Awalnya Makanan Kaum Papa
Sebelum lebih jauh membahas sejarah ayam kalasan, tidak ada salahnya jika kita lebih dahulu membahas sejarah dari ayam goreng. Sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, resep ayam goreng untuk pertama kali dicatat sebagai resep masakan dalam buku yang ditulis oleh Hannah Glasse. Buku ini ditulis Hannah di Skotlandia pada tahun 1747. Meski begitu, resep ayam goreng ini sendiri sebenarnya sudah tersebar di seluruh dunia dengan ke-khas-an masing-masing.Photo source: divascancook.com
Ayam goreng baru benar-benar melenjit namanya di sekitar tahun 1930-an. Pada kisaran tahun ini, mulai banyak kedai ayam goreng tepung yang dibuka di Amerika Serikat. Ayam goreng tepung yang digunakan dalam kedai ini dipercaya berasal dari menggunakan resep yang dibawa oleh budak dari kawasan barat Afrika. Afrika? Ya, kawasan barat Afrika punya kebiasaan menggoreng ayam. Jika dilihat sekilas, akan sedikit mengherankan bagaimana mungkin di tengah isu rasisme yang berkembang pesat pada masa itu dapat menggabungkan kedua negara ini. Namun, pengecualian tampaknya terjadi di bidang kuliner. Tak butuh waktu lama untuk menunggu terjadinya ledakan bisnis penjualan ayam goreng a la selatan Amerika ini. Kemunculan imigran yang sebagian besar kelas pekerja pada sekitar tahun 1930-an ini membuat demand untuk hadirnya fried chicken makin besar. Selain itu, seiring ditutupnya kawasan pertanian di kawasan selatan AS, penduduk AS membentuk keluarga dan hidup di rumah masing-masing. Kejadian ini membuat fried chicken bisa disajikan sebagai lauk makanan setiap orang.Mbok Berek Sang Pelopor
Photo source: koki-dapurkita.blogspot.com
Masuk ke ayam kalasan, tidak banyak yang tahu, di balik menjulangnya nama ayam kalasan sebagai salah satu makanan khas Yogyakarta, ada nama Mbok Berek yang terselip. Namun, siapakah sebenarnya Mbok Berek? Bukankah itu hanya nama dari sebuah restoran yang menjual ayam kalasan? Mbok Berek pada awalnya lahir dengan nama Nini Ronodikromo. Beranjak dewasa, ia lebih dikenal dengan nama Nyi Rame. Ketika dirinya menikah dengan Djakiman, mereka akhirnya tinggal di sebuah desa yang bernama Candisari yang berada di Kecamatan Kalasan, Yogyakarta. Ketika mereka menikah, mereka dikaruniai dengan 6 orang anak. Salah satu di antara anak mereka terlahir dengan sifat rewel dan suka menangis hingga menjerit-jerit. Dalam Bahasa Jawa, kelakuan anak kecil semacam ini dikenal dengan istilah berek-berek. Itulah mengapa di kemudian hari Nyi Rame dikenal dengan nama Mbok Berek. Mbok Berek dalam kesehariannya memiliki usaha kedai ayam goreng. Sebutan Mbok Berek yang akhirnya disematkan pada dirinya dianggap sebagai anugerah karena orang akhirnya dapat lebih mengenali kedai makan yang ia miliki. Ayam goreng di kedai milik Mbok Berek memiliki sebuah ciri khas. Ia membuat ayam goreng hanya dengan bumbu dan cara yang sederhana. Namun, dari racikan tangannya, ayam goreng yang dibuatnya tersebut memiliki citarasa yang berbeda dengan kebanyakan rasa ayam goreng pada masa itu.Puncak Kejayaan yang Tak Lama
Photo source: masakapahariini.com
Tak ayal ciri khas khusus ini akhirnya membawa banyak pengunjung yang penasaran akan rasa dari ayam goreng miliki Mbok Berek. Puncaknya adalah ketika kedai ini akhirnya dikunjungi oleh Presiden Soekarno yang mampir untuk makan. Semenjak kedatangan Presiden Soekarno kedai ini semakin ramai dan Mbok Berek yang kewalahan mulai mempekerjakan warga sekitar agar bisa melayani pengunjung. Sayangnya, di sekitar tahun 1960-an kedai ini bangkrut dan terpaksa menutup usahanya. Warga sekitar yang tadinya bekerja di kedai milik Mbok Berek akhirnya membuka kedainya sendiri-sendiri. Berawal dari kejadian inilah istilah ayam kalasan akhirnya menyebar luas dan menjadi salah satu varian dari ayam goreng khas Indonesia. Bahkan, salah satu restoran ayam goreng legendaris, Ayam Goreng Ny. Suharti, pada awalnya menggunakan nama Mbok Berek sebelum memutuskan untuk menggunakan namanya sendiri.Tak Cukup Hanya Sekali
Biasanya, setiap orang yang baru mencoba ayam kalasan untuk pertama kali akan menjadi ketagihan untuk terus memakannya. Salah satu penyebabnya adalah dibandingkan varian ayam goreng lainnya, ayam kalasan memiliki rasa yang cenderung manis dan gurih. Tekstur dagingnya yang sangat empuk membuatnya mudah untuk dimakan siapa saja. Belum lagi ditambah dengan ciri khas ayam kalasan, yaitu kremesan.Photo source: resepmakanan.website
Meskipun memiliki tekstur yang empuk, kebanyakan ayam kalasan menggunakan ayam kampung sebagai bahan dasar utamanya. Ayam kampung yang dikenal memiliki tekstur alot mampu diolah sedemikian rupa agar memiliki tekstur empuk. Kuncinya adalah penggunaan ayam kampung muda. Daging ayam yang sudah dipotong-potong dibumbui terlebih dulu. Bumbunya hanya menggunakan campuran bawang putih, bawang merah, garam, ketumbar, lengkuas, daun salam, serta gula merah. Setelahnya merupakan kunci dari khasnya rasa ayam kalasan. Pada tahap ini daging ayam direbus dalam santan kelapa hingga empuk. Karena sudah matang saat direbus, waktu penggorengan ayam pun jadi tak perlu terlalu lama. Khasnya olahan ayam kalasan memang tak digoreng hingga terlalu kering. Bicara mengenai pendamping setia ayam kalasan, kremesan dalam sajian ayam goreng kalasan diolah dengan cara yang tak kalah unik. Kremes dibuat dengan memanfaatkan kaldu ayam yang dicampur dengan tepung kanji dan telur. Berbeda dengan kremesan yang dibuat menggunakan tepung terigu atau tepung beras, kremesan yang dibuat menggunakan tepung kanji ini menjadi lebih renyah dan tak mudah melempem. Warna kremesannya pun menjadi tak terlalu kecoklatan. Ayam goreng kalasan dan kremesan tersebut terasa lebih nikmat ketika disajikan bersama lalapan segar dan sambal. Rasa pedas dari sambal dapat berpadu sempurna dengan gurihnya daging ayam serta kremesan. Mendadak ngidam ayam kalasan? Tenang saja, kalian tidak usah jauh-jauh pergi ke Yogyakarta. Temukan ayam kalasan di 7 restoran enak di Jakarta yang punya masakan ayam paling enak ini.