Yang sering makan makanan Timur Tengah pasti udah nggak asing lagi dengan nasi briyani dan nasi kebuli. Dua jenis nasi rempah ini memang mudah ditemukan di restoran atau kafe bernuansa Timur Tengah atau sajian Arabian.
Tapi, tahu nggak kamu kalau salah satu dari nasi tersebut berakar di Indonesia? Yuk, kita cari tahu lebih lanjut mengenai kedua jenis nasi tersebut dan sejarahnya.
Sejarah Nasi Briyani dan Nasi Kebuli
Photo source: Pxhere
Nasi Briyani berasal dari Asia Selatan, khususnya India dan Pakistan. Nama nasi briyani sendiri diambil dari bahasa Persia yang artinya digoreng atau dipanggang. Ini merujuk pada cara pembuatannya yaitu ketika beras ditumis atau digoreng menggunakan minyak samin terlebih dahulu sebelum dimasak lebih lanjut.
Dilansir dari The Spruce, sajian ini kemungkinan besar berasal dari Persia yang kemudian dibawa ke India dan Pakistan. Dari sana, resep briyani menjadi beberapa variasi dengan sedikit perubahan di beberapa rempah dan bumbunya.
Lain lagi dengan nasi kebuli. Walaupun dianggap sebagai makanan dengan cita rasa Timur Tengah, ternyata nasi kebuli lahir di Indonesia. Nasi kebuli populer di populasi penduduk Betawi dan keturunan Arab di Indonesia.
Cara masaknya pun lebih mirip dengan cara masak nasi uduk. Nasi ditanak menggunakan kaldu kambing dan susu kambing. Sering juga, susu kambing diganti dengan santan untuk rasa yang lebih gurih. Setelah nasi setengah matang alias jadi nasi aron, barulah bumbu rempah dan daging kambing ditambahkan lalu dimasak bersama nasi hingga matang.
Perbedaan sejarah dan asal nasi briyani dan nasi kebuli juga terlihat pada penggunaan beras. Kalau nasi briyani menggunakan beras basmati, nasi kebuli lebih sering dimasak menggunakan beras biasa yang ditemukan di Indonesia. Ini memberikan tekstur yang cukup berbeda karena beras basmati tidak lengket setelah dimasak seperti beras biasa.
Pengolahan Nasi Briyani dan Nasi Kebuli
Photo source: Pixabay
Bagi sebagian orang, nasi briyani dan nasi kebuli punya rasa yang mirip. Sebab, rempah yang digunakan pun sebagian besar sama. Tapi, sensasi makannya bisa dibilang berbeda karena tekstur nasi yang tadi dibahas. Selain itu, cara pembuatannya pun berpengaruh pada rasa nasi.
Langkah dalam pembuatan nasi biryani cukup rumit. Pertama, daging dimasak terlebih dahulu bersama rempah-rempah dan bumbu hingga matang. Beras yang sudah direndam kemudian direbus hingga setengah matang bersama beberapa rempah. Setelah itu, nasi setengah matang tersebut dicuci supaya patinya sedikit terbuang sehingga nasi tidak lengket ketika dimasak lagi.
Di panci yang baru yang sedikit tebal, nasi setengah matang disusun lapis, bergantian dengan olahan daging. Baru kemudian nasi dimasak lagi hingga matang. Sebelum disajikan, nasi briyani diaduk terlebih dahulu untuk meratakan bumbu dari daging. Maka dari itu, sering kali kita lihat warna nasi briyani nggak merata, ada yang berwarna kuning, cokelat, dan putih dalam satu penyajian.
Kalau pada nasi kebuli, nasi ditanak seperti biasa, tetapi menggunakan kaldu dan susu atau santan. Di wajan terpisah, semua bumbu dan daging ditumis hingga matang. Penggunaan minyak samin cukup penting supaya bisa merata ke seluruh bagian nasi nantinya. Nasi yang sudah menjadi nasi aron diaduk bersama bumbu, kemudian dikukus atau ditanak lagi hingga matang. Hasilnya adalah nasi berwarna kecokelatan dengan rasa rempah yang mencolok.
Perbedaan dalam Penggunaan Rempah
Photo source: Pixabay
Nasi briyani dan nasi kebuli punya cara pengolahan yang berbeda, begitu juga dengan bumbu yang digunakan. Pada nasi briyani, bumbu dimasak bersama daging ayam, kambing, atau sapi yang digunakan. Bumbu yang digunakan adalah salam koja, daun mint, jahe, ketumbar, bawang bombay, cengkih, dan safron.
Sering juga ditambahkan lagi dengan garam masala yang merupakan campuran rempah yang sudah dihaluskan. Umumnya, garam masala terdiri dari cengkih, kapulaga, kayu manis, daun cassia, salam koja, fuli, dan biji pala.
Sementara pada nasi kebuli, semua bumbu ditambahkan pada nasi yang sudah setengah matang. Minyak samin, bawang putih, bawang merah, lada hitam, cengkih, jintan, ketumbar, kapulaga, biji pala, dan kayu manis diaduk bersama nasi sebelum akhirnya ditanak hingga matang. Semua bumbu ditumis terlebih dahulu untuk mengeluarkan rasa yang lebih kencang. Biasanya, aroma kapulaga lebih mendominasi pada nasi kebuli.
Sekilas, aroma dari nasi briyani dan nasi kebuli terasa sama. Tapi, begitu dimakan, kamu akan merasakan bahwa nasi briyani sedikit lebih pedas karena penggunaan rempah jahe dan daun mint. Rasanya juga lebih basah daripada nasi kebuli karena bumbu dari daging diaduk bersama nasi.
Beruntungnya, di Indonesia udah banyak variasi dari nasi briyani dan nasi kebuli. Ada yang menggunakan daging kambing dengan rasa yang autentik, daging sapi, hingga daging ayam yang aromanya lebih bersahabat.
Kalau kamu penasaran mau cobain rasa kedua nasi tersebut, resto Timur Tengah di Jakarta berikut bisa jadi referensi. Yuk, cobain sekarang!