Kali ini Nibble mau kenalin kamu apa sih perbedaan kwetiaw dan pantiaw yang memang secara tampilan serupa. Buat para penggemar kuliner Chinese, jenis mie bernama kwetiaw atau kwetiau pasti sudah gak asing lagi bahkan jadi menu favorit. Kwetiaw sendiri banyak nih model sajiannya, dari mulai menu kwetiaw siram, kwetiaw kuah, hingga kwetiaw goreng yang punya cita-rasa gurih manis.
Nah jika kwetiaw benar-benar sudah merakyat dan bisa dikenal luas di banyak daerah, bagaimana dengan pantiaw? Pantiaw sendiri merupakan makanan khas Bangka Belitung yang secara tampilan juga sangat mirip dengan kwetiaw. Asal-usulnya juga sama kok yakni berasal dari tradisi kuliner Tionghoa tapi menyesuaikan dengan selera dan bahan-bahan yang ada di daerah Bangka.
Apa Itu Pantiaw Khas Bangka?
Photo source: @novasrianggeraini
Oleh karena belum banyak yang kenal dengan pantiaw, jadi lebih baik kenalan dulu yuk dengan kuliner Bangka satu ini. Nah berdasarkan tampilannya, pantiaw ini juga berbentuk pipih gepeng memanjang sangat mirip dengan kwetiaw. Bahan bakunya bisa dari tepung gandum, namun paling sering dibuat dari tepung beras hingga tepung sagu menyesuaikan dengan bahan yang tersedia di Bangka.
Teksturnya yang kenyal, membuatnya sangat enak dipadu-padankan dengan isian yang gurih menggoyang lidah. Pantiaw umumnya disajikan dengan siraman kuah ikan yang memberikan rasa gurih asin dengan aroma khas seafood yang kuat. Bangka Belitung yang merupakan wilayah kepulauan membuat kuliner berbahan ikan sangat disukai di sini.
Pantiaw biasanya disajikan bersama bumbu-bumbu sebagai topping yang diletakkan di atasnya. Bumbu tersebut terbuat dari ikan giling yang sebelumnya dimasak bersama racikan bumbu lokal seperti bawang merah, bawang putih, lada, garam dan bumbu penyedap rasa lainnya. Ada dua cara penyajian, yaitu pantiaw kuah yang disiram air hangat serta pantiaw kering yang hanya ditaburi ikan giling, tauge, dan bawang goreng saja.
Sejarah Pantiaw
Photo source: @dapurkayla.tan
Mengenai sejarah dan asal-usul pantiaw di Bangka, menurut laman Kemendikbud, kuliner ini juga merupakan hasil silang budaya antara kuliner Tionghoa dengan lokal. Pada awal abad 18 atau sekitar tahun 1710 Masehi, pertambangan timah banyak dibuka di pulau ini. Akhirnya banyak perantau dari Tiongkok Selatan, khususnya etnis Hakka, yang datang ke Bangka untuk mengadu nasib hingga menetap turun temurun.
Umumnya perantau Tionghoa ini hanya berisi para lelaki saja, sehingga kebanyakan mereka menikahi perempuan lokal. Hasil persilangan ini menghasilkan budaya yang saat ini dikenal sebagai budaya peranakan, termasuk dalam hal kuliner. Mereka mengajari istri-istrinya dengan tradisi kuliner Tionghoa, tapi karena diolah dengan tangan istri mereka yang warga lokal, menghasilkan makanan bercita-rasa lebih khas.
Hasil perpaduan kuliner peranakan inilah salah satunya adalah pantiaw yang sebetulnya memang varian dari kwetiaw. Pantiaw konon berasal dari kata ‘pan’ yang artinya setengah, dan ‘tiau’ yang artinya berat. Makna setengah berat ini menandakan kalau kuliner ini dulunya bisa sebagai pengganjal perut pengganti nasi dan menu simpel untuk para pekerja tambang.
Perbedaan Kwetiaw dan Pantiaw
Setelah berkenalan dengan pantiaw, kamu sudah bisa menebak kan kira-kira apa sih perbedaan antara kwetiaw dan pantiaw ini. Berikut ini pengertian sederhana mengenai perbedaan antara keduanya.
Asal Daerah
Photo source: Istockphoto
Kwetiaw sendiri merupakan salah satu jenis mie tradisional Tionghoa dengan penyebutan guo tiao atau sha he fen. Di Indonesia, kwetiaw lebih berkembang luas karena dikenalkan oleh perantau Hokkian dan Tiociu. Tapi jika merujuk daerah asalnya, kwetiaw yang terkenal enak umumnya berasal dari pesisir timur Sumatera dan Kalimantan Barat. Masyarakat Jawa juga mengenal kwetiaw yang sudah disesuaikan dengan selera lokal dan sering disajikan di warung-warung nasi/mie goreng.
Sedangkan pantiaw sejauh ini masih sebatas dikenal di Pulau Bangka dan Belitung, meski sama-sama kuliner peranakan. Pemerintah lewat Kemenparekraf pun mempromosikan kuliner ini sebagai kekayaan kuliner Pulau Timah ini. Jadi kalau berkunjung ke Bangka Belitung, jangan lupa cicipi kuliner unik ini ya!
Bahan Dasar Pembuatan
Photo source: Istockphoto
Perbedaan antara kwetiaw dan pantiaw berikutnya bisa dilihat dari bahan baku tepung pembuatannya. Sebagai kuliner yang masih sangat lekat dengan tradisi Tionghoa, kwetiaw masih mempertahankan bahan pembuatannya dari tepung gandum atau tepung beras. Pembuatan dari tepung beras membuat teksturnya kenyal, liat, dan warnanya putih bersih.
Sebetulnya sama dengan kwetiaw, pantiaw juga aslinya berbahan baku dari tepung beras dan terigu. Akan tetapi variasi lainnya dari pantiaw sudah mengikuti ketersediaan bahan yang ada di Bangka Belitung. Ada pantiaw yang terbuat dari tepung sagu, tepung tapioka, hingga ada yang memanfaatkan tepung ubi.
Cara Penyajian
Photo source: Istockphoto
Masih mempertahankan beberapa cara tradisional, kwetiaw umumnya disajikan dengan digoreng, diberi kuah, atau versi siram. Etnis Hokkian Medan memperkenalkan Char Kwey Tiao dengan versi tumis/goreng berisikan telur bebek, tauge, bakso ikan, serta lapchiong (sosis babi). Orang-orang Tiociu di KalBar memperkenalkan versi kwetiaw siram dengan isian irisan daging sapi maupun babi. Sedangkan versi halal kwetiaw umumnya berisikan sosis sapi, telur, bakso sapi, dan daging ayam suwir.
Sedangkan pantiaw umumnya dibumbui dengan kuah kaldu ikan yang asin gurih menggugah selera. Toppingnya berupa taburan bawang goreng, ikan giling, tauge, dan bumbu penyedap lainnya. Bumbu khas pantiaw umumnya dari bawang merah, bawang putih, lada, atau sedikit cabai.
Nah itu dia perbedaan antara kwetiaw dan pantiaw khas Bangka yang perlu kamu ketahui. Kamu penasaran untuk cobain pantiaw gak nih? Langsung saja liburan ke Bangka Belitung untuk coba langsung keunikannya!