Photo source: @somethingelstoeat
Mencari restoran Jepang di Indonesia, khususnya Jakarta, sudah seperti jamur di musim hujan, alias banyak ditemukan di mana-mana. Tapi sudah pada pernah cobain belum rasa otentik dan klasik dari restoran Jepang tertua di Indonesia? Buat yang belum tahu, restoran Jepang tertua yang ada di Indonesia, berada di kawasan Cikini, namanya adalah Kikugawa Restaurant.
Kikugawa Restaurant tentunya berbeda dengan restoran-restoran Jepang kekinian yang punya arsitektur lebih modern serta mewah. Jauh dari kesan modern dan fancy, restoran legendaris ini punya tampilan yang lebih sederhana tapi terasa banget nuansa khas Negeri Sakura. Oleh karena itu, Nibble mau ajak kalian semua mengenali restoran Jepang tertua yang ada di Indonesia ini.
Didirikan oleh Mantan Serdadu Jepang
Kikugawa Restaurant sudah berdiri dan melayani pelanggan setianya selama kurang lebihnya 55 tahun. Dilansir dari Detik.Food, restoran ini pertama kali dibuka untuk umum pada tahun 1969, di Jalan Cikini IV no.13, Menteng, Jakarta Pusat. Bukan oleh seorang chef ataupun pengusaha besar, Kikugawa Restaurant ternyata didirikan oleh mantan serdadu alias prajurit Jepang era Perang Dunia II lho.
Photo source: @diramedia
Pendiri restoran ini bernama Kikuchi Terutake yang jatuh cinta dengan Negara Indonesia dan memutuskan untuk menetap di Jakarta. Bersama sang istri, Nyonya Amelia Paat yang berdarah Manado, Kikuchi mulai merintis usaha restorannya dengan menyajikan sajian klasik khas Jepang.
Nama Kikugawa sendiri berasal dari gabungan namanya, Kikuchi, dengan ‘Gawa’ yang berarti sungai. Pemberian nama ‘sungai’ tersebut karena Kikuchi sangat menyukai lagu keroncong Bengawan Solo yang juga merupakan nama sungai di Pulau Jawa.
Sebelum ke Indonesia, Kikuchi pernah membuka restoran Indonesia di kawasan mewah Roppongi di Tokyo dengan nama “Bengawan Solo”. Restoran bernama Bengawan Solo inipun menjadi restoran Indonesia pertama yang ada di Jepang pada tahun 1957. Jadi dalam hal berbisnis restoran, Kikuchi memang sudah cukup berpengalaman sebelum akhirnya membuka Kikugawa.
Arsitektur Klasik dan Sederhana
Photo source: @sariefebriane
Jangan berharap akan menemukan arsitektur mewah, fancy, dan modern di sini, karena yang ada hanya nuansa klasik serta sederhana. Di tengah deru suara kereta yang melintasi jalur Cikini-Gondangdia, Kikugawa Restaurant menawarkan suasana santai, kalem, dan nostalgia ke era lampau.
Tidak ada meja, kursi modern, serta ornamen-ornamen kekinian, karena di sini hanya ada kursi dari rotan, meja kayu sederhana, dan lukisan Jepang tradisional yang menambah kesan klasik.
Bagian depan restorannya juga gak ada tanda penunjuk yang mencolok, hanya ada papan nama kayu sederhana berwarna kuning. Memasuki halaman depan pun hanya ada jalan berbatu kerikil menghiasi jalur ke arah pintu restorannya yang bentuknya seperti rumah pribadi ini. Begitu masuk, pengunjung akan disambut oleh pelayan perempuan berkemeja batik dan rok hitam, bukan dengan pakaian khas Jepang.
Alunan instrumen musik Jepang sayup-sayup terdengar yang makin menambah nuansa tenang dan nyaman. Sebuah torii alias gerbang tradisional Jepang berwarna merah membentang menjadi pembatas antar ruangan. Torii batu, boneka perempuan Jepang, dan deretan guci-guci klasik membuatnya makin menambah aura Jepang di Kikugawa.
Meskipun nuansa klasik Jepang tetap berasa, kamu gak akan menemukan tatami alias tikar khas Jepang seperti ditemukan pada restoran izakaya. Seolah mau menonjolkan kecintaannya pada Indonesia, Kikugawa lebih memilih memakai meja kayu dan kursi bambu berbantal merah tebal khas Indonesia di masa lalu.
Jadi Spot Berkumpul Para Expatriat Jepang
Photo source: @diramedia
Saat ini, ada Little Tokyo Blok M yang jadi spot lokasi untuk mencari kuliner otentik Jepang sekaligus kumpulnya para ex-patriat dari Negeri Sakura di Jakarta. Tapi pada masa itu, Little Tokyo belum ada, sehingga restoran Kikugawa inilah yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dari Jepang yang tinggal di Jakarta. Terlebih ketika tahun 1970 sampai 1980-an, adanya perbaikan hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang membuat banyak masuknya warga Jepang ke Jakarta.
Selama puluhan tahun, restoran ini menjadi tempat bersejarah berkumpulnya para diplomat, pegawai Kedubes Jepang, tamu-tamu politik, sampai pengusaha asal Jepang di Jakarta. “Diplomasi meja makan” pun banyak dilakukan di restoran sederhana tapi bersejarah ini.
Salah satu pelanggan yang tersohor adalah ibu Ratna Sari Dewi, salah satu istri Presiden Soekarno yang berdarah Jepang. Beliau sering menyempatkan diri untuk menikmati makanan, ngeteh, dan berbincang hangat dengan sang owner beserta sang istri.
Namun sejak awal 2000-an, hingga saat ini justru tamu lokal yang paling banyak mendominasi kunjungan ke restoran Kikugawa setiap harinya. Hal tersebut tak terlepas dari mulai menjamurnya restoran Jepang modern yang lebih fancy dan punya akses lebih dekat ke pusat-pusat bisnis serta perkantoran. Akan tetapi, Kikugawa tetap bertahan sampai saat ini dan selalu ada di hati para pencinta makanan Jepang di Jakarta.
Menu Makanan Otentik
Photo source: @somethingelstoeat
Restoran-restoran lainnya boleh punya tampilan lebih menarik dengan suguhan menu yang dikemas lebih modern. Akan tetapi soal otentisitas rasa khas Jepang, kamu wajib cobain suguhan dari Kikugawa Restaurant ini. Sejak dulu, restoran ini mengklaim tak mengubah menunya. Mereka menyajikan makanan seperti sushi, sashimi, agedashi tofu, udon, soba, sampai ramen.
Perubahan hanya terjadi di beberapa bahan makanan saja untuk menyesuaikan dengan selera masyarakat lokal. Contohnya, dahulu mereka masih menyuguhkan menu pork/daging babi, tapi semenjak 2000-an mereka sudah menggantinya karena pelanggan saat ini berasal dari konsumen lokal. Selain itu, varian sushi dan sashiminya juga saat ini hanya ada daging salmon saja karena itulah yang paling diminati oleh pelanggan.
Saat ini, total ada 50-an menu makanan Jepang, baik yang sudah sering didengar di telinga orang Indonesia, maupun yang masih asing di telinga. Aneka salmon mereka memang jadi idola pelanggan dengan kesegarannya yang terjaga, irisan dagingnya yang tebal serta besar, dan pilihan olahan menunya yang beragam. Ada menu nigiri salmon sushi, sashimi salmon, salmon ju, chako salmon, sampai gyoza isi salmon yang cukup unik.
Pencinta mie khas Jepang, bisa cobain menu tempura zaru soba yang kuahnya gurih dingin, serta beef yaki udon dengan rasa manis gurih di tiap gigitan daging sapinya. Pencinta yakitori alias sate ayam Jepang juga bakalan puas dengan menu sederhana tapi nagihin banget karena tekstur ayamnya yang juicy.
Selain menu-menu tersebut, Kikugawa juga ada pilihan menu legendaris mulai dari Kiku Set yang berisi sashimi, tenpura, sukiyaki, yakitori yang dilengkapi dengan nasi putih dan sup miso.
Jam Buka Kikugawa Restaurant
Photo source: @yourecommates
Sampai saat ini, Kikugawa masih mempertahankan jam operasional ala Jepang dengan waktu istirahat sore yang cukup lama. Di Kikugawa, ada dua sesi jam buka restoran. Sesi pertama buka dari jam 11.30 - 14.30 untuk jam makan siang, kemudian sesi kedua dilanjut pada jam 17.30 - 21.00 untuk waktu makan malam.
Jam buka tersebut mengikuti juga ritme makan orang-orang kantoran, di mana mereka hanya bisa makan di jam istirahat serta pulang kantor.
Jadi, kamu tertarik merasakan rasa otentik dan legendaris dari restoran Jepang tertua di Indonesia ini?