Hubungan Cokelat dan Cinta Dimulai dari Tradisi Bangsa Kuno
Anggapan bahwa cokelat punya kaitan yang erat dengan cinta bukanlah hal baru. Sejarah mencatat, bangsa Maya merupakan suku pertama yang mengasosiasikan cokelat dengan cinta sejak 1500 SM. Mereka meracik minuman cokelat istimewa untuk upacara pernikahan. Di acara tersebut tercatat bahwa ada momen ritual di mana pengantin laki-laki dan perempuan saling bergantian menegak minuman cokelat. Itulah kali pertama cokelat dihubung-hubungkan dengan dunia percintaan. Tak hanya itu, suku Aztec juga mengamini bahwa cokelat merupakan tanda cinta. Di abad ke-16, penguasa suku Aztec di abad ke-16, Montezuma II, diduga mengonsumsi cokelat dalam jumlah yang sangat besar demi meningkatkan libidonya agar momen romantis dengan pasangannya di ranjang menjadi hal yang luar biasa. Kandungan tryptophan and phenylethylamine di dalam cokelat memang dianggap mempengaruhi perasaan cinta dan hasrat dalam diri seseorang. Jadi tidak heran jika cokelat dianggap sebagai alat alami untuk meningkatkan gairah cinta. Kedua catatan sejarah ini dengan jelas menegaskan ada hubungan instimewa antara cokelat dan cinta. Tidak salah jika sampai sekarang cokelat menjadi ikon hari Valentine yang merupakan hari kasih sayang.Hubungan Cokelat dan Hari Valentine Dimulai di Eropa
Dimulai dari catatan sejarah kuno di atas, hubungan antara cokelat dan cinta semakin digaungkan dari generasi ke generasi. Kalian mungkin bertanya-tanya, kapan tepatnya hubungan cokelat dan hari Valentine dimulai? Hal ini tidak lepas dari sejarah hari Valentine. Tulisan Geoffrey Chaucer, seorang penulis dan poet yang berasal dari Inggris, di tahun 1382 merupakan catatan yang pertama kali menyebutkan kalau St. Valentine’s Day adalah hari libur yang romantis. Sejak saat itu, muncullah kebiasaan di mana para kesatria memberikan bunga mawar kepada dambaan hati mereka di hari Valentine. Berhubung komoditas gula masih dianggap sebagai sesuatu yang sangat berharga di Eropa pada zaman tersebut, tidak ada catatan yang mengatakan bahwa pasangan saling memberi cokelat di hari Valentine. Kemudian di tahun 1840, ada gagasan di mana hari Valentine resmi ditetapkan sebagai hari libur untuk merayakan cinta dengan orang terkasih. Gagasan ini berkembang luas ke negara-negara lain yang sama-sama berbahasa Inggris. Semua orang di masa Victoria suka dengan gagasan tersebut, sehingga kebiasaan saling bertukar kado dan surat cinta di hari Valentine menjadi hal yang sangat lazim di masa itu. Adalah Richard Cadbury, seorang pengusaha cokelat di Inggris pada zaman tersebut, yang bertanggung jawab atas tradisi memberi cokelat di hari Valentine. Di tahun 1840an, perusahaannya berhasil berinovasi mengekstrasi cocoa butter dari biji cokelat. Inovasi tersebut menghasilkan minuman cokelat yang lezat. Namun, dalam prosesnya, Cadbury menghasilkan cocoa butter yang terlalu banyak sehingga perusahaannya memutar otak untuk memproduksi olahan cokelat jenis baru yang tidak berbentuk minuman. Jadilah cokelat padat yang kita kenal sekarang. Cokelat padat tersebut dipasarkan dalam kemasan box cantik berbentuk hati. Mulai dari situ, cokelat menjadi sama istimewanya dengan bunga mawar di hari Valentine. Orang-orang mulai memberikan cokelat sebagai ungkapan cinta di hari kasih sayang.Photo source: Pixabay