Setelah melalui berbagai proses, mulai dari pendaftaran hingga seleksi, akhirnya kompetisi Ngulik Rasa yang diselenggarakan oleh Unilever Food Solution Indonesia mendapatkan pemenangnya. Ajang Ngulik Rasa ini dibuat untuk menantang pebisnis kuliner memberikan sentuhan fusion pada tiga kategori masakan yaitu Sate, Soto, dan Nasi Goreng. Secara total, lebih dari 2.900 pebisnis kuliner ikut serta dalam ajang ini. Pemenang pun akhirnya dipilih dari tiap kategori. Joy Tarigan, Managing Director Unilever Food Solutions menjelaskan, “Kompetisi Ngulik Rasa ini merupakan sebuah kompetisi yang unik.“Ajang ini kami ciptakan sebagai wadah bagi pebisnis kuliner untuk berkreasi menciptakan fusion food untuk memberi warna baru dalam industri kuliner Indonesia. Kita semua tentu sadar bahwa kita harus bisa memenuhi kebutuhan dari konsumen milenial yang kini mendominasi populasi. Tanpa adanya inovasi, pastinya makanan tradisional Indonesia akan semakin ditinggalkan,” jelas Joy.Menurut laporan dari Euromonitor, 52,5% millennial Indonesia menikmati makan di luar rumah 3x seminggu. Sementara riset Unilever Food Solutions di Asia Tenggara mengungkapkan, era globalisasi membuat milenial terpapar dengan banyak hal yang baru. Fusion food sendiri menjadi salah satu tren kuliner. Didorong tren ini, para pebisnis kuliner dituntut untuk terus berinovasi membuat kreasi yang berbeda dan dapat memikat para millenial. Unilever Food Solutions (UFS) berupaya memfasilitasi kebutuhan tersebut melalui kompetisi Ngulik Rasa dan juga varian produk UFS yang lengkap.Chef Bambang Nurianto, Ketua Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI), mengucapkan terima kasih kepada UFS yang telah membantu mengembangkan bisnis kuliner di Indonesia.“Kompetisi Ngulik Rasa ini memberikan kesempatan bagi para chef dan pebisnis kuliner untuk mengasah kreativitas mereka. Chef harus terus memunculkan ide masakan unik dan baru, bagi dunia kuliner tanpa meninggalkan rasa khas Indonesia. Hal ini juga sesuai dengan visi dan misi PCPI dalam mengangkat kuliner indonesia makin dikenal ke dunia internasional. Saya harap, dengan semangat mereka, masa depan kuliner Indonesia akan semakin berkembang.” ungkap Bambang.
Sektor yang Harus Terus Berkembang
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sektor kuliner telah berkontribusi sebesar 41,69% terhadap produk domestik bruto (PDB) Ekonomi Kreatif pada tahun 2016. Sementara itu, Badan Ekonomi Kreatif dalam surveynya juga menunjukkan bahwa sektor kuliner memiliki kontribusi paling besar dibandingkan sektor lainnya. Angka ini merupakan angka tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Dengan fakta ini, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini banyak bisnis kuliner yang berlomba-lomba untuk menarik perhatian konsumennya yang sebagian besar merupakan milenial. Chef Yuda Bustara, Celebrity Chef, menyebut bahwa bisnis kuliner saat ini sedang mengalami tantangan besar untuk masuk ke dalam pasar millenial.“Pasar milenial sendiri cukup menantang untuk ditembus lantaran mereka selalu ingin mencoba sesuatu yang baru, Saat menjadi juri Ngulik Rasa, saya kagum melihat banyak kreasi fusion para peserta yang unik dan menarik. Mereka mampu memberikan sentuhan unik pada makanan bercita rasa khas Indonesia dan memberikan warna baru pada masakan tersebut dengan gaya masing-masing,” sebut Yuda.Rex Marindo, Founder CRP Group, menjelaskan tentang aspek bisnis dari industri kuliner.“Pertumbuhan milenial secara tidak langsung mendorong pebisnis untuk terus berinovasi dan berani mencoba hal baru, apalagi di industri kuliner yang begitu beragam. Kemampuan mereka dalam memasak dan berkreasi menciptakan fusion food harus dibarengi dengan kemampuan untuk memasarkan termasuk digital marketing,” jelas Rex.
Ngulik Rasa jadi Makanan Unik
Kompetisi ‘Ngulik Rasa’ menghadirkan beberapa juri, diantaranya Gemita Pasaribu, Gungun Chandra Handayana, serta Chef Yuda Bustara. Pendaftaran telah dibuka sejak 1 September - 31 Oktober 2019. Para juri kemudian memilih 15 finalis dari 2.900 peserta si Indonesia untuk melakukan final cook-off di Jakarta. Para finalis diadu untuk memasak hasil kreasinya secara langsung di hadapan para juri kompetisi. Untuk kategori soto, terpilih Eka sebagai pemenang dengan menu Soto Seafood Lamongan Koya Telur Asin. Soto hasil kreasi Eka adalah soto khas lamongan dengan kuah bahan dasar kunyit yang berisikan berbagai seafood segar. Sebagai pelengkap ditambah dengan taburan bubuk koya telur asin yang diolah dari Knorr Golden Salted Egg Powder.Kategori sate akhirnya dimenangkan Fabian Budi Seputro dengan kreasi Sate Kanak. Sate Kanak merupakan potongan paha ayam yang besar, dibalut dengan bumbu khas Sate Ratu. Sajian ini diperkaya dengan gula jawa, kecap manis Bango dan aroma jeruk limau.Terakhir, pada kategori nasi goreng, Nasi Goreng Borneo dari Gozali mendapatkan predikat juara. Nasi Goreng Borneo dimasak dengan telur kepiting dan disajikan dengan olahan kulit cempedak dan kepiting manggar telur asin. Sebagai tambahan, digunakan juga Knorr Golden Salted Egg Powder.