Nibblers, di antara nama onigiri, omusubi, dan nigirimeshi, mana makanan yang paling akrab di telinga kalian? Ketiganya sama-sama berasal dari Jepang dan terbuat dari beras yang dikepal memakai tangan sampai padat. Jenis makanan ini sudah sangat terkenal nih bukan hanya di Jepang saja, tapi juga sampai ke mancanegara seperti Hawaii dan Indonesia.
Yap, di Indonesia sendiri nama onigiri bisa jadi yang paling familiar untuk didengar dibandingkan omusubi dan juga nigirimeshi. Popularitas onigiri dibawa masuk ke Indonesia karena sering muncul dalam serial-serial anime ataupun film dari Jepang. Selain itu, saat inipun onigiri bisa dengan mudah ditemukan di minimarket atau convenience store, maupun kedai makanan Jepang.
Sementara di Hawaii, Amerika Serikat, nama omusubi atau musubi menjadi lebih dikenal karena jadi salah satu makanan yang sangat populer juga di sana. Dikenal dengan sebutan SPAM Musubi, makanan ini berbentuk nasi putih yang dikepal hingga padat, lalu diberi topping potongan daging kaleng merk SPAM, lalu dilapisi rumput laut nori. Sama seperti Jepang dan Indonesia, di Hawaii pun omusubi ini juga bisa dengan mudah ditemukan di convenience store, kedai makanan ringan, hingga pom bensin.
Nah, sekarang yuk kita bahas apakah onigiri, omusubi, dan nigirimeshi sebetulnya jenis makanan yang sama atau berbeda.
Asal Kata Onigiri, Omusubi, dan Nigirimeshi
Photo source: Istockphoto
Secara umum, definisi Onigiri memang berasal dari penyebutan Nigirimeshi, yang sama-sama berasal dari kata Nigiru atau Nigiri. Makna kata Nigiru sendiri memang punya arti meremas atau mengepalkan sesuatu memakai tangan kosong. Gak heran kan ada juga jenis sushi yang disebut Nigirizushi karena nasinya terlebih dulu dikepal memakai tangan sebelum diberi topping.
Sementara itu, dari penelusuran dalam kamus Bahasa Jepang, Omusubi bisa berasal dari kata Musubime yang punya arti menyimpul atau menjalin. Dalam hal ini tentu saja yang disimpul atau dijalin satu sama lain adalah bulir-bulir nasi. Beberapa teori menyebut kalau omusubi sebetulnya merupakan beras yang dikepal membentuk segitiga, sebagai simbol kekuatan dewa. Cara membuatnya pun kurang lebih sama saja dengan onigiri dan juga nigirimeshi, yakni sama-sama mengepal nasinya memakai tangan.
Jadi sebetulnya baik Onigiri, Omusubi, dan Nigirimeshi sebetulnya sama-sama merujuk pada kudapan yang berasal dari nasi yang dikepal. Dikutip dari Iromegane, sebetulnya perbedaan penyebutan ini hanya berdasarkan dialek dan kebiasaan sesuai daerah masing-masing. Kata Onigiri lebih lazim digunakan di daerah Kanto, Tokyo, dan Prefektur Kanagawa. Namun di beberapa daerah seperti Tokaido, Kepulauan Okinawa, hingga Hawaii, sebutan Omusubi atau Musubi lebih lazim dipakai.
Sejarah Panjang Nasi Kepal
Photo source: Istockphoto
Makanan berupa nasi kepal diperkirakan sebagai salah satu makanan tertua yang sudah ada sejak nenek moyang bangsa Jepang mulai mendiami negeri kepulauan ini. Pada tahun 1987, ditemukan artefak fosil nasi yang berusia 2000 tahun dan kemungkinan berasal dari Periode Yayoi. Nah dalam fosil nasi tersebut ditemukan bahwa terdapat bekas remasan jari tangan manusia. Temuan ini menandakan kalau teknik meremas nasi sudah dikenal sejak zaman nenek moyang.
Tapi kemungkinan besar cikal-bakal onigiri dan nigirimeshi yang dikenal saat ini, berasal dari Periode Heian (794-1185 M). Saat itu muncul kudapan bernama Tonjiki, berupa beras lengket yang dibentuk bulat telur untuk makanan para pelayanan istana. Dalam Novel Genji Monogatari disebutkan bahwa para bangsawan sering memberi upah makan para pekerjanya dengan nasi kepal tersebut.
Selanjutnya di era Kamakura (1185-1333 M), nasi kepal dengan isian Umeboshi alias buah plum kering, sering jadi bekal makan para prajurit Samurai. Sajian serupa onigiri semakin berkembang dengan mulainya budidaya rumput laut di pertengahan zaman Edo, tepatnya era Genroku (1688-1707). Lembaran rumput laut kering atau nori tersebut jadi revolusi baru pembungkus makanan, termasuk onigiri, omusubi, dan nigirimeshi.
Hingga sampai ke periode Modern saat ini, nasi kepal tetap jadi makanan favorit masyarakat Jepang. Tradisi membawa nasi kepal sebagai bekal makanan praktis juga masih dipraktikkan hingga masa sekarang. Bahkan makanan ini semakin mendunia dengan ragam versi isian seperti tuna, salmon, tobiko, dan lainnya.
Perkembangan Omusubi di Hawaii
Photo source: Istockphoto
Pada awal abad ke-20, orang-orang Jepang mulai menjadi imigran ke Benua Amerika dan Kepulauan Pasifik seperti Hawaii. Selanjutnya mereka juga melakukan perluasan wilayah ke Kepulauan Okinawa. Hal inilah yang kemungkinan besar jadi cikal bakal menyebarnya makanan nasi kepal ke luar Kepulauan utama Jepang.
Dikutip dari The Hawaii Plan, meletusnya Perang Dunia II turut membuat terciptanya sajian kombinasi bernama SPAM Musubi. Ketika itu Hawaii dengan Pearl Harbour-nya jadi basis kekuatan militer utama dari Amerika Serikat yang berperang di Lautan Pasifik. Para prajurit yang bermarkas di Hawaii saat itu disuplai dengan perbekalan berupa daging babi kalengan dengan merk SPAM.
Hingga saat Perang Dunia II sudah berakhir, daging SPAM tetap masih jadi makanan favorit di Amerika Serikat dan Hawaii. Pada tahun 1980-an, imigran Jepang di Hawaii membuat kreasi dari paduan daging SPAM dengan omusubi atau musubi. Berbeda dengan onigiri yang umumnya bulat atau segitiga, sajian musubi gaya Hawaii ini berbentuk kotak persegi panjang untuk menyesuaikan dengan topping daging SPAM-nya.
Baik Onigiri, Omusubi, dan Nigirimeshi Sama Saja
Photo source: Istockphoto
Jadi baik penyebutan onigiri, omusubi, dan juga nigirimeshi, semuanya sama saja karena merujuk pada sajian nasi yang dikepal tangan. Perbedaan penyebutan tersebut hanya tergantung pada kebiasaan dan dialek bahasa masing-masing daerah. Tapi kalau mau mencicipi sajian omusubi yang cukup berbeda, kamu bisa coba kreasi SPAM Musubi dari Hawaii.