak orang yang mendatangi Wuhan dari berbagai daerah di Tiongkok. Hal ini mengakibatkan terjadinya akulturasi budaya di Wuhan, termasuk dalam kuliner. Kuliner di Wuhan saat ini sudah terpengaruh dengan berbagai daerah lain di Tiongkok. Salah satu pusat kuliner yang biasanya dikunjungi banyak orang untuk sarapan Wuhan terletak di Jalan Hubu. Jalanan ini membentang sepanjang 150 meter di kawasan Simenkou. Biasanya, masyarakat Wuhan mengunjungi Pasar Seafood Huanan untuk berbelanja kebutuhan memasak sehari-hari. Pasar Huanan ini mirip dengan Pasar Tomohon yang berada di Manado. Meskipun memiliki nama seafood, bahan baku yang dijual di pasar ini sangat beragam. Bahkan, tidak cuma menjual hewan yang biasa dikonsumsi manusia, pasar ini juga menjual beragam hewan eksotis yang biasanya dilindungi. Hewan eksotis yang dapat kalian temui di pasar ini di antaranya adalah burung merak, kelelawar, berang-berang, landak, dan rubah. Ketika wabah novel CoronaVirus mulai menyebar, pasien yang dikonfirmasi terjangkit pada 2 Januari 2020 lalu sebanyak 66% di antaranya pernah mengunjungi Pasar Huanan. Karena sebab itu, terhitung mulai pada awal Januari 2020 ini Pasar Huanan ditutup. Dalam hasil laboratorium yang dilakukan didapatkan fakta novel CoronaVirus menjangkiti 33 dari 585 spesimen hewan yang dijual di Pasar Huanan.Ragam Kuliner Khas Wuhan
Memiliki pasar yang unik seperti Pasar Huanan membuat beragam makanan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya dijual di Wuhan. Berikut ini beberapa di antaranya.Kepala Bebek
Photo source: chaihaoran.wordpress.com
Kuliner yang satu ini sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi orang yang memiliki sifat “gak tegaan”. Bagaimana tidak, sajian yang satu ini benar-benar menghadirkan kepala bebek yang masih utuh untuk dimakan. Kepala bebek ini sebelum digoreng terlebih dahulu sebelum dihidangkan. Kepala bebek merupakan salah satu makanan yang sangat digemari di Wuhan dan Shanghai. Salah satu kuliner khas Wuhan ini dipercaya dapat membantu meningkatkan daya ingat. Tekstur dari bebek goreng ini begitu crispy, tetapi tidak semua bagiannya bisa dimakan.Sup Kelelawar
Photo source: thehooksite.com
Tak cuma beberapa bagian tubuh, tapi sup kelelawar benar-benar memasukkan seluruh tubuh kelelawar dalam sajiannya. Menurut masyarakat Wuhan, sup kelelawar memiliki rasa yang gurih dan lezat mirip seperti daging burung puyuh. Sup kelelawar dipercaya mengandung zat kitotefin dan omega 3. Kandungan tersebut dapat menyembuhkan penyakit asma dan masalah sistem pernapasan. Tak hanya itu, manfaat sup kelelawar juga diyakini dapat sebagai obat stamina bagi pria untuk meningkatkan gairah seksual. Sedangkan bagi wanita kelelawar diyakini bisa menyehatkan sistem reproduksi. Belakangan, sup kelelawar dianggap sebagai sarana utama penyebaran novel CoronaVirus di Wuhan. Hal ini menyebabkan masyarakat Wuhan dilarang untuk mengonsumsi makanan yang satu ini.Reganmian
Photo source: sites.psu.edu
Reganmian jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki pengertian mie kering yang disajikan panas. Kuliner khas Wuhan ini begitu digemari karena disajikan kering, tidak seperti kebanyakan mie lainnya di Asia yang disajikan dengan kuah. Salah satu varian mie ini memiliki sejarah panjang. Tercatat setidaknya reganmian sudah mulai ada sejak 80 tahun lalu. Reganmian menjadi salah satu sarapan favorit dari masyarakat Wuhan. Tak sulit untuk menemukan kedai yang menjual reganmian di Wuhan. Selain untuk sarapan reganmian juga biasanya dijual di beberapa kedai makanan yang buka hingga tengah malam untuk dijadikan makanan pengganjal perut.Hot Pot
Photo source: everybunnyeats.com
Makanan khas Tiongkok ini juga menjadi salah satu makanan yang paling sering dinikmati oleh masyarakat Wuhan, terutama di musim dingin. Kuah mala yang merupakan salah satu jenis kuah rebusan hot pot menjadi kuah yang paling difavoritkan. Rasanya yang pedas tentunya dapat menghangatkan tubuh yang kedinginan.Ya Bozi
Photo source: baiweiju668.com
Jika menyantap kepala bebek belum aneh bagi kalian, maka kalian harus mencoba makanan unik Wuhan satu ini. Ya Bozi adalah sajian yang menggunakan leher bebek sebagai bahan dasarnya. Biasanya ya bozi dimasak berbarengan dengan beragam rempah. Makanan unik ini kaya akan rasa, mulai dari pedas, manis, hingga asin. Meskipun memiliki beragam kuliner khas yang cukup unik, Wuhan juga memiliki makanan khas yang memiliki tampilan standar dan pastinya enak.