Bicara sejarah kue lidah kucing, kita harus mundur ke era kolonial Belanda. Ya, selain nastar dan kastengel, lidah kucing juga termasuk kue kering warisan Belanda yang masih populer hingga kini.
Orang juga mengenalnya sebagai katetong lidah kucing, nama kue ini dalam bahasa Belanda. Namun, seperti apa sebenarnya asal-usul kue lidah kucing? Benarkah negara lain juga memiliki kue sejenis? Begini penjelasan selengkapnya.
Asal-Usul Kue Lidah Kucing
Menurut laman Wikipedia, resep original lidah kucing kemungkinan besar berasal dari abad ke-17 di Prancis. Kue ini dibuat dari putih telur, tepung gandum, gula, mentega, dan vanila. Adonan kue dipanggang di oven sampai matang. Kadang ada penambahan bahan sebagai varian rasa, seperti coklat dan rempah-rempah.
Dalam khazanah kuliner Eropa, lidah kucing kerap disajikan bersama ganache, krim, atau selai yang disusun menyerupai sandwich. Kadang kue ini juga dicelupkan ke coklat untuk memberi rasa berbeda.
Biasanya, adonan lidah kucing dipanggang dengan loyang khusus yang berisi cekungan tipis dan memanjang. Dalam bahasa Prancis, cetakan itu disebut langue-de-chat. Cetakan serupa juga dipakai untuk membuat eclairs dan kue ladyfingers.

Photo source: @resepkueandalan
Lidah Kucing Saat Hari Raya
Pernahkah kamu bertanya mengapa kue kering seperti lidah kucing selalu mengisi meja tamu saat hari raya Lebaran, Natal, atau Imlek tiba?
Semua bermula dari pengenalan kue kering oleh Belanda pada era kolonial. Bangsa Eropa dan para priyayi saling mengirimkan makanan yang sebetulnya berlatarkan kepentingan politik dan bisnis.
Tradisi antar-mengantar makanan itu cuma ada saat momen tertentu, yaitu perayaan Natal dan Idul Fitri. Kue kering juga merepresentasikan akulturasi budaya di Indonesia.
Sebelumnya masyarakat Indonesia menyajikan kue basah yang tidak tahan lama. Namun, setelah berinteraksi dengan bangsa Belanda di Indonesia, terjadi perubahan selera, termasuk soal jamuan dan kirim-mengirim antaran ini.
Masyarakat menengah ke atas Indonesia pun enggan lagi menyajikan kue basah tradisional. Kue kering yang diperkenalkan bangsa Belanda jadi pilihan karena awet hingga berminggu-minggu.
Itu sebabnya menyajikan kue-kue kering seperti lidah kucing saat hari raya bisa menunjukkan derajat sosial seseorang di mata masyarakat. Pas untuk mempercantik meja tamu di rumah selama Natal atau Lebaran, bukan?

Photo source: @medeline_by_messie
Lidah Kucing di Berbagai Negara
Lidah kucing termasuk kue populer di berbagai negara. Bentuknya pun serupa tapi tak sama. Di mana saja kamu bisa menemukan kue ini?
Belanda
Kattentongen punya bentuk hampir sama dengan lidah kucing di Indonesia. Dari Belanda juga orang Indonesia mengenal kue kering klasik ini, bersama dengan nastar, kastengel, dan jan hagel.

Photo source: @lucla.bites
Prancis
Langue-de-chat, demikian orang Prancis menyebutnya, kerap disantap bersama sorbet atau es krim. Di Kepulauan Canary yang masih koloni Prancis, lidah kucing menjadi pelengkap bienmesabe, dessert manis dari madu, kuning telur, dan almond.

Photo source: @cuisine_etudiant_officiel
Jepang
Langue de chat (ラング・ド・シャ, dibaca rangu do sha) di Jepang berbentuk lingkaran atau persegi. Kue lidah kucing ini diisi coklat putih dan ditangkup menyerupai sandwich, sering disebut juga Shiroi Koibito. Ini salah satu oleh-oleh favorit dari Jepang lho.

Photo source: @peenutbuttersandwich
Italia
Orang Italia mengenalnya dengan nama lingue di gatto. Kue ini juga dapat disantap begitu saja sebagai camilan teman minum teh atau es krim. Uniknya, lingue di gatto yang masih panas bisa dibentuk melengkung dengan bantuan rolling pin. Pas buat dijadikan dekorasi atau kreasi dessert lainnya.

Photo source: @italiancakesit
Hungaria
Di Hungaria sebutan lidah kucing atau macskanyelv justru merujuk pada coklat batang kecil memanjang. Adalah Emil Gerbeaud, seorang baker asal Swiss di Budapest yang pertama kali membuat kue itu pada tahun 1880-an. Lidah kucing coklat ini masih diproduksi Szerencsi serta menganggapnya sebagai makanan manis asli Hungaria.

Photo source: @chocomaze_magyarorszag
Seperti Apa Rasa Lidah Kucing?
Lantaran terbuat dari putih telur, terigu, mentega, dan gula, kue kering memanjang ini memiliki tekstur renyah. Aroma mentega menambahkan kelezatan lidah kucing saat digigit sehingga makan satu terasa kurang.
Kue kering ini juga cenderung tipis dan rapuh alias mudah hancur. Namun, justru di situ kenikmatan lidah kucing sesungguhnya, terutama saat digigit dan kue terasa lumer di dalam mulut.
Dengan tekstur dan bentuk demikian, penyimpanan kue pun perlu perhatian ekstra. Pastikan kamu menyimpannya di dalam wadah kedap udara agar kue tetap renyah dan tidak melempem.

Photo source: @yulichia88
Varian Kue Lidah Kucing
Kue lidah kucing telah lama menjadi camilan klasik yang populer di berbagai belahan dunia. Rasa manis yang lezat di balik tekstur tipis dan renyah membuatnya cocok disantap bersama teh dan kopi.
Belakangan kue ini juga hadir dalam variasi rasa dan bentuk yang menarik. Beberapa variasi tersebut sempat booming dan mencuri perhatian penikmat kue kering, antara lain:
Lidah kucing coklat
Penambahan coklat bubuk atau coklat cair dalam adonan menghasilkan citarasa coklat yang kaya pada setiap lidah kucing. Namun, ada juga yang memilih mencelupkan lidah kucing pada coklat leleh. Setelah coklat mengeras, sensasi rasa vanila dan coklat berpadu sempurna saat kamu menggigit kue ini.

Photo source: @cynthiahali
Lidah kucing rainbow
Pesona warna-warni pelangi memang tidak pernah salah. Lidah kucing rainbow berhasil memikat anak-anak yang menyukai kue renyah, manis, dan penuh warna.

Photo source: @riskajuliannaa
Lidah kucing kopi
Varian lidah kucing kopi menciptakan aroma khas kopi dan hint rasa pahit dalam manisnya vanila. Rasa tersebut diperoleh dari penambahan kopi bubuk atau ekstrak kopi ke dalam adonan.

Photo source: @inamaniez
Lidah kucing keju
Keju ibarat teman sejati vanila. Perpaduan rasa manis dan gurih lidah kucing keju justru terasa serasi di lidah. Dijamin siapa saja ketagihan untuk makan lagi dan lagi.

Photo source: @the_sutedjos_family
Lidah kucing matcha
Tren matcha juga merambah ke lidah kucing! Dengan menambahkan bubuk matcha dalam adonan, kue renyah ini langsung memiliki aroma dan rasa teh hijau yang menggoda.

Photo source: @mdwisintaa
Menarik juga ya sejarah kue lidah kucing, si tipis dan renyah ini. Siapa sangka ternyata katetong lidah kucing tak hanya populer di Indonesia dan Belanda, tetapi juga di negara lain.
Satu hal yang pasti, kue lidah kucing selalu masuk top list kue kering di hari raya apa pun. Bagaimana dengan kamu, apakah kamu juga penggemar berat kue ini?