Salami vs pepperoni, keduanya sama-sama olahan daging berbentuk bulat tipis yang mudah dijumpai dalam makanan Barat. Pizza pepperoni salah satunya, atau saat salami disantap bersama sandwich, telur, pasta, maupun salad.
Namun, kedua daging olahan ini punya sedikit perbedaan yang belum banyak orang tahu. Apa perbedaan pepperoni dan salami? Simak jawabannya di sini.
Apa Itu Salami?
Salami adalah sejenis sosis yang melalui proses pengawetan. Salami berasal dari Italia dan punya banyak variasi. Kamu biasa menjumpai salami dalam sandwich.
Di negeri asalnya, salami dibuat dari campuran daging babi, lemak, rempah-rempah, bumbu, dan pengawet. Campuran daging yang sudah dibumbui itu dimasukkan ke dalam casing atau selongsong.
Lalu, salami dikeringkan sampai tingkat kekerasan tertentu. Ini membuat salami cenderung lebih keras dan kering daripada sosis lainnya.
Salami dan jenis sosis lain telah jadi bagian penting masakan Mediterania sejak 2.000 tahun silam. Bahkan, praktik tersebut sudah berlaku pada era Yunani dan Romawi klasik.
Mengawetkan daging jadi jurus andalan masyarakat kuno sebagai stok bahan makanan sebelum alat pendingin ditemukan. Tradisi ini terus berlanjut hingga kini, termasuk pembuatan salami.
Photo source: Freepik/Vecstock
Jenis salami
Varian salami juga banyak lho. Bahan utama daging babi dapat diganti dengan jenis daging lain, seperti daging sapi, daging rusa, hingga daging unggas.
Berbeda negara, berbeda pula salami yang mereka buat, terutama dari segi bumbu dan rempah yang dipakai. Beberapa jenis salami yang populer antara lain:
- Salami Genoa, salami Italia dari daging babi, bawang putih, garam, merica, biji adas, dan anggur
- Salami Finocchiona, salami Tuscan dengan citarasa pedas dari adas dan lada hitam
- Salami Milan, salami Italia manis yang berasal dari campuran daging sapi dan daging babi, ditambah butiran lemak babi
- Salami Cotto, salami Italia yang bisa dimasak sebelum atau sesudah diawetkan, dibumbui dengan merica dan bawang putih
- Soppressata, salami Italia daging babi yang diawetkan dan diperas, dibumbui paprika, adas, basil, bawang putih, dan oregano
- Salami Spanyol, salami pedas dari daging babi, sapi, dan merica
- Salami Hongaria, salami berlemak berasal dari daging babi dan perut babi yang berlemak
- Salami Prancis, sosis tebal dari daging babi, kadang dipadukan bersama buah kering, keju, dan anggur
- Salami Jerman, salami berlemak dari campuran daging sapi, babi, rempah-rempah, dan bawang putih.
Photo source: Freepik/Wirestock
Apa Itu Pepperoni?
Nah, pepperoni adalah salah satu variasi salami. Jadi, pepperoni pasti sejenis salami, tetapi salami bukan cuma pepperoni.
Pepperoni menggunakan campuran daging babi dan daging sapi yang diawetkan. Dalam olahan daging itu juga dibumbui paprika, cabai, dan rempah-rempah lain, seperti adas, mustard, dan lada hitam.
Pepperoni memiliki tekstur lebih lembut dengan rasa berasap dan warna merah cerah. Salami pepperoni boleh dibilang bagian dari tradisi imigran Italia di Amerika Serikat yang muncul pada awal tahun 1990-an.
Itu sebabnya pizza pepperoni begitu populer di AS dan kerap jadi menu favorit banyak orang. Maka, jangan harap kamu bisa menemukan pizza pepperoni dengan mudah di Italia. Kalau pun ada irisan daging tipis di atas pizza, kemungkinan besar itu jenis salami lain, bukan pepperoni.
Photo source: Freepik/Pressahotkey
Perbedaan Salami dan Pepperoni
Oke, jadi apa perbedaan salami dan pepperoni?
Perbedaan pepperoni dan salami dapat terjawab dari dua hal berikut:
Bahan utama
Salami dapat dibuat menggunakan beberapa jenis daging. Misalnya, daging babi, daging unggas, dan daging sapi. Pepperoni umumnya mengandalkan campuran daging sapi dan daging babi.
Rasa dan tekstur
Dari segi rasa, pepperoni memiliki rasa lebih lembut dan kadang lebih pedas. Saat dipanggang sebagai topping pizza, pinggiran pepperoni akan berubah jadi renyah.
Pepperoni juga terasa sedikit smokey. Namun, tekstur salami cenderung lebih berbutir kasar, tidak sehalus dan selembut pepperoni.
Cara makan
Salami selalu tersaji dalam piring antipasto dingin. Salami kerap dimakan sendiri, atau dinikmati bersama keju, anggur, dan buah-buahan yang dapat memperkuat kerumitan rasa salami. Selain itu, salami bisa disajikan dingin bersama salad atau diiris untuk isian sandwich.
Pepperoni kebanyakan hanya dimakan sebagai topping pizza. Kalaupun ada hidangan lain yang memakai pepperoni, itu semata untuk menghadirkan rasa pizza dalam makanan tersebut.
Photo source: Freepik/KamranAydinov
Perbedaan Pepperoni dan Sosis
Membahas salami vs pepperoni belum lengkap tanpa cari tahu perbedaan pepperoni dan sosis. Berikut beberapa perbedaan antara olahan daging tersebut.
Bahan yang digunakan
Pepperoni memakai daging babi dan sapi yang diawetkan. Sementara sosis dapat terbuat dari daging babi, sapi, maupun ayam yang telah digiling. Bumbu yang ditambahkan memberi rasa unik baik pada pepperoni maupun sosis.
Rasa
Pepperoni terasa pedas dan smokey. Sosis memiliki rasa lebih lembut dari pemakaian bumbu dan rempah yang berbeda.
Tekstur
Irisan tipis pepperoni memberi sensasi rasa renyah di pinggiran sekaligus sedikit kenyal saat mengigit pizza. Sosis menambah variasi tekstur topping berupa potongan atau remahan daging di atas pizza.
Baik pepperoni maupun sosis, sama-sama dapat ditambahkan sebagai topping pizza. Namun, pemakaian sosis lebih variatif. Kamu dapat memakannya begitu saja, dihancurkan atau dipotong sebagai tambahan isian suatu hidangan.
Photo source: Freepik/Freepik
Itulah penjelasan salami vs pepperoni, berikut perbedaan keduanya. Perbedaan bahan, rasa, tekstur, hingga cara menyantapnya tentu membantu kamu lebih paham bagaimana memasak kedua jenis daging olahan tersebut. Jadi, jangan sampai salah pilih ya!