Sejarah Permen Karet
Photo source: Pixabay
Dilansir dari History, bukti bahwa manusia mulai mengenal sejenis makanan yang hanya dikunyah tanpa ditelan ini ada sejak 9.000 tahun yang lalu. Penduduk di Eropa Utara mengunyah tar dari pohon birch untuk mengurangi sakit gigi dan sebagai kudapan. Atau seperti di Amerika, orang Maya kuno mengunyah getah pohon sawo yang disebut sebagai chicle untuk melawan haus dan menunda lapar. Tapi di budaya lain seperti Aztec, hanya anak-anak dan wanita lajang yang boleh mengunyah chicle di depan umum. Sementara pria dan wanita yang sudah menikah hanya boleh mengunyahnya secara diam-diam. Tapi awal produksi permen karet secara massal terinspirasi dari kebiasaan penduduk asli Amerika Utara yang mengunyah getah cemara yang manis. Pada tahun 1840-an, bermunculan pabrik yang mulai menggunakan getah cemara tersebut sebagai bahan dasar permen kunyah. Kemudian, Wrigley melakukan pemasaran secara luas untuk produknya yang kita kenal hingga sekarang.Memiliki Banyak Manfaat
Photo source: Pixabay
Pada awalnya, permen lentur ini dikonsumsi sebagai penunda rasa lapar dan membersihkan gigi. Namun ternyata, ada banyak manfaat lainnya seperti berikut:-
Mencegah gigi berlubang
2. Meningkatkan fokus
Aktivitas mengunyah menghalau distraksi lain dan membuat otak kita lebih fokus ke satu hal. Bukan hanya itu, mengunyah permen karet juga bisa meredakan rasa cemas sehingga otak kita tidak mudah berpaling ke pikiran lain.3. Mencegah bau mulut
Saat ini, banyak permen karet mengandung mint yang segar sehingga bisa membantu mencegah bau mulut. Kamu bisa mengonsumsinya setelah memakan makanan yang beraroma kencang untuk menetralkan mulut. Selain itu, aktivitas mengunyah juga menahan refluks asam lambung sehingga tidak akan menyebabkan bau mulut.Makan Permen Karet Sesuai Porsi
Photo source: Pixabay
Memang, terkadang kita suka nggak sadar kalau sudah makan permen, bisa tambah dan tambah lagi. Tapi ternyata, durasi paling sehat mengunyah permen karet adalah sekitar 10 – 20 menit. Kalau lebih dari itu, yang ada malah bisa menimbulkan masalah. Pertama, refleks rahang akan berubah dan kamu bisa aja mengalami rahang bersuara ‘klik’ saat mengunyah. Kalau diteruskan, masalah ini bisa melebar menjadi masalah pada telinga. Maka dari itu, kunyah permen secukupnya dan buang ketika rasa manis sudah hilang dan permen sudah mengeras. Kedua, pastikan kamu nggak menelan permen. Meski sebenarnya nggak bahaya, tapi tubuh akan butuh waktu lama untuk mencernanya. Untuk mencegahnya, jangan mengunyah permen sambil bicara atau minum. Meski bukan makanan paling sehat, tapi ternyata permen karet lebih dari sekadar makanan manis. Aktivitas mengunyah memberikan manfaat yang cukup baik untuk tubuh selama dilakukan secukupnya. Dengan kata lain, nggak ada salahnya untuk selalu sedia sebungkus permen karet di tas kamu, Nibblers!