Tempe merupakan salah satu bahan pangan favorit masyarakat Indonesia. Saking digemarinya, konon makan belum lengkap kalau gak ada tempe. Makanan ini disukai bukan cuma karena harganya yang murah, tapi juga tinggi protein. Ngomong-ngomong soal tempe, kalian pernah gak sih dengar tentang inovasi tempe Indomie?
Ya, kalau biasanya tempe dibikin dari kacang kedelai, sekarang ada lho kreasi tempe dari Indomie. Inovasi yang satu ini lagi ramai dibicarakan di dunia maya dalam beberapa pekan terakhir karena keunikannya.
Tempe Indomie dan Indonesia Tempe Movement
Sedikit informasi, tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia yang sudah ada sebelum abad ke-16. Dalam 100 gram tempe terkandung setidaknya 193 kalori dan 19 gram protein. Nggak heran kalau makanan ini selalu jadi menu
plant-based favorit buat mereka yang sedang menjalani program diet.
Oh ya, tempe dibuat dari kacang kedelai yang dikukus, lalu dicampur dengan ragi dan didiamkan (fermentasi) selama 18-72 jam. Dari proses fermentasi inilah muncul jamur-jamur yang menyelimuti bagian dalam dan luar tempe. Makin tebal jamurnya, makin enak rasa tempenya.
Tempe juga selalu jadi alternatif untuk golongan
vegetarian yang gak makan daging, lho. Betul, makanan ini bisa diolah sedemikian rupa hingga rasanya mirip seperti daging sungguhan. Jadi, sehatnya dapat, puasnya juga dapat.
Lalu, gimana sih dengan cerita di balik tempe Indomie yang viral itu? Ide kreatif ini ternyata datang dari seorang ilmuwan pangan, yaitu Dr. Driando Ahnan-Winarno dan Wida Winarno yang merupakan
founder Indonesia Tempe Movement (ITM).
ITM adalah sebuah organisasi non-profit berskala internasional yang bertujuan mengampanyekan tempe sebagai bahan pangan yang murah, bernutrisi, dan
sustainable. Di laman website-nya, ITM bahkan menerangkan kalau tempe punya kandungan protein yang sama dengan daging sapi lho. Tentu saja dengan harga yang jauh lebih murah dan 10x lebih ramah lingkungan. Wih, menarik banget kan?
Oh iya, gerakan memperkenalkan tempe secara global ini gak cuma dilakukan lewat media sosial lho. Sang
founder juga aktif melakukan berbagai kegiatan supaya nama tempe kian bersinar, mulai dari diskusi ilmiah,
food diplomacy, workshop, charity, pameran dan lomba, penelitian, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Nah, tempe Indomie ini hanya salah satu bentuk kampanye ITM dalam membumikan tempe kepada masyarakat luas. Harapannya sih tempe gak lagi dipandang sebagai bahan pangan kelas rendah karena kandungan gizinya terbukti gak kaleng-kaleng. Kalau ilmuwan aja sudah bersabda begitu, masa sih kita gak percaya? Hihi...
Kisah di Balik Tempe Indomie yang Viral
Tahun 2016 lalu saat masih berkuliah di University of Massachusetts Amhrest, AS, Dr. Driando merasa kangen dengan Indomie. Maklum mencari Indomie di luar negeri kan gak segampang seperti di Tanah Air. Nah, dari situ muncul ide kreatifnya membuat tempe dari Indomie.
Setelah coba-coba, ternyata Dr. Driando berhasil membuat tempe Indomie. Seperti namanya, tempe ini memang dibikin dari mie instan alias gak pakai kacang kedelai seperti tempe pada umumnya.
Setelah kembali ke Indonesia, beliau mulai tertarik nih buat memperkenalkan tempe Indomie ini. Akhirnya Dr. Driando bekerja sama dengan Ayo Telusuri dan produsen mie instan lokal, Indomie, untuk mengadakan workshop membuat tempe berbahan dasar Indomie.
Dalam workshop tersebut dijelaskan juga nih tentang proses pembuatan tempe Indomie. Menurut Dr. Driando, prosesnya gak jauh beda dengan tempe dari kedelai. Hanya dengan durasi yang lebih singkat.
Caranya, rebus mie lalu tiriskan sampai kering dan gak terlalu basah. Saat mie sudah dingin, campur dengan ragi tempe dan masukkan ke dalam wadah yang sudah dilubangi. Bisa pakai bungkus mie instan. Lalu diamkan selama 30 jam. Tempe Indomie pun siap dimasak.
Gimana, gampang banget kan cara bikinnya? Soal rasa, tempe unik yang satu ini nggak kalah enak dari tempe kedelai, lho. Kalian penasaran juga pengen coba?