Sebagai Kota Pahlawan, ada banyak tempat wisata Surabaya yang bersejarah. Banyak banget bangunan cagar budaya yang menjadi saksi bisu perjuangan pahlawan dan sisa keemasan era kolonial. Beruntungnya, bangunan-bangunan cagar budaya tersebut masih cukup kokoh berdiri sehingga bisa dijadikan tempat wisata edukasi sejarah.
Selain melakukan napas tilas perjuangan pahlawan, kamu juga bisa sekalian jajan atau kulineran yang ada di sekitaran tempat wisata tersebut. Nah, berikut ini tempat wisata di Surabaya yang bersejarah untuk dikunjungi.
1. Tugu Pahlawan Surabaya
Tempat wisata Surabaya yang pertama untuk kamu kunjungi adalah Monumen Tugu Pahlawan yang jadi sangat ikonik di Kota Perjuangan ini. Lokasinya berada di pusat kota dan dibangun megah di area Taman Kebonrojo, seberang kantor Gubernur Jawa Timur.
Di area Tugu Pahlawan ini juga terdapat Museum Sepuluh Nopember berbentuk piramida. Di museum ini menyimpan berbagai macam dokumentasi perjuangan rakyat Surabaya. Salah satu yang paling ikonik adalah rekaman suara Bung Tomo saat menyemangati arek-arek Suroboyo dalam melawan tentara sekutu.
Di dekat area ini terdapat tempat kuliner street food malam yang terkenal enak, namanya Nasi Bebek Tugu Pahlawan. Lokasinya berada tepat di seberang Tugu Pahlawan dan menjual nasi dengan bebek goreng serundeng khas Madura.
Source: @fari_an14
Alamat: Jalan Pahlawan, Alun-alun Contong, Bubutan, Surabaya.
2. Kawasan Jembatan Merah
Roode Brug alias Jembatan Merah merupakan kawasan paling sibuk pada zaman kolonial Belanda. Di kawasan ini pada masa itu menjadi pusat pemerintahan, gedung perkantoran, serta perdagangan kolonial. Jembatan ini juga dibangun untuk menghubungkan wilayah Surabaya Timur dan Barat yang dipisahkan oleh Sungai Kalimas.
Nama jembatan yang muncul dalam lagu karya maestro keroncong, Gesang Martohartono, ini memang punya nilai sejarah. Di sinilah salah satu saksi bisu pertempuran arek-arek Suroboyo melawan sekutu. Bahkan terbunuhnya Jenderal AWS Mallaby asal Inggris juga terjadi gak jauh dari jembatan ini.
Saat ini kamu bisa mengunjungi jembatan ini untuk mengenang perjuangan pahlawan ataupun berwafoto di sekitarnya. Banyak objek bagus berupa bangunan-bangunan vintage kolonial yang mempercantik foto kamu. Untuk kuliner, di sekitar sini ada warung Depot Sari Spesial Sop Buntut dan Rawon Merah yang legendaris.
Source: @panoramasurabaya
Alamat: Jl. Kembang Jepun No.192, Nyamplungan, Pabean Cantian, Surabaya.
3. Gedung Cerutu
Masih gak jauh dari Jembatan Merah, ada gedung kolonial ikonik yang sering disebut sebagai Gedung Cerutu. Nama cerutu tersebut sebetulnya gak ada hubungan dengan rokok, namun hanya sebutan untuk menara gedung ini yang dianggap mirip cerutu. Gedung ini justru bekas kantor perusahaan gula N.V. Maatsschappij Tot Exploitatie van Het Bureau Gebroders Knaud yang dibangun tahun 1916.
Arsitekturnya yang sangat khas ikonik bergaya kolonial, menjadikannya objek wisata foto yang sangat cantik. Di sekitaran kawasan gedung ini juga banyak tempat kuliner buat isi perut kok. Di antaranya ada Sentra Kuliner Terminal Kasuari, Sentra Kuliner Taman Prestasi, dan Rumah Makan Laksana Jaya II.
Source: @madecaesario
Alamat: Jl. Rajawali No.7, Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Kota Surabaya.
4. Gedung Internatio
Berada di samping Gedung Cerutu dan kawasan Jembatan Merah, Gedung Internatio jadi saksi bisu pertempuran yang menewaskan Jenderal AWS Mallaby. Dahulu gedung ini bernama Internationale Crediten Handelvereeniging yang beroperasi mengatur perdagangan era Kolonial. Lokasinya sendiri berada di sudut Jalan Heerenstraat dan Willemsplein, yang sekarang disebut Jalan Jayengrono.
Gedung kolonial ini masih berdiri kokoh dan tetap mempertahankan arsitektur aslinya yang bisa kamu nikmati. Selain berwisata dan berfoto-foto, tersedia juga beberapa pujasera untuk mengisi perut. Ada Pujasera Terminal Kasuari, Pujasera Taman Prestasi, dan Rumah Makan Laksana Jaya II.
Source: @mumun96
Alamat: Krembangan Selatan, Krembangan, Surabaya.
5. Hotel Majapahit (Hotel Yamato)
Masih ingat gak nih pelajaran sejarah tentang peristiwa perobekan warna biru di bendera Belanda? Peristiwa tanggal 19 September 1945 tersebut terjadi di atas Hotel Yamato alias Hotel Oranje Surabaya. Saat ini hotel tersebut masih berdiri kokoh dan jadi hotel bintang 5 favorit di Surabaya, bernama Hotel Majapahit.
Dibangun tahun 1910, kamu bisa merasakan vibes gaya hidup serba mewah dari para pajabat dan penguasa kolonial di zaman dahulu. Di dalamnya pun terdapat Sarkies Restaurant yang menyediakan buffet style dengan menu oriental serta seafood yang lezat. Selain itu, ada Indigo Restaurant di mana kamu bisa merasakan kuliner Lokal, Asia Tenggara, hingga Western.
Source: @hotelmajapahitsby
Alamat: Hotel Majapahit, Jl. Tunjungan No. 65, Genteng, Surabaya.
6. Gedung Siola (Museum Surabaya)
Berlokasi di kawasan Tunjungan, tempat wisata Surabaya bersejarah berikutnya ada Gedung Siola. Gedung Siola didirikan tahun 1877 oleh Robert Laidlaw (1856-1935), seorang pengusaha retail ternama asal Inggris. Dioperasikan oleh perusahaan bisnis Whiteaway Laidlaw & Co, gedung ini jadi salah satu yang paling indah di Hindia Belanda.
Ketika Jepang berkuasa, gedung ini diambil alih untuk toko perdagangan sepatu dan tas bernama Chiyoda. Namun sayang, pertempuran Surabaya membuat gedung megah ini rusak parah dan baru dioperasikan kembali tahun 1960 an oleh lima orang pengusaha. Kelimanya bernama Soemitro, Ing Wibisono, Ong, Liem dan Ang yang inisial mereka disingkat menjadi SIOLA.
Setelah sempat terbengkalai tahun 1998 sampai 2000 an, akhirnya tahun 2015 gedung ini dijadikan Museum Surabaya. Selain museum, terdapat juga sentra kuliner untuk menghidupkan kawasan ini. Di kawasan inipun juga terdapat warung bakmi ayam legendaris bernama Mie Ayam Jakarta Siola.
Source: @edi_pocet
Alamat: Jl. Tunjungan, No.1, Genteng, Surabaya.
7. Jalan Peneleh
Tempat wisata Surabaya yang bersejarah berikutnya adalah Jalan Peneleh yang legendaris. Kawasan Jalan Peneleh termasuk kampung tertua di Surabaya, tapi siapa sangka di balik kampung kota ini lahirlah para tokoh pergerakan nasional. Presiden RI pertama yakni Ir. Soekarno ternyata lahir di kawasan Peneleh ini, tepatnya di Jalan Pandean IV nomer 50.
Selanjutnya HOS Tjokroaminoto yang dikenal sebagai guru bangsa juga mempunyai rumah dan usaha kos-kosan di Gang Peneleh VII nomor 29—31. Dari kos-kosan inilah merupakan tempat menginap sekaligus beradu pikiran para pemuda yang nantinya jadi tokoh pergerakan bangsa. Tercatat dari mulai Kusno alias Soekarno, hingga Kartosuwiryo, Semaun, Alimin, dan Musso merupakan alumni kos-kosan revolusioner ini.
Selain napak tilas para tokoh pergerakan, terdapat juga Masjid Jami Peneleh peninggalan Sunan Ampel hingga pemakaman Belanda yang bergaya gothic. Untuk urusan kuliner, tersedia tempat makan khas Chinese hingga nasi campur Bali. Beberapa yang bisa dicoba antara lain, Bakcang Peneleh, Depot Jepun Bali, dan Depot Singaraja Pak Gede.
Source: @andikset
Alamat: Jl. Peneleh Gang VII nomor 29—31, Surabaya.
8. Wisata Religi Sunan Ampel
Bagi para peziarah dan peminat wisata religi, kawasan Masjid Sunan Ampel di Surabaya Utara ini sangatlah terkenal. Area Masjid Sunan Ampel ini menjadi kompleks wisata sejarah dan religi paling dihormati masyarakat Muslim Surabaya. Selain masjid, terdapat makam para tokoh penyebar ajaran Islam termasuk makam Sunan Ampel yang merupakan salah satu dari Walisongo.
Gak cuman kompleks wisata religi, kawasan ini juga dihuni masyarakat keturunan Arab-Hadramaut hingga Tionghoa yang sudah turun-temurun selama ratusan tahun. Hal itu turut mempengaruhi aspek kuliner, di mana makanan berempah khas Timur Tengah sangat mendominasi kuliner di Ampel. Kamu bisa bersantap aneka menu seperti nasi kebuli, nasi briyani, kambing panggang madu, hingga gule dengan roti maryam.
Source: @masjidampel
Alamat: Jl. Ampel Masjid No.53, Ampel, Kec. Semampir, Kota Surabaya.
9. Arca Joko Dolog
Arca Joko Dolog dikenal juga dengan Arca Buddha Mahasobya yang disebut-sebut sebagai perwujudan dari Prabu Kertanegara, seorang Raja dari Kerajaan Singasari. Diperkirakan arca perwujudan Prabu Kertanegara ini dibuat pada tahun 1289 M. Pada tahun 1817, Residen de Salls, ingin membawa arca ini dari Trowulan ke Belanda, namun begitu sampai Pelabuhan Surabaya kapalnya mengalami kebocoran.
Akhirnya Arca Joko Dolog ini sampai sekarang tersimpan di Jalan Taman Apsari, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Banyak pengunjung datang untuk belajar sejarah dan arkeologi, maupun sembahyang serta melakukan ritual doa. Untuk kulineran, terdapat Nasi Goreng Pak Kumis atau Nasi Goreng Joko Dolog yang punya menu nasi goreng krengsengan yang enak.
Source: @neslya_sn
Alamat: Jalan Taman Apsari, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya.
10. Museum W.R. Soepratman
Siapa yang gak kenal dengan Wage Rudolf Soepratman yang berkat karya gubahannya lah menjadi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Untuk napak tilas kehidupan Sang Maestro ini, kamu bisa mengunjungi museumnya di Jl. Mangga No.21, Gedang Sewu, Kec. Tambaksari, Surabaya. Museum ini didirikan di rumah yang pada tahun 1937 pernah ditinggali oleh W.R. Soepratman.
Kamu bisa melihat replika baju dan biola yang dipakai beliau saat pertama kali memperdengarkan lagu ciptaannya di Kongres Sumpah Pemuda. Selain itu kamu juga bisa melihat tulisan tangan asli Sang Maestro ketika membuat lirik lagu Indonesia Raya. Kamu pun juga bisa merasakan langsung suasana rumah bergaya vintage yang asli pernah ditinggali oleh beliau.
Ada beberapa tempat makan yang cukup populer di sekitaran sini. Di antaranya Sate Ayam WR. Soepratman, Rawon Setan Embong Malang, dan Sentra Kuliner Taman Prestasi yang punya segudang menu sedap dari berbagai tenant di sana.
Source: @museum.wrsoepratman
Alamat: Jl. Mangga No.21, Tambaksari, Kec. Tambaksari, Kota Surabaya.
Itu dia tempat wisata di Surabaya yang bersejarah untuk mengenang perjuangan para pahlawan. Gak salah memang kalau ibukota Jawa Timur ini dijuluki sebagai Kota Pahlawan. Karena banyak sekali peristiwa perjuangan penting dan tokoh bangsa yang lahir atau pernah tinggal di kota ini.