Food

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Danish Pastry dan Puff Pastry

by Anindita Budhi | December 16, 2023

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Danish Pastry dan Puff Pastry

Photo source: @juno_the_bakery

Gara-gara cromboloni viral di TikTok, semua orang penasaran pengen coba hingga antrean mengular. Pastry cromboloni pun laris manis di berbagai toko kue, bakery, dan cafe. Banyak juga netizen kreatif yang gercep bikin cromboloni versi homemade. Resep cromboloni terus muncul di FYP sampai kita baru sadar ada perbedaan danish pastry dan puff pastry.

Ya, meski serupa tapi tak sama, danish pastry dianggap lebih ideal sebagai bahan utama cromboloni. Danish bakery memberi sensasi renyah di luar dan lembut di dalam yang bikin filling lebih terasa. Lalu, apa perbedaan danish pastry dan puff pastry?

Sejarah Danish Pastry dan Puff Pastry

Meski bernama “Danish”, asal muasal pastry ini justru dari Austria lho. Orang Denmark mengenalnya sebagai wienerbrød, sebutan yang masih lazim di masyarakat Eropa Utara hingga kini. Nama itu bisa diartikan sebagai roti Wina.

Aksi mogok para pekerja toko roti di Denmark pada 1850 diduga menjadi bagian sejarah danish pastry. Mereka mogok kerja karena pemilik toko roti mempekerjakan pekerja dari luar Denmark, beberapa diantaranya baker asal Austria. Para pembuat roti inilah yang membawa tradisi pembuatan dan resep kue baru.

Usai perselisihan itu berakhir, pembuat roti Denmark dengan cepat mengadopsi resep Austria. Mereka juga menyesuaikannya dengan cita rasa dan tradisi lokal, seperti menambah jumlah mentega dan telur. Perkembangan itulah yang membuat danish pastry mendunia hingga kini.

perbedaan-danish-pastry-dan-puff-pastry-1

Photo source: @juno_the_bakery

Menelusuri sejarah puff pastry membawa kita kembali menuju abad ke-17. Adalah Claude Gelée, pelukis Prancis dan juru masak magang yang secara tak sengaja membuat adonan dilaminasi saat berusaha membuat rolled butter cake untuk sang ayah yang terbaring sakit.

Sedangkan versi Inggris paling awal resep ini hadir lewat manuskrip tulisan tangan Hannah Bisaker untuk resep ‘Puff Paist’. Dalam resepnya, Bisaker menginstruksikan peletakan mentega dalam adonan tepung sebelum melipat dan menggulung tiga kali.

Namun, Marie-Antoine Carême dikenal sebagai koki selebriti pertama yang membuat puff pastry makin populer. Raja Juru Masak dan Juru Masak Para Raja itu melahirkan banyak kreasi pastry sebagai dessert saat menyajikan masakan mewah untuk para pemimpin dunia. Misalnya, mille feuille dan croquembouche. Bahkan, ia menulis buku “Le Pâtissier Royal Parisien”, berisi 300 resep pastry yang tampil dengan presentasi cantik dan artistik.

perbedaan-danish-pastry-dan-puff-pastry-2

Photo source: @levantboulangerie

Perbedaan Danish Pastry dan Puff Pastry

Danish pastry dan puff pastry adalah dua jenis pastry yang populer di dunia. Keduanya sama-sama memiliki tekstur renyah dan flaky, serta sering digunakan untuk membuat berbagai macam makanan. Namun, di balik kemiripan tersebut, ada beberapa perbedaan mendasar kedua jenis pastry ini, seperti dilansir dari The Culinary Pro.

  • Bahan-bahan

Perbedaan utama antara danish pastry dan puff pastry dan adalah bahan-bahannya. Danish pastry menggunakan tiga bahan utama, yaitu tepung, ragi, dan mentega. Kadang penambahan telur bisa dijumpai pada danish pastry. Sementara, puff pastry cuma pakai dua bahan, yaitu tepung dan mentega.

Jenis tepung terigu yang dipakai pun berbeda. Kamu bisa pakai tepung terigu serbaguna untuk puff pastry, tetapi danish pastry wajib pakai tepung terigu protein tinggi.

Ragi jadi bahan pembeda paling mencolok antara kedua jenis pastry ini. Penambahan ragi bikin danish pastry lebih empuk dan tekstur lembut, serta rasa manis alami.

Baik danish pastry maupun puff pastry sama-sama memakai unsalted butter. Rasa netral mentega ini membuat keduanya mudah dikreasikan menjadi aneka jenis makanan.

perbedaan-danish-pastry-dan-puff-pastry-3

Photo source: @stellapuffpastry

  • Proses pembuatan

Danish pastry dan puff pastry sama-sama dibuat dengan menipiskan adonan dan diolesi mentega. Proses ini dilakukan berulang untuk memperoleh lapisan adonan dan disebut laminating.

Perbedaannya ada pada cara melipat adonan tersebut. Adonan pastry danish dipindahkan ke loyang dengan baking paper dan ditipiskan membentuk persegi panjang. Adonan ini membutuhkan waktu pendinginan di kulkas selama 30–45 menit untuk memperlambat kerja ragi.

Berikutnya, tahap menggilas adonan dan mengunci mentega. Kamu bisa menggunakan satu dari beberapa cara melipat adonan: tunggal, amplop, tiga atau empat lipatan. Setiap selesai melipat, dinginkan 30–45 menit dan ulangi proses ini hingga tiga kali.

Nah, puff pastry umumnya memakai lipatan amplop dengan meletakkan mentega secara diagonal di tengah adonan berbentuk persegi. Lalu, adonan digilas menjadi persegi panjang hingga lebih besar tiga kali lipat. Proses pendinginan adonan memakan waktu 30–45 menit.

Sama seperti danish pastry, ulangi proses gilas dan lipat sebanyak tiga kali dengan proses pendinginan dalam waktu sama di setiap tahapan. Begitu mencapai gulungan terakhir, adonan kembali diistirahatkan 30–45 menit sebelum digunakan.

Setelah dipotong dan dibentuk, puff pastry bisa langsung diisi, diberi olesan telur, dan dipanggang. Namun, danish pastry masih harus melalui proses proofing agar adonan mengembang selama 1–2 jam. Setelah mengembang, barulah adonan dipanggang dalam oven.

perbedaan-danish-pastry-dan-puff-pastry-4

Photo source: @joyosity

  • Tekstur

Danish pastry memakai ragi sehingga terbentuk lapisan-lapisan adonan yang lebih tebal dan lembut daripada puff pastry. Jumlah lapisannya pun “cuma” 15–20 layer, tetapi tampak lebih padat. Tekstur danish pastry berada antara croissant dan brioche, sedikit mirip roti.

Sementara itu, tahapan laminating menciptakan lapisan adonan tipis dan renyah pada puff pastry. Makin banyak lapisannya, makin renyah tekstur pastry. Proses penggulungan adonan puff pastry bisa menghasilkan 30–40 lapisan.

Tekstur ini muncul setelah adonan melewati tahap pemanggangan. Selama proses memanggang, lemak dalam adonan meleleh dan melepaskan uap yang mengepul dan memisahkan lapisan-lapisannya. Hasilnya, pastry terasa buttery dan flaky saat matang sempurna.

perbedaan-danish-pastry-dan-puff-pastry-5

Photo source: @lafayette380

  • Rasa

Perbedaan bahan dan proses pembuatan menyebabkan keduanya memiliki palet rasa berbeda. Danish pastry cenderung manis dan lembut. Sebaliknya, puff pastry terasa gurih dan renyah.

Ini menjelaskan kenapa varian kue yang terbuat dari danish pastry mayoritas bercita rasa manis, seperti apple danish, pain au choc, raisin swirl, pecan, dan cinnamon roll. Puff pastry lebih sering dipakai membuat pastry gurih maupun manis. Mulai dari beef Wellington, mille feuille, tarte tatin, palmier, cheese stick, quiche, hingga apple pie.

perbedaan-danish-pastry-dan-puff-pastry-6

Photo source: @butterman.id

Lalu, bagaimana dengan perbedaan puff pastry, danish pastry, dan croissant pastry? Croissant dan danish memiliki bahan hampir serupa, hanya saja croissant tidak memakai telur. Selain itu, sebagian besar croissant berbentuk mirip bulan sabit, sedangkan bentuk danish pastry lebih variatif. Adonan croissant juga diistirahatkan 1–2 jam lebih dulu sebelum mulai digilas dan dilipat.

Sekarang kamu sudah tahu kan perbedaan danish pastry dan puff pastry. Jadi, sesuaikan dengan jenis kue yang hendak dibuat supaya bisa memperoleh tekstur dan cita rasa mendekati versi aslinya. Happy baking!