Banyak yang belum tau perbedaan antara soto dan coto Makassar karena dianggap hanya soal penyebutan nama. Tapi meskipun penyebutannya hampir sama, kedua jenis makanan ini memang ada perbedaannya. Baik dari tampilan warna kuah, pemakaian bumbu dan rempah di dalamnya, sampai cara menyantapnya.
Soto sendiri memang sudah menjadi bagian penting dalam khazanah perkulineran di Nusantara. Banyak daerah mempunyai ciri khas dan gaya penampilan sajian sotonya masing-masing. Termasuk juga di Makassar, Sulawesi Selatan yang mengenal kuliner nikmat legendaris dengan sebutan coto.
Secara aspek penampilan sajian, baik soto dan coto Makassar sama-sama hidangan berkuah kaldu gurih. Tapi simak dulu yuk perbedaan antara soto dan coto Makassar yang wajib kamu ketahui lebih dalam.
Sejarah Soto di Indonesia
Photo Source: Istockphoto
Soto yang merupakan sajian makanan berkuah ini memang tersebar banyak di berbagai daerah Indonesia. Dilansir dari Phinemo, berdasarkan penelitian Ary Budiyanto dan Intan Kusuma Wardhani, jejak kuliner soto sendiri berasal dari makanan peranakan Tionghoa. Nama makanan ini konon berasal dari makanan yang disebut Jao To atau Cau Do dalam dialek Hokkien.
Jao To atau Cau Do sendiri punya arti berupa rerumputan jeroan atau jeroan berempah. Seiring perkembangan zaman dan penyesuaian dengan selera masyarakat lokal, soto gak cuma berisi jeroan, tapi lebih banyak macamnya. Kuliner inipun terkenal dari daerah-daerah pesisir yang banyak terpengaruh kuliner Tionghoa seperti Lamongan, Kudus, Semarang, Madura, Banjar, dan lainnya.
Umumnya isian soto berupa bihun, tauge, dan potongan daging sapi, ayam, hingga kerbau seperti contoh soto Kudus. Kuah soto sendiri umumnya jernih terbuat dari rebusan kaldu tulang sapi maupun ayam yang ditambah sedikit rempah. Tapi ada juga soto yang terbuat dari kuah santan maupun susu seperti pada kasus soto Betawi ataupun kuah tauco seperti tauto Pekalongan.
Perbedaan Soto dan Coto Makassar
Dengan sekian banyak jenis soto yang umum terdapat di Indonesia, ada satu jenis yang unik dengan nama Coto Makassar. Tentu banyak yang mengatakan kalau coto Makassar adalah sajian soto versi Sulawesi Selatan. Berikut ini ciri khas serta perbedaan antara soto pada umumnya dan coto Makassar dari Sulawesi Selatan.
1. Asal-Usul Sejarah
Photo Source: @amazingindonesiafood
Sebagaimana namanya, Coto Makassar atau Coto Mangkasara memang merupakan sajian makanan berkuah yang berasal dari Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Coto Makassar diperkirakan sudah ada sejak masa Kerajaan Gowa, tepatnya dari Kabupaten Takalar Desa Paddinging di abad ke-16. Dahulunya makanan ini diperuntukkan bagi para raja atau bangsawan di dalam istana karena memakai bahan daging.
Ya, pada versi coto untuk keluarga bangsawan memang memakai isian daging sapi atau kerbau bagian tenderloin dan sirloin yang terkenal enak. Selain itu, untuk para masyarakat biasa dan para abdi dalem kerajaan, terdapat pilihan isian memakai bagian jeroan sapi. Sampai sekarang, coto jadi kuliner paling ikonik dari Makassar selain konro, pallubasa, dan sop saudara.
2. Warna Kuah
Photo Source: @surabayafoodies
Perbedaan paling ketara dan terlihat langsung antara soto umumnya dengan coto Makassar adalah dari warna kuahnya. Jika umumnya soto punya kuah berwarna jernih cenderung kekuningan, maka coto Makassar punya kuah warna yang gelap. Kuah gelap ini justru menjadi daya tariknya dan tetap terlihat sangat menggugah selera.
Kuah soto pada umumnya berasal dari rebusan tulang sapi atau ayam dengan bumbu seperti kunyit, jahe, daun salam, kemiri, dan daun jeruk. Sedangkan pada pembuatan kuah coto Makassar dibutuhkan rempah-rempah yang jumlahnya banyak, bahkan hingga mencapai 40 macam. Bumbu rempah tersebut antara lain, jintan, kemiri, pala, ketumbar, lada, serta tambahan kacang tanah dan tauco yang membuat kuahnya keruh gelap.
Karena memakai rempah-rempah yang lebih sederhana, aroma kuah pada soto umumnya adalah gurih dengan harum yang segar. Terlebih, kuah soto umumnya akan dikucurkan air jeruk nipis yang membuat aromanya makin menyegarkan. Sedangkan pada coto Makassar, aroma yang timbul memang lebih gurih tajam dikarenakan pemakaian rempah-rempah kuat dalam pembuatannya.
3. Cara Penyajian
Photo Source: @amazingindonesiafood
Perbedaan berikutnya antara soto dan coto Makassar adalah dari aspek cara penyajian hidangan ini. Meskipun sama-sama hidangan berkuah yang disajikan dalam mangkuk, tapi bahan-bahan pelengkapnya berbeda.
Semangkuk soto umumnya akan disajikan bersamaan dengan nasi putih hangat sebagai pelengkapnya. Nasi putih tersebut bisa disajikan terpisah maupun digabung langsung di dalam mangkuk untuk diguyur langsung bersama kuah soto. Sedangkan pada coto Makassar, sajian ini secara tradisional akan dinikmati bersama ketupat atau buras (semacam lontong) khas Sulawesi Selatan.
Isian di dalam semangkuk soto dan coto Makassar juga cukup berbeda. Pada soto, isiannya berupa suwiran daging ayam, potongan daging sapi, bihun, tauge, kubis, dan siraman air jeruk nipis. Lain hal dengan coto Makassar yang bisa memilih mau full potongan daging sapi ataupun jeroan seperti hati, paru, limpa, jantung, babat, dll. Pada coto Makassar juga kamu bisa memesan extra kuning telur mentah di atasnya.
Nah itu dia perbedaan antara soto dengan coto Makassar yang jadi kuliner berkuah favorit di Indonesia. Kamu sendiri punya kuliner soto yang favorit nggak nih? Jangan lupa untuk jelajahi kuliner soto di Indonesia, termasuk coto Makassar yang khas dari Sulawesi Selatan!