Kekayaan kuliner Indonesia kembali diakui dunia. Kali ini giliran siomay yang menembus top 10 Best Dumplings in the World versi Taste Atlas, bersanding dengan aneka dumpling dunia seperti gyoza, manti, xiao long bao, dan kuotie.
Namun, tahukah kamu gimana sejarah siomay di Indonesia? Apa sih beda siomay dan dimsum? Ikuti Nibble untuk cari tahu jawabannya, yuk!
Siomay Ada di Peringkat ke-7
Melansir Taste Atlas, siomay dikenal sebagai hidangan Indonesia yang terdiri atas pangsit isi ikan, telur, kentang, kol, tahu, dan pare yang semuanya dikukus. Setelah dikukus, semua isi siomay ditata di atas piring dan dipotong ukuran sekali makan. Bagian terbaiknya, saus kacang pedas manis dituang ke atas siomay.
Tak lupa kucuran kecap manis dan sambal, serta perasan jeruk nipis yang menambah kenikmatan sepiring siomay. Taste Atlas juga mengungkapkan bagaimana keberadaan siomay sebagai jajanan kaki lima wajib orang Indonesia.
Rating 4,7 pun disematkan pada siomay dan berhasil menduduki peringkat 7 Best Rated Dumplings in the World. Siomay berhasil mengungguli Mantou Shengjian, Gyoza, dan Jiaozi.
Photo source: @tasteatlas
Sejarah Siomay di Indonesia
Bagaimana siomay bisa populer di Indonesia? Sejatinya siomay adalah makanan hasil akulturasi dengan kuliner Tionghoa. Bahkan, sejarah menyatakan siomay pertama kali disantap oleh orang Mongolia.
Kehadiran siomay di Indonesia tak lepas dari masuknya para pedagang Tiongkok sekitar abad ke-17. Mereka membawa siu mai (dibaca shoo-my), berupa pangsit bundar mirip keranjang dengan bagian atas terbuka.
Masuk keluarga dimsum, orang Tionghoa membuat siomay dengan dibungkus tepung gandum tipis, berisi daging babi dan udang. Seiring waktu, siomay menjadi bentuk akulturasi kuliner nusantara dan Tionghoa.
Adalah orang Bandung keturunan Tionghoa yang memperkenalkan siomay di Bandung pada 1970-an. Agar bisa diterima masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, adonan siomay pun banyak menggunakan ikan tenggiri atau ayam.
Hingga kini, mencari siomay Bandung adalah hal mudah. Di Kota Kembang, kamu bisa menjumpai siomay di setiap sudut kota. Mulai dari siomay gerobakan, siomay di warung tenda, siomay sepeda, siomay di food court atau pujasera, sampai siomay versi cafe maupun restoran mewah.
Entah bagaimana, rasa siomay Bandung memang khas. Aroma dan rasa ikan tenggirinya nendang, kekenyalannya pas dengan bumbu kacang yang melimpah. Makan siomay gerobakan abang-abang aja rasanya enak banget!
Photo source: @harusbisamasak
Beda Siomay dan Dimsum
Terus apa beda siomay dan dimsum? Seperti kamu tahu, varian dimsum banyak sekali dan siomay cuma salah satunya. Sementara, siomay yang disebutkan dalam daftar Taste Atlas merujuk pada siomay khas Bandung dengan bumbu kacang gurih manis.
Siomay lebih sering menggunakan ikan tenggiri atau ayam sebagai bahan adonan isi. Sementara, dimsum bisa memakai adonan dari ayam, udang, babi, sampai kepiting.
Kemudian, tekstur siomay cenderung lebih kenyal daripada dimsum. Terakhir, bumbu atau saus yang menemani kedua hidangan ini. Jika dimsum dicocol saus asam manis, siomay menggunakan saus kacang kental yang manis dan gurih, ditambah kecap manis, sambal, dan perasan jeruk nipis.
Lebih lanjut, enak tidaknya siomay kembali pada selera masing-masing. Namun, kamu bisa mempertimbangkan beberapa faktor untuk menemukan siomay terenak versimu, antara lain:
- Kekenyalan siomay dan isian adonan siomay pada tahu, kentang, dan pare
- Perbandingan komposisi adonan ikan dan tepung tapioka, yang berpengaruh pada tingkat kekenyalan, rasa gurih, dan kelembutan siomay
- Bumbu kacang, ada yang suka saus kacang lembut, tetapi ada juga yang lebih suka sausnya masih terasa tekstur kacangnya.
Photo source: @christina_leny
Bangga ya karena kelezatan siomay diakui dunia, bersanding dengan deretan dumpling atau pangsit dari negara-negara lain. Ciri khas siomay ada pada bumbu kacang yang memberi sensasi rasa dan tekstur lebih meriah. Tak heran jika makan sepiring siomay sama dengan makan berat alih-alih camilan.
Kalau siomay favorit Nibblers ada di mana? Bisikin ke Nibble ya!